Jebakan Cinta Asisten Gesrek

Jebakan Cinta Asisten Gesrek

Mereka Makhluk Menyebalkan

"Pergilah, aku sedang sibuk..." kata Vira dingin.

"Ck, aku akan menunggu, lagi pula sepertinya aku suka dengan anak-anak," kata Firlan yang notabene masih menjadi kekasih bayangan Vira.

"Terserah," ucap Vira meninggalkan Firlan dan berjalan ke arah satu meja untuk melihat hasil karya anak didiknya.

Vira yang dulu bekerja menjadi perawat, kini beralih profesi. Sekarang ini dia membuka kelas rajut dan melukis bagi anak-anak. Bukan hanya itu, ada juga seni clay yang bisa membuat anak-anak betah berlama-lama di ruangan itu. Apalagi Vira merupakan sosok ceria yang suka dengan anak-anak.

Dalam satu kelas, Vira hanya menangani 5 orang anak. Selain supaya lebih privat, Vira juga bisa lebih mudah mengajari mereka. Firlan memandangi wajah wanita dengan rambut pendek sebahu.

"Huffh, sulit sekali mengajaknya untuk bersama kembali," ucap Firlan.

"Hey, Nora ... apa kamu perlu bantuan?" tanya Vira mendekat pada seorang anak perempuan yang sepertinya dari tadi merusak kembali clay yang sudah terbentuk.

"Hu'um ini sulit sekali," keluh gadis kecil itu yang memakai baju pink.

"Coba berikan clay yang ada di tanganmu itu. Kira-kira kita bisa bikin bentuk apa, ya?" Vira membuat sesuatu dengan clay berwarna coklat pasir di tangannya.

"Kakak, aku juga mauuuu..." seorang gadis berlari dan menabrak tubuh Firlan yang sedang berjalan mendekati Fira.

"Jalan yang benar, Om! kaki Flo jadi sakit nih,"

"Kamu panggil aku apa?" Firlan berkacak pinggang.

"Om! dasar Om Om galak!" seru gadis kecil itu sembari mengusap kepalanya menjauh dari Firlan.

"Astaga, menyebalkan sekali anak itu!" ucap Firlan.

"Lagian katanya kakinya yang sakit, tapi kepala yang dia usek-usek! dasar bocah aneh!" gerutu Firlan. Baru saja dia akan melangkah ada seorang bocah yang kejar-kejaran dan menginjak jempolnya yang hanya menggunakan kaos kaki.

"Aaaaaawhhh!" pekik Firlan. Vira hanya menoleh sesaat lalu kembali masa bodoh.

"Hahahhahahahaha," suara lengkingan seorang anak perempuan yang tertawa kejar-kejaran sambil menakut-nakuti temannya dengan clay berwarna hijau dan membuat bentuk mirip ulat.

"Aaaaaaaaaaa!" teriak anak perempuan yang sedang di kejar.

"Jelas-jelas itu hanya ulat buatan, kenapa dia begitu ketakutan?" gumam Firlan yang berniat akan duduk di satu kursi kecil namun seseorang menariknya. Sehingga Firlan terjengkang.

"Ini kursi anak-anak bukan untuk orang tua!" hardik gadis kecil itu pada Firlan yang kini memegang pinggangnya yang sakit.

"Astaga, mereka sungguh sangat menyebalkan!" gumam Firlan.

Vira tak memperdulikan Firlan yang jatuh terjengkang dari atas kursi yang gagal pria itu duduki. Wanita itu malah memperhatikan dua anak yang sedang berlarian.

"Kamu lanjutkan ya, Nora..." ucap Vira sambil mengusap tangannya dengan tisu basah.

Dengan cepat ia menangkap salah satu anak yang sedang menjerit dikerjai temannya.

"Hap!" seru Vira menangkap si kecil berkucir kuda. Gadis itu memeluk pinggangnya.

"Nah, sekarang giliran kamu yang kakak tangkap!" ucap Vira seraya memeluk gadis kecil berambut pendek yang senang sekali menjahili teman yang lain.

"Hahahahah, ampun! ampuuun..." seru gadis itu.

"Jangan mengerjai temanmu lagi, ya?" kata Vira.

Melihat kedua teman mereka dipeluk akhirnya ketika gadis yang duduk dikursinya pun segera beranjak dan memeluk Vira beramai-ramai.

"Bukankah dia lebih mirip guru playgroup?" gumam Firlan melihat anak-anak kecil yang mengerubungi kekasihnya seperti semut yang berebut gula.

