Flashback..
Listya berjalan kesana kemari, diikuti dua pelayan dan lima bodyguard nya, sudah dua minggu lebih ia seperti ini. Sebelumnya ia berpikir mustahil bisa kabur sari rumah ini, karena keamanan nya yang begitu ketat dengan CCTV di setiap sudut ruangan.
Hanya kamarnya yang tak diberi CCTV,
atas perintah Dehan, pria itu tak ingin jika anak buahnya melihat istri tersayang nya didalam kamar, ingat satu hal Dehan itu posesif atas apa pun yang menjadi milik nya.
Gadis itu melirik pelayan yang sedari tadi mengikuti nya, sekarang ia harus mulai rencana yang ia persiapkan.
Didalam kamar, dirinya tersenyum manis melihat pakaian yang sedang ia pegang, Ya tentu Saja,sudah satu minggu ia menjahit itu secara diam-diam, ia memotong pakaian berwarna putih dan hitam miliknya nya, untuk membuat pakaian persis seperti seragam pelayan.
Ternyata tak sia-sia ia belajar menjahit, dulu ia dipaksa untuk bisa menjahit, karena itu adalah salah satu keutamaan seorang wanita.
Ia memakai pakaian itu dan tak lupa dengan maskernya, ia keluar kamar dan melihat bodyguard dan pelayan yang menunggu di luar.
"Tunggu!!, sejak kapan kau masuk." Ucap salah satu bodyguard itu.
"Ehh.. Itu tadi sebelum nyonya masuk, aku sedang merapikan kamar." Ucap Listya memberatkan suaranya menatap takut pada bodyguard itu.
"Kenapa kau memakai masker?" Tanya bodyguard yang lainnya.
"Itu- Hachiii. Aku sedang kurang sehat." Ucap Listya pura-pura bersin.
"Ahh baiklah ." Bodyguard itu pun percaya, tak melontarkan pertanyaan lagi.
Listya mulai melangkah keluar, ia masih harus berjalan cukup lama karena halaman rumahnya begitu luas sampai saat pulang pergi harus memakai mobil. Ia terus berjalan menuju gerbang yang begitu besar, di sana sudah ada satpam dan beberapa orang yang berjaga.
" Kau mau kemana? "
"Itu,aku harus pergi, nyonya menyuruh membelikan nya sesuatu."
"Apa itu? "
"Kau tak harus tau, ini prifasi nyonya."
"Buka gerbang nya!! "
Gerbang terbuka, tanpa tunggu lama ia langsung melesat pergi.
"Akhirnya." Batin Listya.
Listya melihat ke sekeliling sepi tak ada kendaraan satupun yang lewat, ia masih terus berjalan hingga sampai ke pusat kota. Ia benar-benar lelah karena berjalan terlalu jauh dan juga merasa jika lututnya membeku akibat kedinginan.
Ia melewati setiap tokoh dan perumahan, sesaat matanya teralihkan pada seorang pria duduk di sebuah Cafe.
"Kak David!!" Teriaknya berlari menuju pria itu.
"Listya." orang yang bernama David itu membulatkan matanya sempurna kala melihat gadis yang ia cari-cari.
David keluar dari Cafe langsung memeluk Listya erat.
"Listya apa kau baik-baik saja?,kau dari mana saja? Aku dan Irena mencari mu." Ucap David berturut- turut.
"A..ku baik-baik saja, aku diculik,aku baru saja kabur." Listya menangis seakan tak percaya bertemu David ditempat ini.
"Baiklah ayo kita pulang, Irena sangat khawatir pada mu." David menuntun Listya menuju mobilnya, ia juga membuka pintu untuk Listya.
Mereka pergi dari sana menuju rumah Irena.
Listya benar-benar lesu karena kelelahan berjalan.
"Tidurlah perjalanan kita masih sedikit jauh." Ucapnya mendapat anggukan dari Listya.
Sekitar dua jam mereka berkendara akhirnya mereka sampai ke rumah. David membangunkan Listya dari tidurnya, lalu memapahnya ke dalam rumah.
"Listya!!" Ucap seorang wanita yang tak lain adalah kakak Listya.
"Kakak." Listya langsung diberikan pelukan hangat dari sang kakak.
Meski mereka saudara tiri namun kedua nya memiliki hubungan yang baik dan saling menyayangi.
Beda halnya dengan ibu tiri yang kejam di dongeng-dongeng, Ibu Irena menikahi ayah Listya sebelum kecelakaan, dan ibu kandung Listya meninggal saat melahirkan Listya. Ibu Irena sangat menyayangi Listya meski Listya bukan anak kandung nya.
"Kau kemana saja Listya, aku sangat khawatir." Irena mendudukkan tubuh Listya di sofa.
