Kue Cubit

"Firlan Firlan, jika kamu tidak bisa menentukan siapa yang kamu cintai, bersiap-siaplah jadi perjaka seumur hidup, hahahhaha!" kata Satya yang duduk di sofa empuknya.

"Kata-kata anda itu menusuk sampe ke tulang-tulang ya," celetuk Firlan tidak suka. Satya hanya tertawa mendengar ucapan asistennya itu.

"Dengar ya? wanita itu makhluk yang sulit-sulit gampang, Firlan. Berikan cintamu yang tulus maka dia akan memberikan kehidupannya untuk kamu. Ah, kamu memang perlu banyak belajar mengenai ini," ucap Satya menggurui.

"Cih, dia pikir dia sudah paling hebat urusan wanita? kotak makanan ketinggalan di kantor saja wajahnya sudah pucat," batin Firlan.

"Hahahahhahah," Satya tiba-tiba saja tertawa lagi.

"Wajahmu itu loh Firlan, hahahhahahaha!" lanjut Satya disela tawanya, dia tidak tahan untuk tertawa.

"Astaga resiko punya bos gendeng!" gumam Firlan.

"Memang sulit ya kalau mengejar orang yang sudah tidak ada rasa," celetuk Satya.

"Siapa mengejar siapa, Mas?" tanya seorang wanita.

"Sa-sayang!" pekik Satya. Ia melihat Amartha tiba-tiba saja muncul.

Suasana mendadak menjadi angker, hening dan hanya ada suara krik-krik diantara mereka.

"Rasain!" Firlan tertawa senang dalam hatinya.

"Kamu ngejar siapa, Mas? siapa yang nggak ada rasa?" rentetan pertanyaan muncul dari wanita itu.

"Ehm, itu ... Firlan, Sayang! aku lagi ngomongin Firlan," jawab Satya wajahnya pucat pasi. Firlan hanya terkekeh.

Amartha tak menggubris jawaban suaminya, ia keluar untuk memanggil Damian. Satya menghela nafas lega.

"Firlan, berhubung kamu kesini ikut saya bertemu pak Irwan," ucap Satya seraya beranjak dari duduknya.

"Astaga, ini hari libur, Tuan! jiwa saya butuh penyegaran," kata Firlan.

"Bukannya tadi kamu bilang kesini karena ada sesuatu yang penting? sudah jangan banyak alasan!" ucap Satya seraya melempar kunci mobilnya pada Firlan, pria itu segera menangkapnya.

"Rasain, kejebak sama omongan sendiri," gumam Satya yang sudah berjalan di depan lebih dulu.

Di depan rumah, Satya melihat istrinya sedang berbicara dengan Damian meminta untuk dibelikan kue cubit kesukaan Vira.

"Tolong ya, Dam?" ucap Amartha seraya memberikan beberapa lembar uang.

"Baik, Nyonya..."jawab Damian.

"Sayang, aku berangkat..." ucap Satya seraya mengecup kepala istrinya. Damian dan Firlan yang disuguhi pemandangan seperti itu langsung bubar jalan.

"Ya, hati-hati," ucap Amartha seraya melambaikan tangannya pada suaminya yang berjalan ke arah mobilnya.

Amartha kembali masuk, menemui Vira yang sedang menggendong Evren di kamar bayi.

"Evren, tidur?" tanya Amartha lirih sambil menutup pintu kamar dengan sangat pelan.

"Iya tidur," ucap Vira setengah berbisik.

"Ini anak cepet banget gedenya. Padahal kayaknya baru kemaren aku nganterin kamu ke rumah sakit buat brojolin anak ini," kata Vira melihat Evren yang berusia 1 tahun lebih berapa bulan.

Vira meletakkan Evren dengan sangat hati-hati di tempatnya Amartha memutar musik pengantar tidur, agar Evren tertidur dengan lelap. Amartha duduk diatas bean bag berwana oranye beralaskan karpet yang super empuk.

Vira melepas jubah yang ia pakai untuk melapisi bajunya saat menggendong Evren.

"Aku ganti baju dulu ya, Ta. Soalnya tadi aku habis ada kelas," ucap Vira yang mengeluarkan baju dari tasnya. Wanita menuju kamar mandi Evren yang ada di kamar itu. Tak lama, Vira keluar dengan pakaian yang berbeda. Vira pun duduk disamping Amartha.

"Vira," panggil Amartha.

"Kamu sama Firlan gimana?" tanya Amartha.

