Diguyur Hujan

Hujan sepanjang jalan dan lumayan deras juga. Vira yang baju dan rambutnya basah pun merasa kedinginan di dalam mobil yang ia tumpangi.

Vira memeluk dirinya sendiri, melipat tangannya di depan dada sambil mengusap wajahnya yang terkena tetesan air dari rambutnya.

"Saya turun disini saja, Pak! terima kasih, oh ya ini saya tambahin. Maaf bikin joknya basah," ucap Vira yang sudah melihat rumah kontrakannya. Ia menyodorkan ongkos taksi pada sang supir.

"Oh, ya terima kasih. Tapi kebanyakan ini, Kak!" ucap sang supir.

"Nggak apa-apa," ucap Vira hendak membuka pintu mobil.

"Hujan deras, saya punya payung, Kak! sebentar saya ambilkan," kata sang supir yang sepertinya lebih muda dari Vira.

"Nggak usah, Mas! terlanjur udah basah juga, lagian lari bentar udah sampai," kata Vira yang langsung menerobos hujan.

Seseorang yang memperhatikan wanita itu nekat lari saat hujan deras pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Astaga, dia nggak takut sakit hujan-hujanan kayak gitu!" ucap Pria itu yang tak melepaskan pandangannya dari wanita yang kini sudah hilang dibalik pintu.

.

.

Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Vira pun menikmati segelas kopi yang dicampur dengan creamer dan sedikit gula.

"Hujannya awet, padahal udah malem..." ucap Vira sembari meniupkan udara pada mug berwarna kuning yang berisi kopi panas.

"Srrrrp! nikmat mana yang kau dustakan, Vira! minum kopi sambil kemulan selimut aja udah uwow banget," Vira bicara sendiri.

"Huaaatchih..."

"Ih, kok hidung malah kayak mau meler gini! Huaaaatchih! ah, alamat mamfet nih hidung! uhuk, uhuk!" Vira bersin dan terbatuk. Ia meletakkan kopi diatas meja dekat standing lamp yang dinyalakan Vira saat akan tidur.

Vira semakin merapatlan selimutnya. Ia terus saja bersin dan sesekali terbatuk-batuk.

"Dulu mainan air lama aja nggak bakalan sakit. Semakin tua kok ya semakin ringkih. Kehujanan kayak gitu aja langsung pilek! Huatichiiiihhh...!" Vira merasakan kepalanya agak pening.

Vira mengambil lagi kopi yang ia taruh diatas meja, ia meminumnya perlahan.

"Kebegoan yang haqiqi ya begini ini! harusnya aku bikinnya teh bukan kopi, tenggorokan aku tambah gatel setelah minum kopi!" Vira menaruh mug nya yang sudah kosong diatas meja.

Ketika ia sedang men-scroll aplikasi chat miliknya. Ada panggilan masuk, tertera mama Gia.

Vira mengusap layar ponselnya untuk menjawab panggilan itu.

"Ohaloo, tanteeee. Ini Gia..."

"Ohalo juga, Gia. Huatchih!" Vira merasakan hidungnya tersumbat. Ia mengambil tisu untuk mengusap hidungnya yang terasa gatal.

"Tante kenapa? Tante sakit?" tanya Gia.

"Nggak, cuma ... huaatchih, uhuk uhuk!" Vira malah bersin lagi disertai batuk.

"Kamu bicara dengan siapa, Gia?" tanya seorang pria yang baru masuk ke dalam kamar Gia. Penny yang tadinya duduk di pinggir ranjang Gia mendadak bergeser.

"Sama tante Vira..." ucap Gia menunjukkan layar ponselnya pada orang yang bertanya padanya.

"G-gusti?" pekik Vira saat melihat wajah gusti memenuhi layar ponselnya.

"Bukannya dia ada di luar kota?" gumam Vira dalam hati.

"Huatchhiiih!" Vira bersin kembali.

"Papi bicara sebentar dengan tante Vira, boleh?" tanya Gusti pada anaknya.

"Boleh, Pih!" ucap Gia menggemaskan.

"Vira, aku minta maaf soal cup cake yang kamu berikan pada Gia," ucap Gusti yang merasa tidak enak.

"Nggak masalah. Dia anakmu satu-satunya jadi wajar kalau kamu ingin melindunginya dan mencegah hal yang buruk yang mungkin bisa terjadi pada Gia," jawab Vira.

