Episode 2

DI RUMAH DEVANO.

Waktu menunjukkan pukul 04:00 Sore.

Terlihat Devano dan Alana, yang tak lain adalah istrinya, yang dari tadi sedang duduk di ruang tamu, sambil menunggu seseorang.

"Mas Devano, kok Dokter Renata nya lama banget sih enggak datang-datang.? Padahal kan kita janjian ketemu sama Dokter Renata dari tadi siang, tapi kok sampai sekarang belum datang-datang juga.?" Ucap Alana sedikit kesel, karena ia sudah menunggu Renata cukup lama, ia Renata. Karena seseorang yang sedang ia dan Devano tunggu-tunggu sekarang ini ternyata adalah Renata, perempuan yang sama yang sudah menendang junior Diki tadi siang, mereka berdua bisa kenal dengan Renata, karena ternyata Renata itu adalah sahabat Devano waktu ia masih sama-sama kuliah di Korea, dan tujuan mereka berdua mengundangnya ke rumah, karena mereka berdua ingin melakukan program kehamilan sekaligus konsultasi masalah kehamilan kepadanya, karena tanpa sepengetahuan dari kita, ternyata Devano dan Alana itu sudah bertahun-tahun menantikan kehadiran seorang anak, namun mereka berdua gagal lagi dan gagal lagi.

"Ya sabar dong sayang.! Mungkin sekarang ini Dokter Renata nya masih di jal,,,,,,,," Seketika ucapan Devano terpotong.

"Ya ampun Devano, Alana.! Maaf banget yah.? Gw telat. Soalnya tadi tuh gw ada sedikit masalah di jalan." Ucap Renata yang baru saja sampai dan berdiri tepat di hadapan mereka berdua.

"Eh Dokter Renata.! Ia enggak papa kok Dok." Ucap Alana sambil tersenyum dengan sangat ramah.

"Enggak papa gimana.? Orang kamu dari tadi marah-marah terus nungguin Dokter Renata enggak datang-datang." Ucap Devano sambil tersenyum.

"Iiiihhh, mas itu apaan sih.?" Bisik Alana kesel, karena ia merasa tidak enak kepada Renata dengan ucapannya itu.

"Ya ampuuun, sorry banget yah kalau gitu.! Soalnya tadi itu gw bener-bener ada sedikit masalah dijalan, jadinya gw telat deh kesininya, sorry yaaah.?" Ucap Renata merasa bersalah.

"Ia enggak papa, santai aja kali Ren.! Gw juga cuma bercanda kok.!" Ucap Devano sambil tersenyum, ia berbicara menggunakan bahasa loh, gw, karena ia dan Renata memang sudah terbiasa dengan bahasa seperti itu saat dulu ia masih kuliah di Korea, karena memang persahabatan mereka itu cukup dekat.

"Ya udah kalau gitu langsung aja.! Apa yang mau loh sama Alana tanyakan.? Nanti biar gw jawab." Ucap Renata sambil tersenyum dengan sangat ramahnya, ia mengajaknya untuk langsung konsultasi, hingga akhirnya mereka berdua pun langsung konsultasi kepadanya.

1 Jam kemudian,,,,,,

Devano dan Alana pun sudah selesai berkonsultasi, dan sekarang ini adalah waktu Renata untuk pulang.

"Ya udah yah Dev, Alana juga, gw pulang dulu. Semoga pertemuan kita hari ini bermanfaat." Ucap Renata sambil tersenyum.

"Iya Ren, makasih yah loh udah mau datang ke rum,,,,," Seketika ucapan Devano terpotong, karena tiba-tiba ponselnya berdering karena ada yang meneleponnya.

"Eh sebentar yah Ren.! Gw angkat telepon dulu." Ucapnya lagi sambil buru-buru mengangkat telepon tersebut, namun belum juga telepon tersebut diangkat, sudah mati terlebih dahulu.

"Siapa emang mas yang nelepon, kok langsung dimatiin.?" Ucap Alana penasaran.

"Mas juga enggak tau, no baru soalnya." Ucap Devano serius, kalau no itu no baru yang tidak ia kenal.

"Eh tunggu dulu.! Ini kok ada chat dari Diki banyak banget, dia chat gw kapan yah.? Kok gw enggak denger." Ucapnya lagi bingung sambil buru-buru membuka dan membaca isi chat tersebut.

"Dev, loh lagi ngapain sih.? Dari tadi gw teleponin enggak diangkat-angkat. Mobil loh mogok nih.! Jemput gw di bengkel yah, SEKARANG.!" Ucap Devano membacakan isi chat tersebut.

"Ya ampun maaas, kasihan amat. Mas jemput gih sekarang.!" Ucap Alana.

"Enggak bisa sayaaaang, ini itu chat udah dari dua jam yang lal,,,,,," Seketika ucapan Devano terpotong, karena tiba-tiba Diki pun datang sambil ngoceh-ngoceh.

"Aduh Deeeev.! Loh itu dari mana aja sih.? Apes banget tau enggak gw hari ini.! Udah mobil loh yang gw bawa mogok, gw kehilangan jejak, dan yang paling bikin gw kesel, tadi itu gw ketemu sama cewek enggak jelas. Gilaaaa itu cewek asal main tendang-tendang gw aj,,,,,,,," Seketika ucapan Diki terpotong, karena ia kaget bukan main melihat Renata yang tak lain adalah perempuan tersebut, yang juga sedang berada di dalam rumah Devano.

"P, p, perempuan itu.! Bukannya itu perempuan yang tadi udah nendang INI gw yah.? Kok itu perempuan bisa ada disini.?"

