Keesokan paginya seperti biasa Rania bangun lebih pagi dari Yudi,Irene maupun Aslan.Selesai melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim Rania bergegas menuju dapur untuk melakukan aktivitas rutinnya,memasak.Sedangkan Mbok Mun akan mencuci dan bersih-bersih.Mereka berdua terbiasa berbagi tugas agar pekerjaan mereka cepat selesai dan Rania bisa berangkat ke kampus lebih awal dibanding mahasiswa lainnya karena Rania jalan kaki.
Sosok cerianya tak pernah luput menghiasi wajahnya yang cantik dan manis ketika tersenyum itu.Rania bersenandung merdu meskipun keningnya masih terasa sakit akibat benturan hari lalu ulah ibunya.
Rania tengah berkutat dengan alat perang favoritnya.Bau sedap menyeruak hidung membuat tiga pemilik hidung tergoda akan aroma masakan yang Rania buat.
"Wah putri Papa masak apa nih?harum banget" ucap Yuda sambil mengecup pucuk kepala putrinya.
"Selamat pagi Pa,Rani masak makanan kesukaan Papa loh.." Dengan bangganya Rani menunjukkan hasil karya tangannya dan tak ada lagi jawaban dari sang ayah.Karena Yudi akan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Sesingkat itu sambutan pagi dari Yudi untuk Rania.Meski begitu Rania tetap bersyukur karena menurutnya sambutan pagi itu menandakan bahwa Yudi masih peduli terhadapnya.
Selang beberapa menit,Aslan keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri sang adik tercinta yang sedang mencuci alat perangnya tadi.
"Selamat pagi Tuan Putri tercantik sejagat raya" sambutnya.Tangannya sibuk memainkan rambut Rania yang sedang dikuncir kuda menambah kesan imut dan menggemaskan bagi sang pemilik.
"Isk..kakak aku terkenyut tauk!" ucap Rania ketus.Terkadang Rania merasa sebal dengan ulah sang kakak yang menyebalkan itu.
"Mandilah segera kak,gua naga mu bau banget iwwwww" usirnya terhadap sang kakak.Sebab dirinya juga akan segera mandi untuk pergi ke kampus.
"Siap laksanakan Tuan Putri Cinderella!!Pagi ini berangkatnya kakak antar ya"Aslan tersenyum penuh arti kepada Rania.
Aslan sangat mengerti bagaimana perasaan Rania yang begitu dibedakan oleh Irene.Namun Aslan pun tak ingin menyakiti hati perempuan yang telah melahirkannya di dunia ini.Pernah Aslan melawan ibunya demi membela Rania namun,malah berakhir merepotkan karena Irene mogok makan dan tak ingin keluar kamar seharian.Dan itu sukses membuat Aslan kelabakan.
Mendengar niatan sang kakak yang ingin mengantarnya ke kampus,Rania sontak menolak karena ia takut para anak jalanan itu menunggunya sampai siang.Karena biasanya Rania akan memberikan separuh uang sakunya untuk salah satu anak jalanan tersebut yang bernama Alula.Selain itu Rania juga takut Irene akan marah jika mengetahui sang kakak mengantarnya ke kampus.
"Emmm tidak usah kak,jalan kaki menyenangkan.Selain sehat aku juga bisa melihat anak-anak jalanan yang membuat aku menjadi lebih bersyukur"ucap Rania tersenyum manis sekali.
Mendengar jawaban Rania,Aslan langsung paham bahwa sebenarnya jawaban sang adik hanyalah alibinya untuk menutupi rasa takutnya dimarahi sang ibunda.
"Baiklah,tapi berjanjilah pada kakak untuk selalu berhati-hati ya.Dan ini tambahan uang jajan kamu"ucap Aslan sedikit berbisik karena takut ketahuan Irene.Aslan mengeluarkan uang sebanyak dua juta rupiah yang sengaja ia ambil sebelum keluar kamar.Aslan tahu bahwa saat ini Rania telah memiliki cita-cita yang sangat mulia.
"Tapi kak,kalau Mama tahu bagaimana?" Rania khawatir kebaikan Aslan malah akan mengundang masalah baru yang tentu akan meninggalkan luka fisik lagi.
"Sudah Rania terimalah pemberian kakakmu,dan ini dari Papa.Tolong simpan uang ini baik-baik agar impianmu untuk menyewa ruko segera tercapai" Sahut Yudi yang tiba-tiba muncul dan sudah berpakaian rapi.Yudi menyodorkan uang yang jumlahnya fantastis.Pun tanpa sepengetahuan sang istri.
Namun tanpa mereka sadari Irene ternyata mendengar semua percakapan ayah dan anak tersebut.Mukanya merah menahan amarah.
"Rania!!!Dasar anak tak tau diuntung ya kamu!!Sudah baik kamu bisa makan gratis tiap hari di sini ya.Masih kurang kamu hah!!" ucap Irene bersungut-sungut.