"Maksudku jika kue itu dari kamu, harusnya nggak apa-apa. Tapi, mungkin pengasuh anakku takut untuk mengijinkan Gia memakan sesuatu yang didapatnya dari seseorang. Aku minta maaf dan aku harap kamu nggak tersinggung, Vira..." ujar Gusti.

"Aku paham kok, nggak apa-apa..." ucap Vira tersenyum.

"Huatchih!" untuk yang kesekian kalinya Vira bersin, ia menutup mulut dan hidungnya dengan tisu.

"Kamu sedang sakit?" tanya Gusti.

"Iya, hanya sedikit flu," ucap Vira.

"Aku antar ke dokter?"

"Nggak perlu! kalau sakit seperti ini aku hanya butuh istirahat aja," jelas Vira. Lagipula dia sedang tidak ingin menerima perhatian dari seorang pria dalam bentuk apapun.

"Kalau begitu istirahatlah," ucap Gusti.

"Aku ingin bicara dengan Gia. Karena aku menjanjikan sesuatu padanya,"

"Gia, tante Vira pengen ngomong sama Gia..." ucap Gusti dan menyerahkan ponsel pada Gia.

"Gia, ingin cerita apa malam ini?" tanya Vira.

"Tapi tante lagi sakit," kata Gia murung.

"Ehem, bagaimana jika tante menceritakan satu kisah yang nggak terlalu panjang, gimana?" tanya Vira.

"Okey, aku akan pakai topi belalaiku dulu!" ucap Gia bersemangat.

"Penny ambilkan topi belalaiku! setelah itu kau keluarlah, karena malam ini aku ingin tidur ditemani papi," ucap Gia.

"Mampus! kenapa Gia pake ngajak papinya dengerin ceritaku yang ngawur ini?" ucap Vira dalam hatinya.

"Topinya, Nona!" Penny memakaikan topi belalai pada Gia. Gadis itu terlihat sangat lucu.

Akhirnya Gia pun mulai merebahkan dirinya ditemani Gusti. Vira mulai bercerita tentang seekor gajah yang tersesat di tengah hutan.

"Awalnya sang anak gajah bermain mengejar seekor kupu-kupu berwarna kuning yang hinggap tepat di ujung belalainya. Gajah merasa geli dan mengibaskan belalai panjangnya. Kupu-kupu itu pun terbang masuk semakin jauh ke dalam hutan. Dan sang anak gajah pun mengejar kupu-kupu dan meninggalkan kawanannya. Gajah sangat gusar karena hari telah menjelang senja..." cerita Vira terhenti saat melihat Gia sudah terpejam.

"Apakah dia sudah tidur?" tanya Vira berbisik.

"Ya, dia sudah terlelap..." jawab Gusti yang memegang ponsel yang mengarahkan kamera ke wajah Gia.

"Kamu juga sebaiknya tidur," ucap Gusti.

"Aku matikan," kata Vira.

"Sweet dreams and sleep tight!" ucap Gusti pada Vira.

Vira langsung mematikan ponselnya.

Sedangkan Gusti yang tak mendapat jawaban dari Vira pun hanya bisa tersenyum membayangkan wajah wanita yang sedang dekat dengan Gia.

"Hhh, gimana nggak sakit? kamu masuk ke dalam mobil dalam keadaan basah seperti itu!" gumam Gusti yang meluhat Vira berdiri di depan rumahnya terguyur hujan dan masuk ke dalam mobil. Gusti sempat mengikuti kemana mobil itu membawa Vira, karena ia pun ingin tahu dimana wanita itu tinggal.

.

.

Matahari mulai menampakkan sinarnya hari ini.

Vira bangun dengan kepala yang lumayan berdenyut. Suara ketukan pintu membuatnya terpaksa harus menyudahi mimpi bersama gajah-gajah kecil.

"Ah, ganggu banget, sih!" gerutu Vira seraya duduk di ranjangnya. Ia memegangi kepalanya yang sepertinya sedikit membuatnya oleng.

Suara ketukan pintu tak juga berhenti.

"Yaaa sebentaaarr! ya Allah, siapa juga yang dateng pagi-pagi ke rumah orang! uhuk uhuk," Vira kesal. Ia merasakan tubuhnya sangat dingin. Ia menurunkan kakinya menapak pada lantai yang dingin.

