Selama perjalanan pulang, Zahra menanyakan segala pada Aeni.
Dari kenapa ia putus sekolah menengah pertama dan dari bagaimana ia menjadi pekerja tetap di perkebunan itu.
Semua Aeni ceritakan tanpa ada yang di tutupi, bahkan mereka sudah semakin dekat seperti Kakak dan Adik kandung.
"Nah itu Rumah mertua, Kakak" ucap Zahra menunjukan Rumah mertua nya.
Aeni langsung melajukan motor nya ke arah Rumah tersebut, disana terlihat ada beberapa orang Ibu-ibu yang sedang berkumpul.
"Dari kebun, Zah?" tanya Bu Rt.
"Iyaa Bu Rt, sekalian hiburan disana hehe" jawab Zahra tertawa kecil.
"Ibu mertua mu belum pulang?" tanya yang lainnya.
Zahra menghentikan gerakan tangannya yang sedang membuka pintu pagar.
"Belum Bu, nanti sore mungkin mereka akan tiba disini" jawab Zahra sopan.
"Zahra masuk dulu ya, Bu" pamit Zahra dengan sopan.
Ibu-ibu tersebut mengangguk, lalu Zahra membawa Aeni masuk dulu ke dalam Rumah mertua nya.
"Kamu makan dulu?" tanya Zahra.
"Tidak Kak, aku akan langsung kembali ke kebun karena sekarang akan datang mobil angkutan untuk Teh" jawab Aeni tersenyum.
Zahra menyuruh Aeni menunggu terlebih dulu, sedangkan ia pergi ke dalam Rumah.
Tak berselang lama, Zahra keluar kembali dengan membawa kantong makanan untuk para pekerja disana.
Kebetulan karena Zahra sudah masak banyak tadi, daripada tidak termakan mending di kasih kan pada para pekerja.
"Ini bawalah dan makan bersama-sama disana bersama yang lain. Insya Allah kalau ada waktu aku kesana lagi, atau kamu juga main jika libur kemari" ucap Zahra dengan tersenyum.
"Terimakasih banyak, Kak. Yasudah aku berangkat dulu ya karena takut hujan" balas Aeni dengan bahagia.
Setelah mendapatkan anggukan dari Zahra, Aeni melajukan motor nya untuk kembali ke perkebunan. Ia mengangguk pada Ibu-ibu disana tanda untuk pamitan.
Zahra masuk ke dalam, ia akan membersihkan diri dan istirahat sejenak sebelum masak buat nanti.
**
Hingga di rasa cukup dengan Istirahat nya, Zahra bangun dan langsung menuju ke dapur.
Ia langsung menyiapkan bahan untuk di masak, masakan kali ini ia akan lumayan banyak karena kedua mertua dan Adik ipar nya akan pulang.
Hampir 2 jam di dapur, dan waktu sudah menunjukan angka 4 Zahra baru menyelasikan masakanannya.
Ia menata nya dengan cantik di atas meja makan, setelah ia kembali ke kamar untuk mandi.
Hingga langkah nya terhenti saat ada mobil yang masuk ke halaman Rumah.
Terlihat disana Wendi yang baru saja pulang dari Pusat Kota.
"Mas, baru pulang?" tanya Zahra sambil menyalami sang Suami.
"Iyaa Sayang, lumayan alot pembahasannya sih" jawab Wendi menghempaskan tubuh nya di sofa.
"Mau Teh atau kopi?" tawar Zahra.
"Kopi saja sayang, bawa ke kamar ya aku ingin istirahat disana" jawab Wendi dengan melangkah pergi ke kamar nya.
Zahra mengangguk patuh, ia lalu membuatkan Kopi kesukaan sang Suami terlebih dulu.
Setelah selesai, ia membawa nya ke kamar yang mereka tempati.
"Mas, ini kopi nya. Aku mandi dulu ya" ucap Zahra sambil meletakan secangkir kopi di nakas samping ranjang.
Zahra melangkah ke kamar mandi, tetapi saat akan menutup pintu nya ia di kejutkan dengan aksi Wendi yang menerobos masuk.
"Bareng saja ya" ucap Wendi dengan tersenyum miring.
"Heh bukan mandi entar, malah kamu ngerjain aku" cebik Zahra dengan terkekeh.