Ucapnya dalam hati, kaget dan tak percaya sambil terus terbengong, menatap kearah Renata yang juga sedang menatap kearahnya.

"L, l, loh.!"

Ucap Renata yang juga kaget bukan main melihat Diki, lelaki tidak jelas yang sudah mengejar-ngejar Marcell kakaknya bisa berada di dalam rumah Devano sahabatnya.

"Loh ngapain di sini.? Loh sengaja yah ngikutin gw dari belakang.?" Ucap Renata menuduhnya dengan nyolot.

"Emang kalian udah pada kenal.?" Ucap Alana bingung.

"Iya Dik, Renata juga.! Emang kalian udah pada saling kenal.?" Ucap Devano yang juga bingung melihat Diki dan Renata yang seperti sudah saling mengenal.

"Ini Dev, Alana juga.! Dia ini orang yang tadi udah buat gw telat ke rumah loh.! Jadi kalau loh mau marah, marahin aja itu orang.!" Ucap Renata kesel, sambil menatap sinis kearahnya.

"Eehhh enggak bisa.! Enak aja asal main marah-marahin gw aja, emang gw salah apa.?" Ucap Diki tak terima dengan ucapannya itu.

"Ya salah lah.! Tadi kan loh yang udah ngajakin gw ribut di jalan. Jadinya gw telat deh kesini.! Lagian loh ngapain sih ada disini.? Loh sengaja yah ngikutin gw.?" Ucap Renata lagi-lagi ia menuduhnya seperti itu.

"Eeeehhh enak aja gw ngikutin loh.! Emang gw enggak ada kerjaan apa.?" Ucap Diki tak terima.

"Udah deh, lebih baik loh ngaku aja.! Loh pasti ngikutin gw kesini kan.?" Ucapnya lagi-lagi menuduhnya seperti itu.

"Udah Dev, kalau loh mau marah, marahin aja itu orang enggak jel,,,,,," Seketika ucapan Renata terpotong.

"Sssssttt.! Renata udah.! Udah jangan pada ribut terus.! Dia itu namanya Bang Diki, dan Bang Diki ituuuu, sahabatnya mas Devano." Ucap Alana mencoba untuk memberi tahu siapa Diki itu sebenarnya.

"Sayang, bukannya biarin aja enggak usah dikasih tau.! Biar mereka berdua pada ribut, biar rame." Ucap Devano sambil tersenyum.

"Iiiihhh mas apaan sih.? Orang temennya pada ribut, malah seneng.* Ucap Alana.

"Ya lagian, mereka pada nyrocos sendiri-sendiri aja, enggak tanya-tanya dulu sama mas.!" Ucap Devano.

"Ya udah lah terserah.! Yang penting gw kesini bukan ngikutin loh.! Gw kesini ke Rumah Devano, sahabat gw. Denger kan loh.!" Ucap Diki kesel sambil menatap sinis kearahnya.

"Ya udah lah Dev, gw cabut dulu.! Enggak betah gw lama-lama disini.! Ada orang enggak jelas dan sok tau kayak dia tuh.!" Ucapnya lagi sambil menunjuk ke arahnya.

"Ih emang gw juga mau apa lama-lama disini bareng sama loh.! Ogah." Ucap Renata mencoba untuk membalas ucapannya.

"Kalian itu sebenarnya pada kenapa sih.? Dari tadi ribut mulu." Ucap Devano bingung sambil tersenyum karena lucu melihat tingkah laku mereka.

"Tau nih.! Kalian itu pada kenapa sih.? Hati-hati loh, nanti jatuh cinta." Ucap Alana sambil tersenyum menggodanya.

"Iiiihhh amit, amit, amit, amit, amit.! Jangan sampai deh gw jatuh cinta sama cowok enggak jelas kaya dia.!" Ucap Renata sambil menunjuk ke arahnya.

"Kalau ngomong itu hati-hati.! Jatuh cinta beneran sama gw baru tau rasa loh.!" Ucap Diki mencoba untuk mengingatkannya, namun sayang Renata malah justru menertawakannya.

"Gw, jatuh cinta sama loh.? Iiiihhh ogah." Ucapnya dengan percaya dirinya.

"Ya udah lah terserah loh aja.! Gw capek ngurusin cewek enggak jelas kayak loh.!" Ucap Diki mengalah, karena hari ini ia memang benar-benar sudah sangat capek dan lelah.

"Ya udah yah Dev, gw cabut dulu.!" Ucapnya lagi.

"Eh Dik, emang loh mau pulang sama siapa.? Motor loh kan ada di kantor. Udah mendingan loh pulang bareng Renata aja.! Rumah kalian searah kok.!" Ucap Devano sambil tersenyum menggodanya, ia sengaja menawarkannya seperti itu agar mereka ribut lagi.

"Gila kali loh Dev.! Masa gw pulang sama,,,,," Seketika Diki pun terdiam dan langsung menatap kearah Renata.

"Apa.?" Ucap Renata nyolot sambil menatap sinis kearahnya.

"Ya udah Dev, Alana juga, gw yang pulang duluan.! Panas ini muka.! Lihat cowok enggak jelas kayak dia.!" Ucapnya lagi kesel, sambil berjalan keluar untuk pulang.

"Woy.! Yang panas muka apa hati woy.! Hati-hati.! Jatuh cinta beneran nanti loh sama gw." Teriak Diki sambil tersenyum menggodanya.

Terpopuler

Comments

Wawa Balqis

Wawa Balqis

bukan nya marcell adik renata thor ,dan dia yg mencelakai istri devano

2022-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!