Menerima

Semua orang terpana. Kaget.

Terlebih dengan Zaidan dan Anita, mereka melihat Zayn tak percaya.

Sementara Lela yang juga kaget hanya melihat Zayn sepintas, buru-buru dia kembali menundukkan kepalanya, dengan penuh tanda tanya tentunya, mengapa Zayn tiba-tiba melamarnya.

"Nak Zayn?" Ummi yang juga tak kalah kaget mencoba meminta penjelasan.

Zayn tersenyum.

"Maafkan saya Ummi. Saya tahu jika kalian sedang menunggu kedatangan lelaki yang ingin berta'aruf dengan Lela. Namun maaf saya mendahului laki-laki itu, saya bahkan ingin langsung meng-khitbah Lela."

Semuanya dibuat lebih kaget lagi dengan jawaban Zayn.

"Tapi kenapa tiba-tiba seperti ini Ustadz Zayn?" Ahmad mencoba bertanya.

"Karena saya adalah laki-laki yang sudah mampu untuk menikah karena itu saya berkewajiban untuk menyegerakan menikah demi menyempurnakan separuh agama saya."

"Dan Lela adalah wanita shalihah yang saya pilih untuk kita bersama mengarungi bahtera rumah tangga menuju Ridha Allah SWT."

Zaidan melihat adiknya, dalam hati terdalamnya dia tahu maksud dan tujuan sang adik sebenarnya, yakni ingin membantu Lela dan trauma psikologis yang dialaminya.

Sementara Anita yang juga sepemikiran dengan suaminya masih dibuat tak percaya akan apa yang dilakukan oleh sang adik ipar, namun di sisi lain tentu saja Anita bahagia dan senang, Zayn seolah membuka jalan keluar bagi permasalahan Lela dan kini dia berharap Lela dan keluarganya menerima lamaran Zayn.

Ahmad dan juga Ummi terlihat bingung, mereka langsung melihat Lela yang hanya menundukkan kepalanya saja.

Lela tak kalah bingung, dia tahu jika semua orang menanti jawabannya. Sebagai seorang wanita yang sudah menikah, yang lebih berhak atas dirinya daripada walinya, dia harus dengan jelas menjawab menolak atau menerima jika ada yang melamarnya.

"Karena ini sangat mendadak sekali, mungkin Lela bingung untuk menjawabnya sekarang. Ummi sarankan bagaimana jika kalian berta'aruf saja terlebih dahulu. " Ummi melihat Zayn.

"Aku menerimanya," ucap Lela tiba-tiba membuat semua orang kaget.

Kini semua orang melihatnya.

"Aku menerima lamaran ustadz Zayn," ucap Lela lagi dengan semakin menundukkan kepalanya. Meremas kedua tangannya.

Zayn, juga Zaidan dan Anita terlihat lega dan senang mendengar jawaban Lela.

Sementara Ummi dan Ahmad serta yang lainnya hanya terdiam pasrah karena Lela telah mengambil keputusannya untuk menerima lamaran Zayn maka mau tak mau mereka harus menerimanya juga.

Mereka yakin jika Lela sudah memikirkan dengan matang untuk keputusannya itu, karena mereka-pun tahu dengan pasti bahwa ustadz Zayn adalah lelaki yang sangat baik yang pasti juga akan memperlakukan Lela juga dengan baik.

Tak lama kemudian datanglah tamu yang ditunggu, mau tak mau juga mereka harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, untung saja mereka semua mengerti dan menerima keputusan Lela juga dan tak mempermasalahkan apapun.

***

Di dalam kamar Lela.

Anita memeluk Lela dengan erat, dari raut wajahnya sangat terlihat jika dirinya sangat bahagia.

"Kamu sudah mengambil keputusan yang tepat."

Lela terdiam tak menjawab, dia hanya menatap wajah Anita penuh tanda tanya.

"Kenapa tiba-tiba Ustadz Zayn melamarku?"

"Kenapa kamu juga tiba-tiba menerimanya?" tanya Anita balik.

Lela terlihat gelagapan.

"Aku tidak tahu. Aku hanya menuruti kata hatiku saja yang mengatakan jika aku harus menerimanya."

Anita tersenyum.

"Mungkin itu juga jawaban kenapa Zayn tiba-tiba melamar kamu, pasti dia juga menuruti kata hatinya untuk menjadikanmu istrinya."

