"Tetap didalam rumah, jangan pergi kemana-mana." Ucap David pada kedua gadis itu.
Irena dan Alistya mengangguk mengerti, perasaan Irene sangat buruk, ia sangat khawatir dengan apa yang terjadi selanjutnya.
"Sayang berhati-hatilah." Ucap Irena.
"Hmmm." David mencium kening Irena sesaat lalu pergi.
"Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang."
"Tenanglah sayang, kita akan baik-baik saja percaya pada ku." Irena menangkup pipi Listya dan segera memeluknya.
"Semoga." batin Listya.
.........
" David sudah pergi, tuan." Seorang bodyguard memerhatikan dua gadis yang sedang berpelukan.
"Hmm, tetap awasi jangan sampai dia tergores sedikit pun " ...
"Baik tuan." Bodyguard itu mematikan sambungan telfonnya.
.........
"Kau benar-benar membuat ku hilang akal." Dehan mengacak Surai hitamnya, bukan nya berantakan tetapi semakin membuatnya terlihat tampan.
...
"Listya minumlah." Irena memberikan segelas susu hangat.
"Terimakasih. " Listya tersenyum manis dan langsung meminum susu itu dengan beberapa tegukan.
"Enak?" Irena.
"Enak." Listya mengangguk kembali meneguk susu itu hingga kandas.
"Hey lihatlah, kau minum seperti anak kecil saja, lihat bibirmu." Irena terkekeh melihat adiknya tak berubah meski sudah tak bertemu cukup lama.
"Mmm benarkah." Listya meraba bibir hati miliknya.
"Sini aku bersihkan." Irena mengambil tisu dan membersikan sisa susu pada bibir sang adik.
Listya kembali tersenyum.... Namun...
Brak..
Pintu terbuka paksa, dengan banyak pria yang tiba-tiba masuk ke dalam.
"Risyta."
"... " Listya membulatkan matanya terkejut sekaligus panik.
Irena langsung menoleh pada adiknya itu.
"Kau nakal sekali, kenapa kau meninggalkan aku sendiri di rumah." Ucapnya dengan wajah yang susah diartikan.
"Siapa kau? " Irena sigap langsung berdiri di hadapan Listya.
"Ayo pulang." Dehan tak menggubris perkataan Irena.
"Apa yang kau inginkan."
"Hmmm, aku hanya ingin mengambil kembali istriku. " Ucap nya masih dengan wajah yang susah diartikan.
"Kak.." Listya dengan wajah takut mencoba bersembunyi dibelakang Irena.
Dehan melirik bodyguard nya, tanpa ba bi bu para Bodyguard itu langsung menyergap Irena dengan memegang lengan wanita itu.
"Lepaskan!"
"Lepaskan kakakku." Listya ikut membantu Irena melepaskan diri, namun sia-sia jika dibandingkan tubuh nya dengan tubuh para bodyguard itu.
Dehan berjalan mendekati Listya tengah memukuli bodyguard yang memegang Irena.
"Ayo pulang." Dehan menarik tangan Listya.
Listya terkejut, berjongkok mempertahankan tubuh mungilnya. Namun tetap saja kekuatannya tak sebanding dengan pria itu, meski beberapa kali berjongkok ia tetap terseret olehnya.
"Lepaskan aku! Aku tak mau ikut dengan mu."
Tanpa melepaskan pegangannya pada gadis itu, Dehan menuju pintu dan berkata.
"Bunuh wanita itu dan bermain lah sedikit."
"Baik tuan."
"Jangan... Tidak... Lepaskan...sialan! " Irena berteriak ketika semua bodyguard itu mencoba membuka pakaiannya.
Listya melihat itu pun terkejut ia harus bagaimana?, kakaknya? manusia bejat kurang ajar, hanya sumpah serapah didalam hatinya untuk pria sialan ini.
"Ku mohon lepaskan kakakku, baik aku akan ikut dengan mu, aku akan menurut padamu ,aku mohon.."
"Jika Risyta menurut padaku sejak awal ini tak akan terjadi." Ucapnya.
"Hiks.. aku mohon lepaskan dia, aku tak akan kabur lagi, aku akan bersamamu." Ucapnya dengan menahan isak tangis.
Mendengar kata itu keluar dari bibir sang gadis membuatnya tersenyum menang.
"Cukup! " Ucapnya membuat Bodyguard itu berhenti melepaskan pakaian Irena.
Irena terduduk tak berdaya, dengan pakaian yang hampir terbuka semua.
Ia menyilangkan kedua tangannya menutupi tubuh yang terpampang, meski masih memakai bra, itu benar-benar memalukan.
Listya dengan cepat melepaskan pegangan Dehan yang tak erat lagi, dan berlari memeluk Irena.