"Aku diculik kak, aku disekap oleh seorang pria, ia memaksaku untuk menikahi nya." Listya memeluk tubuh Irena yang sangat ia rindukan.
"Sayang, dimana kau bertemu Listya." Irena menatap David yang berhadapan dengan nya.
Ya David adalah kekasih Irena, ia juga menyayangi Listya seperti adiknya sendiri.
"Kami tak sengaja bertemu dijalan saat aku selesai rapat." ucap David.
"Kau baik-baik saja Listya, apa kau terluka? Dan bagaimana bisa kau sudah menikah. " Ucap Irena bertubi-tubi.
"Jadi siapa pria yang menculikmu Listya? " David pun ikut bertanya.
"Nama nya Dehan." Listya.
Irena dan David berfikir sejenak lalu kemudian barulah David mengerti, hanya ada satu orang yang bernama 'Dehan' di kota ini.
"Kau tak bercanda, Dehan? Jangan main-main Listya." Ucap David memastikan.
"Ada apa sayang, Kau mengenal nya?" Irena menatap David meminta penjelasan darinya.
"Siapa yang tak mengenal Dehan, dia adalah mafia yang sangat ditakuti dunia, bahkan polisi tak mau berurusan dengan nya." Ucap David berhasil membuat kedua gadis itu membulatkan mata mereka.
"Apa!! Mafia? " Irena menatap Listya kasihan dan khawatir.
"Aku takut Kak." Listya kembali memeluk Irena.
"Tak apa sayang, aku disini." Irena mencoba menenangkan Listya.
"Ini akan sangat berbahaya, kalian sama sekali tak aman, Dehan pasti akan segera menemukan Listya." David juga sebenarnya takut berhadapan Dehan, secara ia tahu benar tentang pria itu.
"Kita akan pergi dari sini kita akan pindah ke negara lain." Irena.
"Itu mustahil, karena Dehan menguasai semua bandara, kita tidak bisa pergi begitu saja." David.
"Lalu aku harus diam saja melihat Listya dibawa pria itu? " Irena mulai frustasi.
"Tidak, aku akan melindungi kalian, untuk saat ini tinggal lah di rumahku bersama Listya." David juga tak bisa membiarkan Dehan mengambil orang-orang yang ia sayangi.
Flashback end
Seorang pria dengan wajah datarnya, tiba di rumah yang besar bak istana itu, ia duduk di sofa pribadi nya, seluruh pelayan dan bodyguard telah berbaris rapi dihadapannya.
"Jadi?" Ucapnya meminta penjelasan.
Semua nya menunduk takut melihat tuannya itu,hingga seorang pelayan maju dengan tubuh bergetar hebat.
"Maaf tu-tuan, tadi nyonya masuk kedalam kamarnya, lalu saat saya hendak menjemput nyonya untuk makan siang dia sudah tak ada di kamarnya, padahal kami yakin nyonya tak keluar dari kamar." Ucap pelayan itu gagap.
BANKK..
Suara pistol terdengar ke seluruh ruangan, ditangannya terdapat sebuah pistol yang baru saja ia gunakan.
Semuanya terkejut dan menutup mata mereka, tak berani melirik.
"Aku tak butuh maaf dari kalian, jangan membela diri kalau kalian masih ingin hidup."
"Bereskan!! "
Beberapa bodyguard mengangkat mayat wanita itu, pergi dari sana.
"Tuan, nyonya menyamar menjadi seorang pelayan, dan kini tengah berada di rumah seorang CEO sebuah perusahaan tambang, bernama David."
"David? "
"Ya tuan, nyonya bersama dengan kakak tirinya yang bernama Irena." Lanjut nya.
"Hmm." Dehan menunjukan senyum iblis nya.
"Tuan apa perlu kita habisi?" Ucap bawahan itu meminta persetujuan Dehan.
"Tidak , biarkan saja, tetap awasi dia." Ucap Dehan datar.
"Baik tuan." Semuanya mengangguk.
"Berani sekali, David kau akan tau akibatnya." Pria itu bergetar tak sabar untuk memberi pelajaran pada pria yang bernama David itu.
...
Ia mengambil kunci mobil dan pergi kesebuah Bar, tak sembarang orang dapat masuk kedalamnya, karena Bar itu adalah tempat orang-orang kelas atas, ditambah semua orang yang datang bukan lah sembarang orang, melainkan CEO ternama.
"Hai, ada apa, kenapa mukamu masam sekali?" Ucap seorang pria dengan wajah seperti mochi.
Dehan hanya diam menatap pria itu tak berniat menjawab.
"Haiiiiihhh,,, sudahlah ayo minum." Ucap nya memberikan gelas berisi wine.