Wendi hanya tersenyum, mereka lalu menanggalkan pakaiannya dan memulai ritual mandi yang di campurkan dengan ples ples ya pemirsah🥳.
Biasanya mereka mandi hanya akan memakan waktu 25 menit saja tetapi ini sudah hampir 1 jam lebih mereka baru selesai.
Zahra langsung saja berpakaian karena takut sang mertua datang dan menunggu lama.
Sedangkan Wendi, ia terkekeh melihat wajah sang Istri yang sedikit kesal.
Dan benar saja, saat Zahra keluar kamar terdengar suara mobil yang berhenti di halaman.
Zahra langsung saja menuju ke depan dan membuka pintu Rumah.
"Ayah, Ibu" sapa Zahra dengan sopan.
"Maaf lama ya, Nak. Paman mu biasa tidak akan mengizinkan kita pulang kalau tidak menginap" ucap Sang Ibu dengan tersenyum.
"Tidak apa , Bu. Ayo masuk, mau langsung makan tidak?" tanya Zahra pada mertua nya.
"Boleh, kebetulan Ibu lapar" jawab Ibu mertua nya cepat.
Lalu Zahra memanggil sang Suami, setelah berkumpul bersama mereka makan dengan hening.
Semuanya menikmati masakan hasil Zahra tersebut dengan lahap.
Dan hanya sekejap saja nasi dalam piring mereka sudah habis. Zahra membereskan semua nya terlebih dulu sebelum beranjak dari sana.
Sedangkan Mertua dan Adik ipar nya langsung saja masuk ke dalam kamar mereka masing-masing, hanya Wendi saja yang menuju ke teras depan Rumah.
Zahra membawa camilan untuk di nikmati mereka di depan, tak lupa juga dengan minuman hangat yang ia buat.
"Silahkan Mas" ucap Zahra dengan lembut.
"Makasih sayang" balas Wendi.
"Siapa tadi yang mengantarkan pulang?" tanya Wendi pada Zahra saat melihat Zahra sudah duduk di samping nya.
"Aeni, Mas. Dia pekerja paling muda disana" jawab Zahra tersenyum.
Lalu dengan sendiri nya Zahra menceritakan semua nya pada Wendi, dari ia membantu memetik hingga istirahat di atas Rumah pohon.
"Senang hari ini?" tanya Wendi lembut.
"Lumayan senang sih walau tidak ada kamu" jawab Zahra tertawa kecil.
"Ck, dasar" decak Wendi dengan menggelengkan kepala nya.
Wendi juga menceritakan seharian ini dia bekerja dan membahas pekerjaan dengan beberapa rekan nya.
Ya mereka selalu saja membagi cerita seharian yang sudah di lewati nya. Bahkan tak jarang pula Wendi selalu meluangkan waktu nya hanya untuk mengobrol santai dengan sang Istri.
Hingga hari kian malam, Zahra dan Wendi masuk ke dalam Rumah.
Zahra di larang memasak untuk makan malam karena mereka akan istirahat.
Setelah selesai mengunci jendela dan pintu, Wendi dan Zahra ikut masuk ke dalam kamar nya sendiri.
Sebelum merebahkan diri nya, Zahra mengganti pakainnya untuk tidur.
*
Tepat tengah malam, Zahra terbangun karena haus dan ia langsung saja melangkah menuju ke dapur.
Terlihat di ruang keluarga Ibu dan Ayah nya seperti sedang menonton televisi.
Dan Zahra hanya mengabaikannya, ia terus saja melangkah ke dapur.
Hingga pas kembali ia di buat terkejut dengan ucapan sang Ibu mertua yang terus saja membahas Cucu.
Zahra langsung saja mempercepat jalannya karena merasa sangat sesak di dada.
Ia memegang dada nya yang sesak, Zahra meneteskan air mata nya dalam diam karena semua ini.
Bukan kehendaknya yang tidak kunjung mendapatkan momongan, tetapi semua nya mungkin saja belum waktu nya.
Zahra ikut memejamkan mata nya kembali bersama dengan Wendi, ia mencoba mengabaikan semua nya dan terlihat baik-baik saja.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
coba thour, plases biar Zahra cepat hamil, kasihan juga
2024-06-23
0
Lela Lela
semoga zahra cepet hamil lanjut thor
2022-05-19
0
Anasih 11
masih aman terkendali kaya na,, entah besok2 mah,,, 😁😅
neexxt
2022-03-04
0