" Aku menyukainya." Listya lelah karena terus mengulang kalimat itu.
Dehan tak sedikitpun menanggapinya dan memilih pergi meninggalkan Listya sendiri di tengah aula pernikahan.
Listya seakan tak percaya saat Dehan mengacuhkan dan meninggalkan dirinya sendiri ditengah keramaian.
Listya mengerjab kan matanya beberapa kali lalu tersenyum, melirik Dehan yang tidak terlihat lagi.
Apakah ini yang dinamakan keajaiban? Apa yang terjadi? Apa Dehan sudah bosan? Listya ingin menangis sekaligus tertawa.
Mungkin ia sudah gila sekarang, Terima kasih Tuhan telah mendengar Do'anya selama ini.
Listya mencari pintu keluar gedung itu, ia harus pergi menemui Kakaknya sekarang, senyumnya semakin melebar saat atensinya melihat pintu kebebasan.
Tanpa menunggu lama ia melesat menuju pintu itu, melewati setiap manusia yang berlalu lalang kesana-kemari. Sangking tak sabarnya ia menyenggol beberapa orang.
"Akhh!!.. Apa kau tak punya mata." ...
"Ahh aku minta maaf." Listya menutup mulutnya dengan kedua tangannya melihat kekacauan yang terjadi.
"Apa kau buta, sialan." Teriak wanita itu melihat gaun nya yang basa.
"Aku benar-benar tidak sengaja, maaf aku harus pergi." Listya tak punya waktu sekarang, saat hendak pergi tangan nya di cekal oleh wanita itu.
" Mau kemana kau." Listya mulai merasakan panas pada pergelangan tangan nya yang genggam wanita itu.
Bugh..
Listya terduduk saat tubuhnya di hempaskan kelantai, ia meringis mengelus punggung nya yang sakit akibat mencium lantai.
"Sudah cukup kak!" Lerai seorang gadis yang bersama dengan wanita itu.
"Cukup apa? Orang seperti ini harus diberi pelajaran." Ucap nya menunjuk Listya.
Semua orang mulai berkumpul memerhatikan kerusuhan yang terjadi.
"Apa kau tak tahu siapa aku? Berani sekali kau merusak gaun ku. Apa kau ingin mati!" Wanita itu semakin membesarkan volume suaranya.
Listya sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun entah kenapa, ia bahkan tak memerhatikan wanita itu.
"Fira, sudahlah. Dia sudah meminta maaf." Teman dari wanita yang bernama Fira itu
mencoba menenangkan amarahnya.
Fira menatap tajam Kearah Sintia, ia melirik Listya yang masih duduk sembari celengak- celenguk seperti takut dilihat seseorang.
"Hei wanita murahan, apa kau sadar jika sedang berurusan dengan siapa?" Fira berjalan pelan menuju Listya.
"Bukankah itu Fira, anak walikota?" ...
" Ya, aku dengar dia sangat kejam."...
" Kasihan sekali gadis itu, dia pasti dalam masalah." Bisik beberapa orang.
"Kau tahu aku siapa ha, apa kau pikir dengan minta maaf, gaun ku akan kembali lagi seperti semula?" Amarahnya meledak mengingat gaun yang begitu mahal dan tak mungkin dapat diganti.
Listya menelan saliva saat sadar ia dalam masalah besar, ia bangkit membersikan gaun merahnya yang sedikit berdebu.
"A..ku." Listya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
Fira memerhatikan gadis itu dari bawah sampai atas, ada yang aneh. Atensinya menuju pada kalung dan gaun yang dipakai oleh Listya.
"Red diamond? Nightingale?" Gumamnya namun setelah itu ia menggelengkan kepalanya.
" Lihat kalung palsu yang kau gunakan. Jika tak mampu membeli red diamond tak perlu membeli produk murahan." Ucapnya tertawa remeh.
Seketika Listya kebingungan memegang kalung merah kecil miliknya.
"Apa ini, wanita palsu? Apa kau juga memalsukan gaun Nightingale? Bukankah ini pencemaran barang."
" Apa? Red diamond dan Nightingale?" Semua orang mulai berkumpul melihat Listya.
"Ya aku baru sadar."...
"Kau benar."...
Fira merasa senang saat mempermalukan gadis bodoh itu, ia tersenyum hendak melepaskan kalung Listya.
Mata semua orang terbelalak tak terkecuali Fira dan Listya, saat seorang pria menahan lengan Fira.
"Nona Fira Flo Rista, anak kedua walikota Rista Faringga." Senyum Roan merekah melepaskan lengan Fira.