"Ada apa, kau bisa cerita pada kakak mu ini." Ucap pria itu duduk manis dengan segelas wine ditangannya.
"Gadisku kabur." Ucap Dehan meneguk winenya
"Hahaha, kenapa bisa? dia benar-benar cerdik."
Dehan tersenyum membayangkan gadis itu, ia benar-benar kagum sekaligus marah karena gadis itu berhasil keluar dari rumahnya yang dipenuhi dengan penjagaan ketat.
"James!!" Teriak seorang pria menghampiri mereka.
"Ha! " Ucap pria yang bernama James.
"Kau disini? Bukankah kau sedang membatu kak Lart untuk membereskan persiapan pernikahan nya."
"Ya aku tahu, aku hanya pergi sebentar."
"Dehan kau disini? "
"Hemm."
"Roan mana Aident? Bukankah kalian selalu bersama." James melihat pria yang ia panggil Roan itu heran.
"Dia sedang membatu kak Jack, membunuh targetnya." Ucap Roan duduk di samping James.
James mengangguk paham dan kembali menatap Dehan yang sedang tersenyum melihat ponselnya, timbul ide jail di kepala pria mochi itu, dan menarik ponsel Dehan.
"Oh Jadi ini, gadismu." James memperlihatkan gambar itu pada Roan.
Dehan mengambil nafas panjang, mengambil ponsel nya dari tangan pria itu. James dan Roan terkekeh melihat wajah Dehan begitu kesal, mereka adalah sahabat baik Dehan dan mereka seperti kakak bagi nya
"Tuan, ada yang mencari mu." Ucap seorang pelayan Bar.
"Siapa? " Ucapnya tetap duduk tenang.
"Seorang wanita. " Pelayan itu menunjuk seorang wanita dengan baju yang cukup terbuka.
"Ada apa lagi? " Roan menghela nafasnya pelan.
"Tuan carikan aku pria yang kaya lagi." Ucapnya pada Roan.
".." Roan.
" Aku mau lagi." Ucap wanita itu membuat Roan kembali menghela nafas.
Pasalnya wanita jal*ng baru ini tak pernah puas dengan orang- orang yang bermain dengan nya.
Ia adalah jal*ng baru di Bar, ia juga jal*ng terbaik karena mampu bermain dengan banyak lelaki dalam sekejap.
Mata wanita itu memerhatikan Dehan yang sedang meminum wine, ia cukup tertarik dan mendekat pada Dehan.
"Tampan, seperti nya dia adalah bos nya." Batin ja*Lang itu.
Baru saja ia ingin menyentuh Dehan, tangannya di tepis oleh James.
"Apa yang kau lakukan jal*ng!!" Teriak James.
"Roan!."
Dehan hanya melihat tak tertarik sama sekali, ia tahu bahwa James hanya ingin menyelamatkan nyawa jal*ng itu.
"Penjaga bawa dia." Roan.
Seketika penjaga yang ada di bar itu menyeret wanita jal*ng itu pergi. Roan adalah pemilik Bar itu, ia juga adalah bandar yang terkenal.
"Kenapa kau menyuruhnya pergi, padahal aku sedang ingin bermain untuk melampiaskan amarahku." Ucap Dehan.
Maksud bermain dari seorang Dehan adalah membunuh wanita itu dengan cara sadis, berbeda dengan pria lain nya, kesenangan Dehan hanya satu, membunuh. James menghela nafas kasar.
"Berhentilah, membunuh orang Roan."
Sudah banyak Jal*ng Roan yang mati hanya karena menyentuhnya, dan Roan hanya bisa bungkam melihat Jal*ng nya mati dengan cara mengenaskan, pasalnya ia tak mau membuat Dehan Marah.
Dehan yang begitu senang membunuh membuat mereka khawatir, sudah ribuan orang dibunuh olehnya dan itu sudah sangat jelas.
"Aku kesepian tanpanya." Ucap Dehan menarik nafas dan menunjukan muka lesu.
James dan Roan menatap satu sama lain, dan tersenyum.
"Ada apa dengan gadis mu? "
"Gadisnya berhasil kabur." James terkekeh.
"Wah sungguh gadis yang luar biasa. " Puji Roan juga ikut terkekeh.
"Kenapa kau tak membawa nya kembali? "
"Ya aku akan membawa nya."
"Kenapa kau begitu nakal, aku akan memberikan hukuman nanti. "
Bersambung..
Ok lovely sampai sini dulu ya..
Jan lupa semangatin author biar up terus...
See you..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sukses
2023-02-28
0
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
aduh gercep bukan main udh ktmu ajh d rumah David 😳😳
2022-04-12
3
Nur
keren 👍
2022-03-25
0