Pesan

Seperti pernikahan Siti, dimana Andre menolak untuk melakukan Nadzar( Melihat wajah calon istri) secara langsung, namun memercayakan pada orang yang dipercaya dimana saat itu adalah bibinya, maka Zayn pun melakukan hal yang serupa, dengan mempercayakan semuanya pada sang kakak kandung, Amira.

Zayn hanya tersenyum saat kakaknya Amira bercerita jika Lela adalah wanita yang bukan hanya baik akhlaknya namun juga cantik wajahnya, di balik niqobnya Amira bercerita bahwa dia tak menemukan cela di wajah calon adik iparnya.

Setelah acara lamaran resminya dilakukan, dimana kedua keluarga besar dipertemukan untuk membicarakan tanggal yang tepat untuk dilangsungkannya acara akad pernikahan Lela dan Zayn, maka mereka mengambil keputusan jika pernikahan dilakukan semakin cepat maka itu semakin baik, sehingga dipilihlah tanggal dalam waktu dekat ini.

Segala persiapan-pun dilakukan, walaupun acara pernikahan akan dilakukan secara sederhana namun tetap butuh persiapan yang matang.

Kini hanya tinggal seminggu lagi menjelang hari pernikahan.

Anita di tengah kesibukannya juga menyempatkan diri untuk membantu kakak iparnya Amira menyiapkan segala sesuatunya.

Mereka berdua tengah sibuk menyiapkan hantaran pernikahan, sambil sesekali di selingi oleh rengekan anaknya Amira yang masih bayi.

Tak lama Zaidan datang untuk menjemput istrinya, disusul oleh Zayn yang baru pulang kerja.

Keduanya lalu membantu sang kakak juga Anita menyiapkan hantaran, dengan diselingi oleh senda gurau Zayn yang memang selalu ceria dan penuh tawa.

Diam-diam Amira sang kakak memperhatikan kedua adiknya, melihat Zaidan dan istrinya yang terlihat akur juga bahagia, juga Zayn yang sepertinya juga bahagia menyambut pernikahannya.

Amira diam-diam pula menitikkan air matanya, dia merasa jika kini tugasnya telah selesai, dia telah menjalankan wasiat dari kedua orang tuanya untuk menghantarkan kedua adiknya hingga gerbang pernikahan.

"Kenapa kakak menangis?" tanya Zayn yang secara tak sengaja melihat Amira menyeka air matanya.

Zaidan dan Anita langsung melihat Amira.

"Tidak apa-apa. Kakak hanya sedih saja."

"Katakan padaku, apa yang membuat kakak sedih," ucap Zayn sambil menghampiri kakaknya dan memeluknya dari samping.

Amira melihat wajah adik bungsunya.

"Kakak sedih karena kalian akan sibuk dengan keluarga kalian masing-masing, kakak sedih apakah setelah mempunyai istri, kalian tetap masih akan membutuhkan kakak?"

Zaidan segera menghampiri kakaknya.

"Berkah itu adalah memiliki rumah untuk kita kita pulang, memiliki keluarga untuk kita sayang, dan bagi kami kakak adalah berkah karena rumah dan keluarga kami ." Zaidan memeluk kakaknya, disusul oleh Zayn.

Ketiganya berpelukan erat.

Anita yang melihat merasa terharu, dia sampai menitikkan air mata melihat kasih sayang yang begitu tulus diantara kakak beradik itu, dan dia merasa beruntung karena kini menjadi bagian dari mereka.

***

Zayn sudah memikirkan dengan baik dimana dirinya dan istrinya akan tinggal nanti setelah menikah, karena itu setelah berdiskusi dengan kedua kakaknya, akhirnya dia memilih untuk membeli satu unit apartemen yang tepat bersebelahan dengan kakaknya Zaidan dan Anita.