"Kak.. Maafkan aku hiks..." Ucap nya lirih.
"Tidak sayang.. Kau tak bersalah, aku lah yang seharusnya minta maaf karena tak bisa melindungi mu." Irena memeluk adiknya dengan rasa menyesal.
Dehan melihat itu pun langsung menarik Listya, kini ia tak melawan lagi, ia melirik kakak nya tengah meneriaki namanya. Mereka keluar dari sana, dan betapa terkejut nya dengan pemandangan di luar rumah.
Semua penjaga yang tergeletak tak bernyawa, bau amis darah dimana-mana, ia benar-benar tak habis pikir begitu kejam nya pria ini.
Mereka masuk kedalam mobil hitam milik Dehan dengan diikuti mobil hitam lainnya dari belakang.
Saat mulai masuk kedalam pekarangan mansion milik Dehan, dirinya tetap dibuat takjub, dilihat dari manapun itu rumah yang benar-benar luar biasa.
Dehan membuka pintu dan kembali menarik Listya, sementara gadis itu mau tak mau harus ikut.
Sesampai dikamar.
Dehan mengunci pintu dan menghempaskan tubuh mungil itu pada kasur empuk mereka.
Meski tak terlalu kuat itu membuat Listya takut dan terkejut, Dehan menatap nya datar, tak tahu sekarang apa yang ada dipikiran pria gila ini .
"Malam ini Risyta aku hukum, berani sekali Risyta pergi tanpa seizin ku." Dehan membuka jasnya.
Listya tak berani menatap wajah itu, ia lebih memilih menunduk, Dehan mengangkat dagu gadis itu dengan jari telunjuknya.
"Kau membuatku gila, kau tahu." Mereka benar-benar dekat, Listya bahkan dapat merasakan nafas pria itu diwajahnya.
"Karena itu malam ini, Risyta aku hukum." Dehan mulai mencium bibir Listya dan menindihnya.
"Hmffft... Hmmmffft."
Dehan menyudahi ciuman itu melonggarkan dasi yang ia kenakan.
"A- apa Yang ingin kau lakukan?" Listya kaget bukan main.
Dehan kembali menindihnya dan menciuminya dengan nafsu, tangan nya mulai menjama setiap inci tubuh gadis itu.
Listya mencoba memberontak, namun nihil lagi-lagi Dehan lebih kuat dari pada dirinya. Ia mulai meneteskan air mata, ketika Dehan membuka seluruh pakaiannya.
"Shuttt."
Lovely author ga mau nulis adegan selanjutnya, takutnya memengaruhi pikiran reader.
Skip adegan 18+....
....
Listya mengerjapkan matanya beberapa kali, badannya sakit semua dan kini ia terisak mengingat kejadian semalam.
Sesuatu yang ia jaga selama ini, harus direnggut oleh pria iblis itu. Belum lagi sakit yang ia rasakan pada kewanitaan nya, ia benar-benar hancur, Pria iblis itu sudah pergi sekarang, hanya tinggal dirinya.
Saat hendak bagun rasanya tulang nya retak, perih di bagian kewanitaan nya. Ia memaksakan diri ke kamar mandi dengan tertatih memegang dinding, cukup lama ia berendam di dalam kamar mandi.
Ia kembali terisak mengingat dirinya tak suci lagi, ia benar-benar kacau, mata yang sembab karena tak henti menangis, badan yang dipenuhi tanda merah akibat ciuman pria itu.
Setelah membersihkan tubuh nya yang lengket, Ia mengambil pakaiannya didalam lemari, didalam lemari itu hanya ada dress, ia memakai salah satu yang nyaman untuk keadaan nya sekarang. Ia berjalan pelahan mendekati pintu mencoba membukanya namun pintu itu tak bisa terbuka. Ia berjalan kembali menuju tempat tidur tapi tiba-tiba matanya buram dan sakit kepala menyerang.
Brugh...
...
Brak..
Pintu terbuka menampilkan sosok pria yang terlihat panik dan khawatir, ia mengambil nafas lega melihat gadisnya sedang makan, dan disuapi oleh pelayan.
"Apa kau baik-baik saja?" Ucapnya mendekati gadis itu.
Gadis itu hanya diam, wajah yang begitu pucat, dengan tatapan kosong, Ia mengambil nafas panjang mencoba menahan emosi, mengelus sayang rambut gadis itu dan mengcupnya.
"Maaf aku terlalu kasar." ucapnya.
Ok segini dulu ya Lovely...
Jan lupa Semangatin author terus..
See you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bahagia
2023-02-28
0
Kalista Clara.
jangan lama-lama
2022-03-23
0
Kalista Clara.
aku masih nunggu
2022-03-23
0