Menjadi Hinaan

Keano melantunkan lagu tersebut bersama dengan Emilia, hujan mulai reda, "Ayo, kita pulang!" ajak Emilia.

"Mama, lidinya tidak dibawa?" tanya Keano dengan menggigil.

"Tidak, perlu!" balas Emilia marah, "peluk Mama yang erat, Nak!" ucap Emilia, menembus rembang senja yang mulai datang kesunyian dan kengerian juga jalanan becek. Tuhan masih memberi cobaan lagi pada Emilia, ban sepeda motornya bocor di tengah jalan.

Emilia ingin menjerit, Sudah jatuh, tertimpa tangga, tersiram cat, terinjak paku, dan tercium kotoran ayam. Lengkap sudah! batin Emilia.

Ia harus mendorong sepeda motornya berapa kilo lagi hingga ke pemukiman penduduk dan mencari tambal ban, "Ma, sebaiknya aku turun!" ucap Keano melihat kesusahan mamanya.

"Tidak, perlu! Mama masih kuat jika hanya seperti ini," balas Emilia.

Keduanya melihat lampu di tengah kejauhan dan keduanya bersorak girang, "Akhirnya!" lirih Emilia tersenyum. 

Ia membawa sepeda motor ke bengkel dan seorang wanita memberinya minum teh manis hangat, "Alhamdulilah!" ucap Emilia bersyukur masih ada orang-orang baik menolongnya dan putranya.

***

Sebulan kemudian ….

"Emilia, apakah ini hasil tanamanmu?" tanya Ana.

"Ya  begitulah!" jawab Emilia tersenyum.

"Coba, kalau kamu tidak bercerai dengan Farel. Kamu tidak akan melakukan semua ini, kamu begitu bodoh! Kamu malah berselingkuh," hina Ana, "kau lihat, aku! Aku masih bisa bertahan, walaupun suamiku selalu saja berjudi dan memukulku!" ucapnya.

Karena kau, bodoh! Memang kamu sekarung samsak? batin Emilia, namun ia hanya tersenyum. 

"Makanya, jadi perempuan harus bisa memuaskan suami. Jangan wajah aja, yang cantik!" umpat Ana.

"Jika kamu mau membeli timun ini, silakan, jika tidak pun tidak masalah," balas Emilia, ia malas ribut ia lelah harus berulang kali menjelaskan banyak hal, semua orang tahunya hanya menyalahkannya tanpa tahu masalah yang sebenarnya. Benar kata pepatah, "Wanita adalah tempatnya salah".

Malangnya, semua orang di Karang Sari tahu, jika Farel adalah orang yang baik, "aku berharap kamu tidak akan menjadi seorang janda sepertiku,  syukurilah hidupmu!" ujar Emilia dingin.

"Tentu, saja! Aku bukanlah wanita bodoh, sepertimu Emilia," sungut Ana.

"Jangan dekat-dekat, dengan janda itu! Nanti suamimu diambilnya, bukankah dia selingkuh dari Farel? Kurang apa coba Farel?" ujar Monic menatapnya sinis, sahabat masa kecil yang selalu bersaing dengannya.

"Sayangnya, aku belum pernah menjadi istri simpanan sepertimu!" sindir Emilia telak.

"Emilia, ini musim hujan. Apakah kau tidak kedinginan?" tanya Bastian pria playboy yang kaya raya di Kota Karang Sari.

"Ada, kompor!" balas Emilia.

"Kompor tidak enak, Em! Aku bisa kok menolongmu untuk menghangatkan tubuhmu!" rayu Bastian.

"Aku rasa, terong yang aku tanam lebih besar dan panjang dari milikmu! Jadi, menjauhlah," sarkasme Emilia kesal.

Hinaan dan caci maki juga merendahkan merupakan makanan sehari-hari Emilia, semua itu selalu menerpa hidup Emilia. Namun, ia berusaha untuk tidak mengambil hati, belum lagi nomor-nomor tidak dikenal menghubunginya. Hanya untuk berselingkuh, Dasar, sialan! Memang mereka kira aku wanita apaan? batin Emilia kesal.

***

Di toko pakaian miliknya di suatu pagi ….

"Pilihlah, apa yang ingin kamu beli, Sayang!" ujar sebuah suara yang dikenalnya sangat familiar. Ia melihat jika sang mantan sedang membawa seorang wanita cantik berbelanja di toko pakaian miliknya, Bajingan ini, menuduh aku selingkuh! Baru sebulan bercerai ia sudah menikah, umpat batin Emilia kesal. Namun, harga dirinya menahan untuk mencakar Farel.

"Ada yang bisa saya bantu? Mungkin Mbak memerlukan baju yang seperti apa?" tanya Emilia bersikap manis kepada langganannya.

"Aku rasa, aku mau lihat yang itu!" ujar si wanita cantik tersebut.

"Apakah yang ini?" Emilia memegang sehelai baju yang terpasang di manekin. 

"Iya, dan itu! Itu! Dan itu juga!" pintanya menunjuk beberapa potong baju, Emilia memberikan semuanya.