"Aku yakin jika ini memang takdir yang sudah dituliskan oleh Allah SWT untuk kalian berdua." Anita kembali memeluk Lela erat.

Di dalam mobil.

Jika tak tahu batasannya, ingin rasanya Anita memeluk adik iparnya, Zayn yang sibuk mengendarai mobil untuk mengucapkan rasa terima kasihnya karena telah mau menikahi Lela, padahal Zayn tahu persis bagaimana kondisi Lela yang sebenarnya.

Sementara Zaidan yang duduk di samping sang adik hanya tersenyum sambil sesekali melirik adiknya.

"Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Zaidan akhirnya setelah tidak tahan menahan rasa penasarannya.

"Iya. Kenapa kamu melakukannya?" tanya Anita juga dengan cepat bertanya pada Zayn.

Zayn hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa. Aku memang ingin menikahinya saja."

"Terlepas dari masa lalunya dan apa yang sekarang terjadi padanya, aku melihatnya sebagai seorang muslimah yang taat, dan itu cukup untuk aku jadikan alasan untuk menjadikannya istriku, karena sesuai sabda Rasulullah jika wanita dinikahi karena empat perkara, hartanya, keturunannya, kecantikannya juga agamanya, dan aku rasa Lela memiliki semua itu, terutama agamanya."

"Mengenai penyakitnya. Aku akan bersabar menunggunya hingga dia sembuh dan menerimaku."

***

Aisha terlihat bahagia mendengar kabar jika kakaknya akan menikah dengan Zayn dari Ummi.

Begitu juga dengan Alvian yang langsung diberi tahu istrinya jika Ustadz Zayn tiba-tiba datang dan melamar Lela, dan kakaknya itu juga langsung menerima lamaran Zayn.

"Ustadz Zayn lelaki yang baik seperti halnya kakaknya ustadz Zaidan, mereka tidak mempermasalahkan masa lalu dari calon pasangannya." Alvian merasa takjub akan sikap kedua kakak beradik itu.

"Karena mereka melihat dengan kedua matanya, bukan kedua telinganya. Mereka menilai seseorang dengan apa yang mereka lihat, bukan dengan apa yang mereka dengar," jawab Aisha sambil mencoba menelepon kakaknya untuk memberikan ucapan selamat.

"Terima kasih. Dik," jawab Lela namun dengan suaranya yang terdengar sangat pelan, tidak bersemangat.

Aisha langsung merasa aneh, dia merasa jika kakaknya tidak senang

"Kak. Ada apa?" Aisha mencoba mencari tahu.

"Tidak apa-apa dik."

Aisha terdiam sejenak.

"Kak. Aku tahu jika kakak belum siap untuk menikah dalam waktu dekat ini. Kakak masih memerlukan waktu yang banyak untuk menyembuhkan luka akibat pernikahan pertama kakak."

Tak ada jawaban di ujung telepon.

"Aku tahu jika kakak melakukan semuanya demi Ummi. Demi untuk menyenangkan hatinya, demi untuk membuatnya tenang, dan demi untuk membahagiakannya."

"Untuk itu semua aku ucapkan terima kasih," ucap Aisha terbata sambil menitikkan air matanya.

"Terima kasih kakak mau mengorbankan perasaan kakak demi kebahagiaan Ummi kita."

"Dik." Lela terdengar menahan tangisnya juga.

"Tidak dik. Kakak melakukannya juga untuk diri kakak sendiri. Dengan menikah lagi kakak harap itu bisa menyembuhkan rasa takut, sakit dan tak berdaya ini."

"Jika seperti itu aku senang mendengarnya. Tapi ada sesuatu yang harus kakak tahu. Bukan orang lain yang bisa menyembuhkan patah hati, rasa sakit dan kecewa kita, tapi hanya kita sendiri yang bisa melakukannya."

"Jangan pernah mencari obat patah hati pada seseorang yang baru, karena kita tak bisa membebankan rasa kecewa dan rasa sakit kita pada orang yang baru saja datang di hidup kita."

Terpopuler

Comments

☠@AngguN

☠@AngguN

bismillah berawal dari niat baik insyaallah👍🏻

2023-12-07

1

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

bismillah aja ka Lela

2023-12-07

0

Titika tika

Titika tika

Aisha memang adk pling top👍

2023-12-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!