"Astaga! Apa yang terjadi!?"
Teriakan Apel didalam kamar hotel itu terdengar kencang namun tidak dapat membangunkan Andro dari mimpi indahnya.
Apel membuka matanya saat bias cahaya matahari yang merasuk masuk melalui sela-sela horden jendela kamar hotel tersebut menerpa wajahnya, awalnya dia tidak mengingat apapun sebelum ia menyadari bahwa ia tengah tertidur dalam kondisi telanjang bersama seorang pria yang jauh lebih tua dari nya di kamar hotel tersebut.
Apel menarik selimut untuk menutupi dirinya sebelum rasa ngilu yang berasal dari lobang sensitifnya membuat pikirannya terbang kemana-mana.
"Darah?"
Apel menatap segumpal tissu putih yang berbercak darah membuat pikirannya kembali terbang kemana-mana, air matanya perlahan menetes saat ia menyimpulkan kejadian semalam dengan hasil analisis-nya.
"Tidak! Ini tidak boleh terjadi," Apel bangkit dan mengusap air matanya.
Ia melihat pakaiannya tercecer dan segera memakai pakaian tersebut, setelah berpikir cukup lama ia sadar betul bahwa dirinya telah dilecehkan oleh pria yang memberinya tumpangan.
Mungkin tadi malam dia berada dalam titik terendah dari hidupnya, namun tidak pagi ini, dihancurkan oleh seorang pria berstatus tunangannya kemarin sudah sangat buruk, dan kali ini dia pastikan dirinya tidak akan diam.
"Harusnya kuberikan saja kepada Evan semalam, ini benar-benar tidak bisa dimaafkan, dia mencoba bermain-main denganku, dia belum tahu siapa diriku," monolog Apel berjalan ke celana Andro yang tercecer juga.
Ia mengangkat celana tersebut dan mengambil dompet milik Andro, ia mencari kartu pengenal dari sosok yang menodainya itu.
Berada dalam Titik terendah itu menyakitkan namun terpuruk bukanlah pilihan, setidaknya begitulah prinsip Apel sekarang.
Apel yang sudah mendapatkan kartu pengenal milik Android segera memasukkan benda tersebut kedalam tas-nya dan sekarang tinggal menyelesaikan sisa-nya.
Plak!
Sebuah tamparan dari Apel di wajah Android membuat pria berdarah Amerika-Prancis ini bangkit saat Apel memberikan tamparan diwajahnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Andro kesal saat melihat Apel berdiri melipat kedua tangannya.
"Pakai pakaianmu, Tuan Pengacara, kau tidak malu dalam kondisi telanjang begitu?" Apel melemparkan pakaian Andro ke Andro sendiri.
Andro menatap gadis yang baru saja dia nikmati tadi malam itu sembari memakai bokser, celana dan kemejanya.
"Rupanya kau sudah bangun, bagaimana rasanya semalam?" tanya Andro mengancing tiga kancing atas kemejanya.
Apel membuang muka dia menarik kerah Andro dan menatap tajam pria yang hampir berusia empat puluh tahun itu.
"Aku tidak ingin bertele-tele, Nikahi aku," ujar Apel yang membuat Andro mendorong tubuh Apel menjauh darinya.
"Tidak akan," jawab Andro mengambil kacamata dari atas nakas.
"Kalau aku memaksa, kau bisa apa Tuan? Kau sudah merebut apa yang berharga dari diriku yang sudah ku pertahankan dan itu tidak gratis," ujar Apel menggerai rambutnya dan menodong Andro dengan tatapan tajam.
"Kalau kau memaksa, aku akan menyebarkan video kita semalam dan tenang saja yang terlihat jelas disana hanya wajahmu," jawab Andro melirik handycam diatas meja tepat didepan ranjang.
Apel menggelengkan kepalanya dan berjalan ke arah meja handycam tersebut kemudian melemparkannya ke lantai.
"Handycam, ini, mati bodoh, jika kau punya rencana sebaiknya kau siapkan baik-baik, lagi pula tidak Ada memori didalam handycammu, itu," ujar Apel yang membuat Andro menelan ludahnya. "Kau salah bermain-main denganku, Tuan,"
Andro terdiam, dia benar-benar salah lawan, Apel bukanlah wanita sembarangan, Andro memutar kepala agar tidak terjebak dalam situasi ini.
"Aku tidak mau, aku membenci pernikahan, aku lebih suka bermain satu malam, dan aku tidak akan bertanggung jawab," ujar Andro mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar dollar kepada Apel.
Apel yang melihat itu mengambil tas-nya dan merogoh isinya. "Uangmu banyak, tapi orang kaya tidak hanya dirimu,"
Apel melemparkan uangnya kepada Android yang membuat Andro berpikir keras bahwa Apel akan benar-benar meminta pertanggungjawaban dari nya.
"Dengarkan aku! Aku tidak akan bertanggungjawab!" kesal Andro berjalan keluar dari kamar hotel tersebut meninggalkan Apel yang masih berdiri di dalamnya.
Apel terdiam dan mengeluarkan kartu pengenal Andro, ia membaca kartu tersebut dan menyeringai sinis. "Kau Singa sudah masuk ke perangkap tikus, bagaimana kalau aku yang menjebakmu dalam belenggu pernikahan?"
"Baris baru balas dendam ku, Tuan Andromeda," lanjut Apel sinis.
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
ternyata Apel,,wanita cerdik dan cerdas,,hemm slah cari lawan Andro mau menekan Apel
2025-01-13
0
Musniwati Elikibasmahulette
wah ,hebat ,ini baru namanya wanita tangguh ❤️♥️❤️❤️♥️😍😍😍
2023-10-01
1
Katherina Ajawaila
kasian Apel, barang antik nya di jaga akirnya pecah sm Don Juan depresi.
2023-03-07
0