"Silakan dicoba, di sebelah sana ruang gantinya, Mbak!" balas Emilia. Ia tersenyum dan tidak menganggap apa pun lagi pada Farel, rasa cinta yang dulu membumbung tinggi hilang tak tersisa raib entah ke mana. Ia menganggap Farel bagaikan orang asing, Sayangnya, saat pertama kali aku mengenal cinta dan tubuh seorang pria hanyalah dia, sesal batin Emilia.

"Hana, apakah itu cukup?" tanya Farel dengan manisnya.

"Sayang, aku rasa aku tidak menyukai semua pakaian di toko ini. Semua modenya sudah ketinggalan zaman," rengek manja wanita bernama Hana.

"Maaf, kami tidak jadi berbelanja di sini!" ucap Farel memandang sinis kepada Emilia, sekalipun ia tidak bertanya mengenai Keano. 

"Tidak, masalah!" jawab Emilia tersenyum. Ia mulai melipat kembali semua pakaian tersebut dibantu Mira.

"Papa!" teriak Keano langsung berlari ke arah Farrel. 

Emilia merasa jiwanya sedikit merapuh, "Eh, maaf Keano! Papa lagi sibuk," ucap Farel  untuk menepis Keano.

Bruk!

Sebagian jiwa Emilia runtuh berderai, ia tidak menyangka jika mantan suaminya benar-benar sudah tidak menganggap Keano adalah putranya.

"Papa!" air mata mulai turun, "Kiano, mari Nak! Papa lagi sibuk," bujuk Emilia ingin rasanya ia meninju Farel. Namun, ia tidak ingin menjadi bahan hinaan lain lagi. Farel terlalu pintar memutar balik fakta.

"Nih," ucap Farel memberi selembar uang seratus ribu. 

"Hore!" teriak Keano tersenyum bahagia.

Dasar, anak-anak! Baru selembar saja sudah senang. Padahal sudah 3 bulan hanya selembar itulah yang bisa diberikannya, malang sekali! batin Emilia. Namun, ia tidak peduli, itu kewajiban seorang ayah bukan?batin Emilia.

"Ayo, Sayang! Kita pergi dari sini," ajak Hana menggamit lengan Farel, meninggalkan toko milik Emilia.

"Dasar, bajunya aja nggak matching! Bisa bilangin baju di toko kita ketinggalan zaman. Padahal, semua ini mode terbaru. Dasar nggak pernah lihat TV, dan Medsos, kali!" umpat Mira.

"Hush! Nggak baik gibahin orang, kenapa nggak langsung saja kamu ngomong tadi, di depan orangnya! Hehehe," goda Emilia.

"Apa Mbak nggak lihat, kalau istrinya mengerikan begitu? Seram gitu, juga. Nggak ah, takut!" balas Mira mengedikkan bahunya. Mira hanya tersenyum, "kamu ini," balas Emilia.

"Mbak, nggak merasa cemburu begitu?" tanya Mira mulai kepo.

"Cemburu sama siapa?" tanya Emilia masih terus melipat pakaian.

"Sama mas Farel!" 

"Ya, ampun! Ya, nggaklah. Kami 'kan sudah berpisah, lagian masing-masing sudah memiliki kehidupan. Aku malah senang jika ia menikah, biar ada yang urus, secara keluarganya juga jauh semua." Emilia tersenyum menatap Mira.

"Mama!" teriak Keano berhamburan ke pangkuannya.

"Ada apa, Sayang?" sejak berpisah dengan Farel Emilia berusaha untuk menjadi yang terbaik, sebagai ayah, ibu, dan teman untuk Keano.

"Mengapa papa bersama tante itu?" tanya Keano tidak mengerti.

"Iya, sekarang Kiano memanggil tante tadi ibu, begitu! Jadi, papa Keano sudah punya teman baru. Keano nggak boleh nakal sama papa dan tante Hana tadi," ucap Emilia berusaha untuk membuat Keano mengerti jika kini dirinya sudah memiliki ibu sambung.

"Apakah itu namanya ibu tiri?" tanya Keano seakan ngeri mengucapkan kata Ibu tiri.

"Iya, ibu tiri, atau ibu sambung," balas Emilia berusaha membantu Mira melipat pakaian.

"Apakah tante Hana akan merebus diriku menjadi kaldu?" tanya Keano.

Terpopuler

Comments

DEBU KAKI

DEBU KAKI

lanjut

2022-03-14

1

Restviani

Restviani

astaghfirullah... sabar, ya mbak emil...