"Tuan Roan." Fira tak percaya.
"Itu Roan,"...
"Roan."...
"Astaga itu Roan."...
Semua orang seakan kehilangan akal sehat saat Roan tiba-tiba muncul dengan senyum mautnya.
"Red diamond dan Nightingale yang dipakainya sama sekali bukan barang palsu." Roan menatap Listya tanpa melunturkan senyumnya.
"Maksud tuan?" Fira mencoba mengerti perkataan Roan.
Roan melirik Fira sedikit berbeda, dengan tatapannya yang berbahaya.
" Red diamond dan Nightingale yang asli hanya yang dipakai oleh gadis ini. Bukankah kalian bisa melihat keunikannya? Lihat dari kilaunya, apakah Red diamond palsu berkilau seperti ini? Apakah mata kalian buta," Roan terkekeh sambil berkata pedas.
"Astaga, Adik aku sudah lama mencari mu. Dari mana saja hmm? Dehan sampai menyuruh ku mencari mu." Ucap Roan menggelengkan kepalanya.
Ia mengetuk pelan kepala Listya membuat orang lain terkejut bukan main.
Listya bahkan juga terkejut akan sikap Roan yang begitu akrabnya.
Namun... Seketika suasana menjadi hening, orang-orang yang berkumpul membuka jalan untuk seorang pria yang berjalan menuju mereka.
"Dear?" Suara yang familiar dengan wajah datarnya.
Semua orang seperti ingin mati melihat sosok Dehan, ketua seven deadly brothers.
Dehan mengunci tatapannya pada Listya, seperti nya ia salah mengacuhkan gadis ini.
Merepotkan sekaligus manis benar-benar membuat nya semakin candu.
Berbeda dengan Listya yang berkeringat dingin dengan jantung yang berdetak kencang, hilang sudah harapan nya untuk bebas.
Ditambah bodyguard dibelakang Dehan, kenapa malah seperti ini, apa yang terjadi? kenapa dia kembali.
Apa perkiraan nya salah, Dehan tidak bosan? Kenapa? Listya tak mengerti, kepalanya pusing.
Ia tak bisa tenang sekarang, Listya lari sekencang-kencangnya namun tetap saja itu hanya sia-sia.
Karena bodyguard tersenyum ramah mengunci pergerakan nya. Dehan berjalan dengan santai melewati Roan sembari berkata.
"Habisi." Ucapnya menarik lengan sang istri pergi dari sana.
" Tentu saja." Ucap Roan menatap Fira.
Fira terkejut mendengar ucapan Dehan, mundur beberapa langkah dari Roan.
"Ahh dia hanya bercanda, kau tak perlu khawatir." Roan terkekeh geli melihat tingkah Fira yang waspada.
"Ohhh begitu, aku tidak tahu jika gadis tadi adalah kekasih Tuan Dehan.." Fira tersenyum kikkuk menyelipkan anak rambutnya di daun telinga nya, hampir saja jantung nya berhenti sangking paniknya.
Ia juga malu karena setiap orang membicarakan nya.
" Nona Fira?" Ucap Roan.
"Ya?" Fira.
"Aku sedikit penasaran, apakah kau mau minum bersama ku?" Tanya Roan.
"Aku? Ehh tentu saja." Fira tampak senang, sekarang ia tak malu lagi karena Roan salah satu anggota seven deadly brothers mengajak nya minum.
Mimpi apa dia semalam sehingga setelah sial ia beruntung.
.........
"Akhhhh.." Pekikan wanita berdengung di ruangan itu.
Rambutnya yang ditata ber jam jam kini sudah berantakan dengan bekas sayatan di bagian leher dan perutnya.
Roan menyiram wanita itu dengan air garam yang membuat wanita itu berteriak minta ampun.
"Tuan maaf, maafkan aku. Akkkhhhh...."
" Ya aku maafkan, tapi tidak dengan Dehan." Roan menusuk dada wanita itu mengunakan besi tumpul.
Tak ada lagi teriakan hening, bahkan Jack, Aident dan James hanya diam. Sedangkan Lart tertawa terbahak bahak.
"Terima kasih sudah memeriahkan hari pernikahan ku Fira Flo Rista." Lart menepuk pundak Roan pergi.
"Astaga, kalian begitu senang hari ini." Jack meminum wine nya.
"Berkat wanita ini, akhirnya aku bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa." Ucap Lart sembari menginjak wajah mayat Fira.
.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Wicih Rasmita
sadis😳😳😳
2023-03-13
0
Lim Kelly
sadis banget 😨
2022-12-30
0
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
astaga psico semua
2022-04-12
1