Sesaat setelah selesai makan, Zahra mengajak sang Suami untuk pergi ke wahana permainan dewasa yang sangat menyenangkan.
Wendi hanya bisa pasrah dan ikut saja kemauan sang Istri, ia berjalan sambil menggenggam tangan Zahra.
Zahra terus saja menunjuk ini dan itu permainan yang ada disana.
Bahkan ia sangat berbinar dan tertawa lepas bahagia saat ia merasakan semu permainan disana.
"Hanya dengan hal kecil saja mampu membuatmu bahagia seperti ini, sayang" batin Wendi dengan tersenyum senang.
Hingga hampir semua permainan Zahra dan Wendi naiki, hingga tak terasa waktu sudah semakin siang bahkan hampir sore.
Wendi membawa Zahra untuk menikmati makanan khas disana, mereka berkeliling dan sampai mata Zahra melihat ada penjual Bakso bakar, sate kelinci , nasi mawut dan cwimie.
"Mas, aku ingin bakso bakar dulu dan cwimie" ucap Zahra dengan berbinar.
"Siap Tuan Putri, duduklah dulu biar aku pesankan" balas Wendi tersenyum kecil.
Zahra mengangguk patuh, ia duduk di kursi yang ada disana.
Ia sudah sangat tidak sabar ingin menikmati makanan khas Malang tersebut, apalagi melihat panjang nya Bakso bakar.
Tak berselang lama, Wendi datang dengan sepiring Bakso bakar dan dua buah mangkuk cwimie.
Dengan berbinar, Zahra langsung mengambil nya dan menata di meja.
Mereka lalu menikmati udara sore yang sejuk di Kota Malang dengan makanan hangat yang sangat nikmat.
"Hemmm ini sangat enak, aku pernah merasakannya tetapi tidak se enak ini" ucap Wendi saat menikmati cwimie.
"Kamu benar, Mas. Ini adalah cwimie dan bakso bakar yang sangat enak, bumbu nya yang pas dan juga meresap sampai ke dalam" balas Zahra lembut.
"Setelah ini kita langsung ke Mall ya, karena sudah hampir malam" ucap Wendi.
Dan hanya di balas anggukan saja oleh Zahra karena mulut nya penuh dengan makanan.
Setelah dirasa cukup dan kenyang, Zahra bersama Wendi langsung saja menuju ke Mall yang besar disana.
Zahra memang tidak membawa perlengkapan yang lengkap karena nanti tidak akan ribet kalau ia ke Rumah nya untuk menginap.
"Uhh aku kenyang sekali, Mas" ucap Zahra terkekeh saat sudah di dalam mobil.
"Kamu memang suka kalap kalau nemu makanan tradisional, sangat beda kalau makan di Resto" ejek Wendi dengan tertawa kecil.
"Ck, jahat banget sih" kesal Zahra sambil mencebikan bibir nya.
Wendi langsung saja tertawa, ia suka sekali kalau melihat wajah merajuk sang Istri.
Ia lalu mengecup kepala Zahra sebelum melajukan mobil nya.
"Awas ya, aku akan menguras uang mu sekarang" cebik Zahra dengan mendengus.
"Silahkan Sayang, aku tidak akan marah" balas Wendi dengan santai.
Heh.
Zahra mendengus kesal, ia lalu membiarkan Suami nya dan ia menatap ke luar jendela mobil.
Ia menghirup udara yang asli dari perkebunan Teh yang ada disana.
"Mas, apa tadi itu Bos besar yang punya perkebunan Teh?" tanya Zahra
"Bukan sayang, itu adalah Adik nya sedangkan yang punya itu adalah Kakak nya yang ada di Bali" jawab Wendi.
"Hemm, pasti perkebunan nya dimana-mana ya. Disini saja sudah sangat luas apalagi yang di luaran sana" ucap Zahra tersenyum.
"Keluarga mereka hanya mempunyai perkebunan Teh yang disini dan yang di Desa kamu itu sayang. Mayoritas nya sih mereka kerja di perusahaan dan perkebunan ini adalah impian sang Kakak nya" jelas Wendi kembali.
"Emm memang nya Kakak nya kenapa tidak mengurus seorang diri?" tanya Zahra semakin penasaran.