2022-03-13

0

oyttigiz

oyttigiz

mantap

2022-03-06

2

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Penyesalan
3 Menjadi Hinaan
4 Fitnah
5 Hidup itu SMS
6 Bertahan dan melawan
7 Hasutan
8 Ajakan Farel
9 Lamaran Deffri
10 Ditagih hutang yang tak jelas
11 Pencitraan
12 Kehilangan
13 Terlalu arogan
14 Tersisih
15 Sebuah jebakan
16 Harga diri yang tercabik
17 Gigitan vampir
18 Niat hati ingin mempermalukan
19 Piknik
20 Sensitifnya menjadi seorang janda
21 Separuh napas
22 Perih dan duka
23 Luka yang tak berdarah
24 Kala cinta dan perselingkuhan berbicara
25 Sedingin kutub tak lagi sehangat mentari
26 Bahu tempat bersandar kala menangis
27 Sesal yang tak berujung
28 Mencoreng nama seorang Ibu Sambung
29 Andaikan sedikit saja
30 Ratu di hati selir menanti
31 Keputusan Pengadilan
32 Dewasa sebelun waktunya
33 Rencana perjodohan
34 Rasa yang membingungkan
35 Baju untuk Amara
36 Terlalu sempit
37 Pertemuan Kadal Air dan Keong Racun
38 Cinta kelapa
39 Sisa cinta
40 Saling sindir
41 Memanfaatkan situasi
42 Kebimbangan dari sebuah rasa Emilia
43 Menjadi seorang janda bukanlah sebuah cita-cita
44 Menutupi perlakuan Maya
45 Memiliki tujuan masing-masing
46 Siasat di balik siasat
47 Dansa romantis
48 Terjebak dipermainan sendiri
49 Sandiwara dibalas sandiwara
50 Hukum sebab-akibat
51 Dia hidup hatiku yang mati
52 Kekacauan rumah tangga Farel
53 Pria murahan untuk wanita murahan
54 Mantan juga adalah orang yang pernah kau rindukan
55 Menghapus hitamku
56 Masalah baru di kehidupan baru
57 Pembelaan Amara
58 Minyak sebotol kelapa segandeng
59 Kau yang bisa hidup tanpaku
60 Kekesalan Farel
61 Kisah Masa Lalu
62 Sebuah perbedaan
63 Pembawa sial
64 Kebahagiaan berubah duka
65 Serupa tapi tak sama
66 Sebuah Rahasia seorang Dino
67 Dinding pembatas
68 Rahasia Deffri
69 Di antara Hitam dan Putih
70 Penasaran
71 Konspirasi
72 Segede semangka
73 Ribuan pertanyaan di hati Farel
74 Mata terbuka bukan mata tertutup
75 Kecemburuan
76 Bertemu dengan Ibu Dino
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Perceraian
2
Penyesalan
3
Menjadi Hinaan
4
Fitnah
5
Hidup itu SMS
6
Bertahan dan melawan
7
Hasutan
8
Ajakan Farel
9
Lamaran Deffri
10
Ditagih hutang yang tak jelas
11
Pencitraan
12
Kehilangan
13
Terlalu arogan
14
Tersisih
15
Sebuah jebakan
16
Harga diri yang tercabik
17
Gigitan vampir
18
Niat hati ingin mempermalukan
19
Piknik
20
Sensitifnya menjadi seorang janda
21
Separuh napas
22
Perih dan duka
23
Luka yang tak berdarah
24
Kala cinta dan perselingkuhan berbicara
25
Sedingin kutub tak lagi sehangat mentari
26
Bahu tempat bersandar kala menangis
27
Sesal yang tak berujung
28
Mencoreng nama seorang Ibu Sambung
29
Andaikan sedikit saja
30
Ratu di hati selir menanti
31
Keputusan Pengadilan
32
Dewasa sebelun waktunya
33
Rencana perjodohan
34
Rasa yang membingungkan
35
Baju untuk Amara
36
Terlalu sempit
37
Pertemuan Kadal Air dan Keong Racun
38
Cinta kelapa
39
Sisa cinta
40
Saling sindir
41
Memanfaatkan situasi
42
Kebimbangan dari sebuah rasa Emilia
43
Menjadi seorang janda bukanlah sebuah cita-cita
44
Menutupi perlakuan Maya
45
Memiliki tujuan masing-masing
46
Siasat di balik siasat
47
Dansa romantis
48
Terjebak dipermainan sendiri
49
Sandiwara dibalas sandiwara
50
Hukum sebab-akibat
51
Dia hidup hatiku yang mati
52
Kekacauan rumah tangga Farel
53
Pria murahan untuk wanita murahan
54
Mantan juga adalah orang yang pernah kau rindukan
55
Menghapus hitamku
56
Masalah baru di kehidupan baru
57
Pembelaan Amara
58
Minyak sebotol kelapa segandeng
59
Kau yang bisa hidup tanpaku
60
Kekesalan Farel
61
Kisah Masa Lalu
62
Sebuah perbedaan
63
Pembawa sial
64
Kebahagiaan berubah duka
65
Serupa tapi tak sama
66
Sebuah Rahasia seorang Dino
67
Dinding pembatas
68
Rahasia Deffri
69
Di antara Hitam dan Putih
70
Penasaran
71
Konspirasi
72
Segede semangka
73
Ribuan pertanyaan di hati Farel
74
Mata terbuka bukan mata tertutup
75
Kecemburuan
76
Bertemu dengan Ibu Dino

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!