Dengan rambut yang masih acak-acakan, Vira membuka pintu.

"Pagi!" ucap seorang pria yang berdiri menyapa Vira di depan pintu.

.

.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

ceo manis

2022-06-11

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

opa belum tidur. dongengnya sudah berhenti 😭😭😭

2022-03-10

1

Reo Hiatus

Reo Hiatus

🤣🤣🤣

2022-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 Mereka Makhluk Menyebalkan
2 Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3 Kue Cubit
4 Gia Merajuk
5 Diguyur Hujan
6 Hilang Kesabaran
7 Kebodohan Yang Haqiqi
8 Kecewanya Vira
9 Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10 Having Lunch
11 Wejangan dari Bos
12 Perdebatan
13 Suapan Untuk Vira
14 Painting
15 Harus Tahan Emosi
16 Pengakuan
17 Makan Siang Dengan Ricko
18 Calon Istri Ricko
19 Cewek Songong
20 Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21 Saingan Berkurang Satu
22 Maksa
23 Gaun Malam
24 Susah Dikode
25 Kang Halu
26 Sidang Dadakan
27 Mas Pacar
28 Masih Aneh
29 Batal Kencan
30 Kamar Gia
31 Ditunggui Firlan
32 Astaga, Udah Molor Duluan!
33 Tangan Kosong?
34 Pernikahan Ricko
35 Apa Yang Membuat Ragu?
36 Kapan Nikah?
37 Rumah Sakit
38 Jangan Bahas Itu
39 Wife Material
40 Sarapan Rame-rame
41 Sesuatu Yang Tersembunyi
42 Ingin Bertemu Vira
43 Mendadak Jutek
44 Kontrakan Vira
45 Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46 Makan Tengah Malam
47 Tiket
48 Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49 Makan Siang Bersama
50 Akhirnya Sampai
51 Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52 Pamit
53 Mantan kamu berapa?
54 Di rumah Siapa?
55 Anggap Aja Test Drive
56 Mengamati
57 Bertemu Gia di Rumah
58 Yang Dingin Yang Dingin!
59 Mencuri Perhatian
60 Putri Kecil
61 Susah Buat Nolak
62 Rasa Vanila dan Cokelat
63 Besok Atau Lusa Sama Saja
64 Calon Mertua
65 Kecewa
66 Battle Dance
67 Bioskop
68 Salah Lagi
69 Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70 Dasar Kang Maksa
71 Sak Masak
72 Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73 Ketiduran
74 Bukan Mimpi
75 Takut Ada Setan Lewat
76 Borong Semua
77 Ada Perlu
78 Kedatangan Gusti
79 Sama Sekali Nggak Repot!
80 Bos Suka Seenaknya Sendiri
81 Ngambek atau Sibuk?
82 Setengah Memaksa
83 Restu Ada Ditangan
84 Susahnya Menjadi Romantis
85 Banyak Sekali Maunya
86 Kenapa Kirim Bunga?
87 Obrolan Wanita
88 Emang Aku Burik?
89 Gia Sakit
90 Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91 Suka Yang Kalem-Kalem
92 Panic Attack
93 Astaga, Gia...
94 Dia Pasti Lapar
95 Sekedar Masa Lalu
96 Pagi-pagi Pencak Silat
97 Mawar Dan Lily
98 Seseorang
99 Ngambek
100 Pulang Cepat
101 Melamar
102 Kenapa Nggak Cerita?
103 Tidak Bisa Dibiarkan
104 Apa Boleh Buat
105 Obrolan Absurd
106 Tidak Mau Kalah
107 Dua Pria
108 Atur Saja
109 Rencana
110 Saling Percaya
111 Rumah Sakit
112 Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113 Bukan Tante Vira
114 Tertawa Saja
115 Gusti dan Gia
116 Rumab Firlan
117 Tidak Bisa Lupa
118 Bosan
119 Menyebalkan!
120 Udah Sampai!
121 Buat Setan
122 Bukan Amnesia
123 Lamaran
124 Sebentar lagi
125 Ayang Embe Datang
126 Wanita Cerewet
127 Dijenguk
128 Lucu
129 Sepi
130 Tidak Peduli
131 Jangan Mengikutiku!
132 Kok Bisa Sakit?
133 Mantan Pengganggu
134 Sarang Madu
135 Buktikan Saja
136 Kalut