Tak terasa kelas pun telah selesai. Anak-anak sudah dijemput para orangtuanya kini tinggalah Vira dan Firlan yang berada di dalam ruangan yang sama.

Ruangan yang di design ramah anak ini dilapisi puzzle lantai yang empuk sehingga aman bagi anak-anak.

Vira sedang membereskan clay yang ada di meja, ia mengacuhkan Firlan yang duduk bersila menatapnya.

"Kenapa kamu melakukannya sendiri?" tanya Firlan memecahkan keheningan diantara keduanya.

"Ngomong sama aku?" Vira menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan! tapi sama setan," ucap Firlan kesal.

"Oh, sama setan? hem, berarti lagi ngomong ke diri sendiri, ya?" sindir Vira. Firlan mendesis, ia sungguh kesal dengan sikap Vira yang sudah semakin acuh dengannya. Memerlukan lebih dari 365 hari untuk mencapai kedekatan ini.

"Vira," panggil Firlan.

"Aku mau ngomong," lanjut pria itu.

"Bukannya dari tadi ngomong, ya?" sahut Vira sambil membereskan ruangan itu agar kembali rapi. Ia merapikan masing-masing gulungan benang rajut dan memasukkannya ke dalam sebuah kotak.

"Astaga, kenapa dia berubah seperti ini?" gumam Firlan dalam hatinya.

"Ehm, Vira?" panggil Firlan.

"Hmm," Vira hanya berdehem.

"Bukannya ini jam kantor, ya? oh, nggak! jam minum kopi sama siapa? Alia," Vira pura-pura mikir.

"Asisten dari wanita yang dulu mau jadi pelakor suami temanku," tiba-tiba Vira menyindir.

"Ini hari sabtu kalau kamu lupa," jawab Firlan.

"Hari aja aku lupa apalagi kamu," celetuk Vira yang membuat bunyi kretek-ketek di hati Firlan.

Sulit sekali untuk menggapai hati Vira saat ini. Seakan gadis ceria itu sudah menutup pintu hatinya untuk pria bernama Firlan Anggara, pria yang memberikan cinta dan luka disaat yang bersamaan.

Firlan mencoba mengatur nafasnya, ia tak boleh emosi menghadapi Vira anugerah putri dari Raharjo.

"Vira? udah lama kita nggak makan siang bareng, gimana kalau..."

"Nggak. Karena aku ada kegiatan lain setelah ini," ucap Vira yang sudah selesai merapikan tempat itu dan mengambil tasnya di dalam loker.

Firlan segera bangkit dan mendekat pada Vira.

"Kita break bukan putus, sikapmu ini seakan-akan kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi," Firlan mencekal lengan Vira.

"Karena aku udah menyerah dengan hubungan kita," ucap Vira menatap tajam pada Firlan, wanita itu melepaskan tangan Firlan dari lengannya.

"Kamu boleh menyerah, tapi aku nggak! kita belum putus jadi jangan coba-coba untuk pergi dariku!" kata Firlan tegas.

Vira tak menjawab, dia berjalan meninggalkan Firlan yang sedetik kemudian langsung mengejarnya.

"Apa lagi yang dia inginkan?" kata Vira yang menguci pintu sementara Firlan masih menungguinya.

"Aku antar," kata Firlan seraya menggandeng tangan Vira.

"Nggak perlu, karena aku ada urusan lain..." ucap Vira.

"Urusan sama siapa?" Firlan menatap Vira menuntut sebuah jawaban.

"Kamu nggak perlu tau," ucap Vira santai.

Sesaat ponselnya berdering. Ia mengusap layar ponselnya. Vira melihat nama Amartha, sahabatnya yang juga istri dari Satya bosnya Firlan.

"Ya kenapa, Ta? jadi kok! iya aku ke situ bentar lagi, kamu mau nitip apa? jangan cimol! nanti aku kepalaku digetok sama suami kamu, karena dituduh nyekokin kamu pakai jajanan pinggir jalan! yang lain aja," ucap Vira yang Firlan membuat pria itu menautkan kedua alisnya.

"Apa? boba? ya udah, aku beli dulu. Agak lamaan berarti, ya? soalnya rame banget pasti week end kayak gini. Ya udah, bye!" kata Vira, setelah itu memasukkan kembali ponsel ke dalam tas.

Vira akan pergi namun tangan Firlan dengan secepat kilat menarik tangan Vira agar mengikutinya masuk ke dalam mobil.

"Aku antar, kamu mau ke rumah Amartha, kan? kebetulan aku juga ada urusan sama Tuan Satya. Jadi kita satu arah, sama-sama satu arah jangan saling mendahului," oceh Firlan yang membuat Vira memutar bola matanya malas.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ni.Mar

Ni.Mar

mampir thorrrrr.....