"Katanya sih sakit keras karena di tinggal oleh Istri nya yang meninggal saat melahirkan Putri nya dan ironis nya lagi sang Putri nya pun ikut meninggal" jawab Wendi dengan sabar.
Deg.
Jantung Zahra mendadak berdebar sangat kencang, ia selalu saja merasa sedih saat mendengar kata Anak.
Wendi langsung menggenggam tangan Zahra, ia sudah hafal bahwa Istri nya pasti sedang sedih.
"Kita sabar ya sayang, mungkin tahun besok kita akan punya Baby" ucap Wendi dengan lembut.
"Mudah-mudahan saja, Mas. Aku sudah sangat ingin merasakan hamil" balas Zahra lirih sambil mengusap lembut perut nya.
"Kita jangan putus berdo'a dan juga berikhtiar ya, sayang" ucap Wendi kembali dengan lembut.
Zahra mengangguk, ia menatap Wendi dengan senyuman yang selalu tenang dan juga teduh.
Wendi lalu menghentikan mobil nya saat mereka sudah sampai di Mall.
Lalu setelah itu mereka langsung saja keluar dari dalam mobil.
"Beli semua kebutuhan kita ya, jangan ada yang ketinggalan" ucap Wendi.
Zahra mengangguk, ia lalu membeli semua perlengkapan yang ia dan Wendi butuhkan.
Bahkan Zahra membeli beberapa kebutuhan dapur dan juga Rumah nya.
"Nanti kalau ada Rezeki kita akan beli motor buat kamu ke pasar ya, gak apa kan kalau second juga?" tanya Wendi di saat mereka akan menuju ke kasir.
"Tidak apa, Mas. Yang penting memudahkan aku pergi ke pasar" jawab Zahra tersenyum lembut.
Wendi lalu membayar semua belanjaan Zahra, setelah itu mereka langsung pulang karena sudah malam.
Zahra memejamkan mata nya karena merasa lelah dengan hari ini.
Dan Wendi membiarkan sang Istri untuk tertidur terlebih dulu karena perjalanan pulang nya cukup jauh.
Zahra terlelap sangat nyenyak di kursi penumpang, bahkan terdengar dengkuran halus dari bibir sang Istri.
**
Setelah sampai di Rumah, Wendi dan Zahra membawa semua belanjaan yang mereka beli tadi.
"Mas, aku akan menata bahan makanan ini dulu" ucap Zahra.
"Besok saja sayang, kamu pasti lelah" balas Wendi tegas.
"Baiklah, aku akan menyimpannya dulu nanti akan langsung ke kamar" ucap Zahra tersenyum.
Wendi mengangguk, ia lalu membawa belanjaan keperluan dirinya dan sang Istri.
Ia menyimpan semua belanjaan di atas sofa, dan Wendi sendiri pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
Ceklek.
Zahra masuk ke kamar dan ia tidak melihat siapapun disana.
Lalu Zahra mendengar suara orang yang berada di kamar mandi, setelah itu ia langsung menyiapkan pakaian untuk Wendi.
Dan setelah selesai, Zahra menata semua berlanjaan yang ada di sofa.
"Hemm, lengket sekali ini badan" gumam Zahra dengan gusar.
Ia lalu duduk dengan selonjoran setelah menata semua nya.
Hingga tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah sang Suami.
"Sana mandi dulu, sayang" ucap Wendi.
Zahra mengangguk, ia lalu mengambil handuk dan juga pakaian ganti milik nya.
Setelah itu, Zahra lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Wendi, ia langsung berpakaian dengan cepat karena ia belum memasukan mobil dan mengunci gerbang.
Dan untung nya mereka sudah makan malam saat di perjalanan tadi, karena Wendi tahu bahwa Zahra pasti lelah kalau masak untuk makan malam.
Setelah memastikan semua pintu dan jendela terkunci, Wendi langsung masuk kembali ke kamar nya dan ternyata sang Istri sudah selesai mandi nya.
.
.
Jangan lupa Like, Coment, Vote dan Hadiah nya ya Readers.
🌸Ig : heniisw24
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Fina Ina
lnjut 💪💪💪 Thor .
2022-04-24
0