137 Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138 Diluar Dugaan
139 Tidak Berhasil
140 Diikuti
141 Mendatangi Andini
142 Siapa Yang Sakit?
143 Restu
144 MENIKAH
145 Ending
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Mereka Makhluk Menyebalkan
2
Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3
Kue Cubit
4
Gia Merajuk
5
Diguyur Hujan
6
Hilang Kesabaran
7
Kebodohan Yang Haqiqi
8
Kecewanya Vira
9
Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10
Having Lunch
11
Wejangan dari Bos
12
Perdebatan
13
Suapan Untuk Vira
14
Painting
15
Harus Tahan Emosi
16
Pengakuan
17
Makan Siang Dengan Ricko
18
Calon Istri Ricko
19
Cewek Songong
20
Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21
Saingan Berkurang Satu
22
Maksa
23
Gaun Malam
24
Susah Dikode
25
Kang Halu
26
Sidang Dadakan
27
Mas Pacar
28
Masih Aneh
29
Batal Kencan
30
Kamar Gia
31
Ditunggui Firlan
32
Astaga, Udah Molor Duluan!
33
Tangan Kosong?
34
Pernikahan Ricko
35
Apa Yang Membuat Ragu?
36
Kapan Nikah?
37
Rumah Sakit
38
Jangan Bahas Itu
39
Wife Material
40
Sarapan Rame-rame
41
Sesuatu Yang Tersembunyi
42
Ingin Bertemu Vira
43
Mendadak Jutek
44
Kontrakan Vira
45
Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46
Makan Tengah Malam
47
Tiket
48
Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49
Makan Siang Bersama
50
Akhirnya Sampai
51
Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52
Pamit
53
Mantan kamu berapa?
54
Di rumah Siapa?
55
Anggap Aja Test Drive
56
Mengamati
57
Bertemu Gia di Rumah
58
Yang Dingin Yang Dingin!
59
Mencuri Perhatian
60
Putri Kecil
61
Susah Buat Nolak
62
Rasa Vanila dan Cokelat
63
Besok Atau Lusa Sama Saja
64
Calon Mertua
65
Kecewa
66
Battle Dance
67
Bioskop
68
Salah Lagi
69
Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70
Dasar Kang Maksa
71
Sak Masak
72
Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73
Ketiduran
74
Bukan Mimpi
75
Takut Ada Setan Lewat
76
Borong Semua
77
Ada Perlu
78
Kedatangan Gusti
79
Sama Sekali Nggak Repot!
80
Bos Suka Seenaknya Sendiri
81
Ngambek atau Sibuk?
82
Setengah Memaksa
83
Restu Ada Ditangan
84
Susahnya Menjadi Romantis
85
Banyak Sekali Maunya
86
Kenapa Kirim Bunga?
87
Obrolan Wanita
88
Emang Aku Burik?
89
Gia Sakit
90
Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91
Suka Yang Kalem-Kalem
92
Panic Attack
93
Astaga, Gia...
94
Dia Pasti Lapar
95
Sekedar Masa Lalu
96
Pagi-pagi Pencak Silat
97
Mawar Dan Lily
98
Seseorang
99
Ngambek
100
Pulang Cepat
101
Melamar
102
Kenapa Nggak Cerita?
103
Tidak Bisa Dibiarkan
104
Apa Boleh Buat
105
Obrolan Absurd
106
Tidak Mau Kalah
107
Dua Pria
108
Atur Saja
109
Rencana
110
Saling Percaya
111
Rumah Sakit
112
Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113
Bukan Tante Vira
114
Tertawa Saja
115
Gusti dan Gia
116
Rumab Firlan
117
Tidak Bisa Lupa
118
Bosan
119
Menyebalkan!
120
Udah Sampai!
121
Buat Setan
122
Bukan Amnesia
123
Lamaran
124
Sebentar lagi
125
Ayang Embe Datang
126
Wanita Cerewet
127
Dijenguk
128
Lucu
129
Sepi
130
Tidak Peduli
131
Jangan Mengikutiku!
132
Kok Bisa Sakit?
133
Mantan Pengganggu
134
Sarang Madu
135
Buktikan Saja
136
Kalut
137
Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138
Diluar Dugaan
139
Tidak Berhasil
140
Diikuti
141
Mendatangi Andini
142
Siapa Yang Sakit?
143
Restu
144
MENIKAH
145
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!