2022-09-11

1

Ghiie-nae

Ghiie-nae

karya baru nih???

2022-03-19

2

pat_pat

pat_pat

aku datang kak chef baca kisah ini dari awal, akhirnya ada waktu juga 😍❤️

yok masih awal nih Firlan, kamu hrs semangat trs kejar Vira nya, jgn nyerah gk blh berhenti sblm dpt😍 Vira juga pasti lama2 bkln luluh lg sm suka Firlan, seperti klo lg sm petrik skrg mesra2an😍

btw tuh anak2 kecil pd iseng & nyebelin jg ya, kasian Firlan mw duduk mlh ditarik😂

semangat kak chef🎉🔥

2022-03-16

2

lihat semua
Episodes
1 Mereka Makhluk Menyebalkan
2 Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3 Kue Cubit
4 Gia Merajuk
5 Diguyur Hujan
6 Hilang Kesabaran
7 Kebodohan Yang Haqiqi
8 Kecewanya Vira
9 Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10 Having Lunch
11 Wejangan dari Bos
12 Perdebatan
13 Suapan Untuk Vira
14 Painting
15 Harus Tahan Emosi
16 Pengakuan
17 Makan Siang Dengan Ricko
18 Calon Istri Ricko
19 Cewek Songong
20 Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21 Saingan Berkurang Satu
22 Maksa
23 Gaun Malam
24 Susah Dikode
25 Kang Halu
26 Sidang Dadakan
27 Mas Pacar
28 Masih Aneh
29 Batal Kencan
30 Kamar Gia
31 Ditunggui Firlan
32 Astaga, Udah Molor Duluan!
33 Tangan Kosong?
34 Pernikahan Ricko
35 Apa Yang Membuat Ragu?
36 Kapan Nikah?
37 Rumah Sakit
38 Jangan Bahas Itu
39 Wife Material
40 Sarapan Rame-rame
41 Sesuatu Yang Tersembunyi
42 Ingin Bertemu Vira
43 Mendadak Jutek
44 Kontrakan Vira
45 Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46 Makan Tengah Malam
47 Tiket
48 Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49 Makan Siang Bersama
50 Akhirnya Sampai
51 Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52 Pamit
53 Mantan kamu berapa?
54 Di rumah Siapa?
55 Anggap Aja Test Drive
56 Mengamati
57 Bertemu Gia di Rumah
58 Yang Dingin Yang Dingin!
59 Mencuri Perhatian
60 Putri Kecil
61 Susah Buat Nolak
62 Rasa Vanila dan Cokelat
63 Besok Atau Lusa Sama Saja
64 Calon Mertua
65 Kecewa
66 Battle Dance
67 Bioskop
68 Salah Lagi
69 Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70 Dasar Kang Maksa
71 Sak Masak
72 Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73 Ketiduran
74 Bukan Mimpi
75 Takut Ada Setan Lewat
76 Borong Semua
77 Ada Perlu
78 Kedatangan Gusti
79 Sama Sekali Nggak Repot!
80 Bos Suka Seenaknya Sendiri
81 Ngambek atau Sibuk?
82 Setengah Memaksa
83 Restu Ada Ditangan
84 Susahnya Menjadi Romantis
85 Banyak Sekali Maunya
86 Kenapa Kirim Bunga?
87 Obrolan Wanita
88 Emang Aku Burik?
89 Gia Sakit
90 Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91 Suka Yang Kalem-Kalem
92 Panic Attack
93 Astaga, Gia...
94 Dia Pasti Lapar
95 Sekedar Masa Lalu
96 Pagi-pagi Pencak Silat
97 Mawar Dan Lily
98 Seseorang
99 Ngambek
100 Pulang Cepat
101 Melamar
102 Kenapa Nggak Cerita?
103 Tidak Bisa Dibiarkan
104 Apa Boleh Buat
105 Obrolan Absurd
106 Tidak Mau Kalah
107 Dua Pria
108 Atur Saja
109 Rencana
110 Saling Percaya
111 Rumah Sakit
112 Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113 Bukan Tante Vira
114 Tertawa Saja
115 Gusti dan Gia
116 Rumab Firlan
117 Tidak Bisa Lupa
118 Bosan
119 Menyebalkan!
120 Udah Sampai!
121 Buat Setan
122 Bukan Amnesia
123 Lamaran
124 Sebentar lagi
125 Ayang Embe Datang
126 Wanita Cerewet
127 Dijenguk
128 Lucu
129 Sepi
130 Tidak Peduli
131 Jangan Mengikutiku!
132 Kok Bisa Sakit?
133 Mantan Pengganggu
134 Sarang Madu
135 Buktikan Saja