Seperti biasa Rania hanya menunduk sedangkan Yudi acuh tak acuh berjalan ke ruang makan dengan santainya.
"Jangan banyak marah,dia putri kandungmu" Hanya itu saja kalimat yang keluar dari mulut seorang ayah yang sebenarnya harus bisa menjadi penenang dan penengah dalam suatu masalah.
"Ma,ini masih pagi jangan marah-marah nanti cepat tua dan jelek loh" Sekarang giliran Aslan yang mengalihkan topik pembicaraan panas pagi ini demi menyelamatkan Rania dari siksaan Irene.
"Maafkan Rania Ma.." Dengan sekuat tenaga Rania menahan air matanya.Rania menunduk tajam tanpa berani melirik ke arah sang ibu yang selama beberapa tahun ini sikapnya berubah drastis menjadi kejam terhadap Rania.Entah apa alasannya.
"Maaf maaf,pagi-pagi udah bikin darahku naik aja! Sini uangnya!" Uang yang masih tergeletak di sisi wastafel itu diambil paksa oleh Irene.Tentunya Irene tak akan membiarkan Rania memegang uang banyak.
"Ma!!itu asli uang pribadi aku,kalau Mama merebutnya dari Rania,aku nggak akan pulang ke rumah ini satu bulan!" ancam Aslan.
"Lihat anak sialan!kakakmu sampai rela nggak bertemu denganku gara-gara kamu!! hah!! kenapa semua orang di rumah ini selalu membela anak sialan ini!!" ucap Irene sinis sambil berjalan mendekati Rania dan
"Plak"
"Plak"
Dua tamparan sekaligus mendarat di pipi tirus Rania.Aslan terkejut sedangkan Yudi dengan nikmatnya menyantap masakan sang putri yang kini tengah menangis terisak mendapat pukulan dari Irene.
"Tidak adakah kasih sayang Mama sedikit saja untuk anak kandungmu ini Ma? Kalau memang aku dilahirkan hanya untuk dibenci ibu kandungku sendiri,untuk apa aku dilahirkan Ma?" ucap Rania terisak.Aslan langsung memeluk sang adik erat.
"Ma,jika Mama memiliki masalah terpendam tentang Rania,harusnya Mama bicarakan baik-baik Ma,bukan malah menyiksa mental dan fisik Rania.Dia tidak tahu apa-apa dan tak pernah berbuat salah apapun terhadap Mama" Aslan mengusap lembut punggung Rania berharap dapat mengurangi rasa sesak di dada sang adik.
Disela pembicaraan dan pertengkaran mereka,Yudi justru berpamitan pergi ke kantor.Tanpa ada rasa empati melihat sang putri yang tengah tersiksa lahir batinnya.
"Aku berangkat kerja dulu,sudahi marah-marahmu sebelum penyesalan menghantuimu" ucap Yudi dan berlalu pergi meninggalkan tiga orang yang sedang berseteru.
*******
"Hiks..hiks.."
Rania berlari menuju kamarnya.
"Aaaaa....kenapa semua ini harus terjadi padaku!!" Rania menangis sejadi-jadinya berharap dapat mengurangi rasa sesak di dada.
"Kenapa harus seperti ini!!! Kenapa seakan-akan aku anak yang nggak diharapkan! hiks..hiks.."
Rania berjalan menuju tempat Rara yang tengah asyik menikmati wortelnya.
"Rara...apa hidupmu sama sepertiku? Sama-sama nggak diharapkan?? Apa hidupmu bagaikan kapal di tengah lautan yg terombang ambing tak tentu arah hah? Capek Ra..aku capek.." Rania menangis tersedu-sedu di hadapan kelinci kesayangannya.Tangannya meremas kuat dadanya yang begitu sesak.Air mata berjatuhan.
Aslan berdiri di depan pintu kamar Rania menatap adiknya sendu.Ikut merasakan apa yang adiknya rasakan.Sakit..!! pasti sangat sakit.
"Suatu saat kamu pasti bahagia Raniku" gumam Aslan dalam hati dan kemudian berlalu meninggalkan kamar.Dirinya harus bersiap menuju kampus.Aslan pun mengerti bahwa Rania butuh waktu menenangkan diri untuk saat ini,sehingga dia tak akan memaksa Rania untuk pergi kuliah seperti biasa.
Jangan lupa like ya kakak-kakak...
☺️
eh kasih hadiah juga dongs buat si penulis baru ini agar lebih semangat mencari ide2 setiap harinya.
AsaBening
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Nila
masih menebak 2. lanjut kak Thor
2022-12-26
1
mamak"e wonk
masalalu yg pahit dan kelam tak seharus nya menyakiti orang d masa depan apa lagi darah daging sendiri....
2022-04-10
1
Areum
apakah Rani anak hasil luar nikah dg orang yg tidak d cintai mm Irene 🤔masih penasaran
semoga aja Rani bertemu dg orang yg baik 🥰
next kak & tetap semangat 💪😘
2022-03-26
1