Dengan berbagai pertimbangan tentunya, terutama agar Lela bisa berdekatan dengan Anita sehingga membuat dirinya nyaman dan ada tempat untuk bercerita.

Dan hari pernikahan pun tiba, pagi-pagi sekali rombongan mempelai pria berangkat menuju Pondok Pesantren tempat dilangsungkannya acara.

Seperti yang lainnya Zayn dengan lancar mengucapkan ijab qobul, dan saat dirinya disandingkan dengan Lela yang kini sudah sah menjadi istrinya, Zayn tentu saja sangat bahagia, namun dia tetap bisa melihat dan merasakan jika Lela tak sebahagia dirinya.

Zayn tentu saja mengerti akan hal itu, bahkan untuk membuat istrinya nyaman, Zayn berusaha menjaga jarak agar tak terlalu dekat dengannya.

Malam hari.

Sisa-sisa pesta pernikahan telah selesai dirapihkan, tamu-tamu telah pulang dan kini hanya tinggal para putra dan menantu Ummi yang sedang bercengkrama selepas shalat isya berjamaah, termasuk pengantin baru Zayn yang nampak sudah sangat akrab dan berbaur dengan mereka semua.

Sementara Lela sudah berada di dalam kamarnya, sedari tadi dia tak bisa menahan rasa cemas dan ketakutannya memikirkan jika sebentar lagi Zayn akan masuk ke kamarnya.

Lela segera mengambil obat penenang pemberian dokternya, mencoba menenangkan dirinya dengan terus mengambil napas panjang, beristighfar dan menyebut nama Allah berkali-kali.

Beberapa saat kemudian.

Lela keluar kamar, dia ingin mengambil air minum lagi, namun langkahnya terhenti ketika dia melihat suaminya berada di dalam kamar Ummi, dari pintu yang sedikit terbuka, dia melihat jika Ummi menangis sambil memegang tangan Zayn.

"Pesan Almarhum Abah untukmu suami putrinya. Tolong bahagiakan dia, jangan menyakiti putrinya, secara lahir maupun batinnya. Lagi," ucap Ummi dengan berderai air mata langsung teringat akan penderitaan Lela dulu.

"Sekarang tolong pastikan di setiap sepertiga malamnya cukup doa yang dia panjatkan tidak dengan air mata yang selalu dia deraikan."

"Di setiap senyumnya, berikan dia tawa yang tulus bukan hanya pura-pura demi membuat kami bahagia."

"Di setiap air matanya. Pastikan itu keluar karena bahagia, bukan karena merana akan nasibnya."

"Di setiap tidurnya, berikan dia mimpi yang indah bukan selalu terbangun karena mimpi buruknya," ucap Ummi terbata-bata mengingat dia sebenarnya tahu penderitaan Lela putrinya selama ini.

Zayn langsung bersimpuh di kaki ibu mertuanya.

"Aku berjanji akan menjalankan pesan Ummi dan wasiat almarhum Abah."

Ummi langsung memeluk menantu barunya.

Sementara Lela yang mengintip sedari tadi juga sambil berderaian air mata tak bisa lagi menahan tangisnya, dia langsung membalikkan badannya hendak berlari ke arah kamarnya, namun ternyata Aisha sudah ada di depannya juga dengan air mata yang berlinang.

Keduanya langsung berpelukan erat sambil menangis sesenggukan.

"Aku baru menyadari jika kasih sayang orang tua adalah kasih sayang yang tak akan pernah habis mengenal waktu, akan selalu ada meski jiwa sudah tak lagi ada di dalam raga."

Terpopuler

Comments

JeJen

JeJen

betul cuma orang tua yg tulus😭❤

2024-04-25

0

Arik Purwaningsih

Arik Purwaningsih

air mata ini lngsng keluar sendiri membaca novel kak author, terima kasih untuk hasil karya kak author yang selalu terdapat nilai" positifnya

2023-12-30

3

Rahmawati

Rahmawati

mewek😭

2023-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!