136 Kalut
137 Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138 Diluar Dugaan
139 Tidak Berhasil
140 Diikuti
141 Mendatangi Andini
142 Siapa Yang Sakit?
143 Restu
144 MENIKAH
145 Ending
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Mereka Makhluk Menyebalkan
2
Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3
Kue Cubit
4
Gia Merajuk
5
Diguyur Hujan
6
Hilang Kesabaran
7
Kebodohan Yang Haqiqi
8
Kecewanya Vira
9
Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10
Having Lunch
11
Wejangan dari Bos
12
Perdebatan
13
Suapan Untuk Vira
14
Painting
15
Harus Tahan Emosi
16
Pengakuan
17
Makan Siang Dengan Ricko
18
Calon Istri Ricko
19
Cewek Songong
20
Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21
Saingan Berkurang Satu
22
Maksa
23
Gaun Malam
24
Susah Dikode
25
Kang Halu
26
Sidang Dadakan
27
Mas Pacar
28
Masih Aneh
29
Batal Kencan
30
Kamar Gia
31
Ditunggui Firlan
32
Astaga, Udah Molor Duluan!
33
Tangan Kosong?
34
Pernikahan Ricko
35
Apa Yang Membuat Ragu?
36
Kapan Nikah?
37
Rumah Sakit
38
Jangan Bahas Itu
39
Wife Material
40
Sarapan Rame-rame
41
Sesuatu Yang Tersembunyi
42
Ingin Bertemu Vira
43
Mendadak Jutek
44
Kontrakan Vira
45
Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46
Makan Tengah Malam
47
Tiket
48
Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49
Makan Siang Bersama
50
Akhirnya Sampai
51
Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52
Pamit
53
Mantan kamu berapa?
54
Di rumah Siapa?
55
Anggap Aja Test Drive
56
Mengamati
57
Bertemu Gia di Rumah
58
Yang Dingin Yang Dingin!
59
Mencuri Perhatian
60
Putri Kecil
61
Susah Buat Nolak
62
Rasa Vanila dan Cokelat
63
Besok Atau Lusa Sama Saja
64
Calon Mertua
65
Kecewa
66
Battle Dance
67
Bioskop
68
Salah Lagi
69
Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70
Dasar Kang Maksa
71
Sak Masak
72
Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73
Ketiduran
74
Bukan Mimpi
75
Takut Ada Setan Lewat
76
Borong Semua
77
Ada Perlu
78
Kedatangan Gusti
79
Sama Sekali Nggak Repot!
80
Bos Suka Seenaknya Sendiri
81
Ngambek atau Sibuk?
82
Setengah Memaksa
83
Restu Ada Ditangan
84
Susahnya Menjadi Romantis
85
Banyak Sekali Maunya
86
Kenapa Kirim Bunga?
87
Obrolan Wanita
88
Emang Aku Burik?
89
Gia Sakit
90
Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91
Suka Yang Kalem-Kalem
92
Panic Attack
93
Astaga, Gia...
94
Dia Pasti Lapar
95
Sekedar Masa Lalu
96
Pagi-pagi Pencak Silat
97
Mawar Dan Lily
98
Seseorang
99
Ngambek
100
Pulang Cepat
101
Melamar
102
Kenapa Nggak Cerita?
103
Tidak Bisa Dibiarkan
104
Apa Boleh Buat
105
Obrolan Absurd
106
Tidak Mau Kalah
107
Dua Pria
108
Atur Saja
109
Rencana
110
Saling Percaya
111
Rumah Sakit
112
Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113
Bukan Tante Vira
114
Tertawa Saja
115
Gusti dan Gia
116
Rumab Firlan
117
Tidak Bisa Lupa
118
Bosan
119
Menyebalkan!
120
Udah Sampai!
121
Buat Setan
122
Bukan Amnesia
123
Lamaran
124
Sebentar lagi
125
Ayang Embe Datang
126
Wanita Cerewet
127
Dijenguk
128
Lucu
129
Sepi
130
Tidak Peduli
131
Jangan Mengikutiku!
132
Kok Bisa Sakit?
133
Mantan Pengganggu
134
Sarang Madu
135
Buktikan Saja
136
Kalut
137
Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138
Diluar Dugaan
139
Tidak Berhasil
140
Diikuti
141
Mendatangi Andini
142
Siapa Yang Sakit?
143
Restu
144
MENIKAH
145
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!