"Gimana apanya?" Vira balik tanya.

"Hubungan kalian sejauh mana?"

"Nggak jauh-jauh, Ta..." jawab Vira.

"Ishh, aku tanya serius juga,"

"Aku juga serius ini jawabnya, aku sama dia emang ya nggak ada hubungan apa-apa. Semuanya udah berakhir," jelas Vira.

"Berakhir tapi sering jalan berdua?" celetuk Amartha.

"Mana ada jalan berdua, itu orang suka nyeret seenaknya sendiri dan itu bukan keinginan aku," kata Vira yang melipat bajunya dan memasukkannya kembali ke dalam tas.

"Ya sama aja, ujungnya kalian sering bareng," Amartha tak mau kalah.

"Ya gimana, ya? aku terlalu mempesona kali ya sampai dia nggak bisa move on, ngajakin flash back mulu," Vira malah tertawa.

"Jangan mainin perasaan orang,"

"Aku nggak mainin. Malah aku yang dimainin," kata Vira getir.

"Maksudnya?"

"Dia bilang kita break, tapi dia sering tuh ngopi-ngopi sama Alia mantan asistennya Ivanka. Cewek ambis yang ngejar suami kamu," jelas Vira.

"Mungkin urusan kerjaan, Vir..."

"Masa bodoh, Ta. Aku nggak peduli," kata Vira.

"Bibir kamu bilang nggak peduli, tapi sebenernya hati kamu bicara yang lain..." ucap Amartha.

"Ah, masa?" Vira malah terkekeh. Wanita itu sangat pandai menyembunyikan apa yang ada di hatinya. Ia tersenyum padahal di dalam hatinya cekit-cekit sakit.

Suara pintu diketuk menjeda obrolan kedua wanita itu. Sasa datang dengan membawa kue cubit dan dua gelas lemon tea.

"Kue cubitnya, Nyonya.." ucap Sasa.

"Ati-ati kamu Sa kalau makan kue ini, bisa jontor bibir kamu..." celetuk Vira sebelum Sasa pergi.

"Memangnya kenapa Mbak Vira?"

"Ya kan kue cubit, dia masuk ke mulut kamu dan nyubitin bibir kamu, hahahahaha..." seloroh Vira.

"Ah, Mbak Vira ada-ada aja, saya udah parno duluan tadi," ucap Sasa.

"Ya sudah kalau begitu, saya permisi..." lanjut Sasa.

Lama mereka berbincang sampai akhirnya baru ingat kalau dia ada janji dengan Gia anak dari Gusti.

"Astaga, aku hampir lupa. Aku ada janji sama Gia..." ucap Vira menepuk jidatnya.

"Gia?"

"Anaknya Gusti," jelas Vira sambil meneguk sisa lemon tea miliknya.

"Baru juga main, Vir ...udah mau pamit aja," kata Amartha.

"Kan masih bisa main lagi nanti,"

"Kamu kayaknya sayang banget sama tuh anak, Vir? emangnya ibunya Gia nggak marah kau sering kesana?"

"Ibunya udah nggak ada sewaktu dia lahir," jelas Vira.

"Aku nggak tega buat nolak anak itu, aku bisa ngerasain kesedihan dia dibalik tawa cerianya, Ta..." lanjut Vira

"Berapa umurnya?" tanya Amartha.

"5 tahunan," jawab Vira sambil memutar bola matanya mengingat-ingat.

"Kayaknya ada yang mau dapet duda, nih..."

"Sembarangan! aku sama bapaknya nggak ada urusan, aku kesana kalau nggak ada Gusti kok," jelas Vira.

"Tapi kan ini hari..."

"Orangnya lagi keluar kota, nggak ada di rumah untuk beberapa hari ke depan. Itu kata Gia kemarin, makanya aku iyain hari ini kesana," ucap Vira.

"Firlan tahu kalau kamu deket sama anaknya Gusti?" tanya Amartha. Vira menggeleng sebagai jawabannya.

"Ya udah, Ta ... aku pamit," ucap Vira seraya bangkit dari duduknya.

"Aku bisa keluar sendiri, kamu jagain Evren aja..." ucap Vira yang mencegah Amartha untuk mengantarnya keluar.

"Hati-hati," ucap Amartha. Vira berjalan ke arah pintu dan menutupnya dari luar.

Terpopuler

Comments

❤️⃟WᵃfJonathan

❤️⃟WᵃfJonathan

satya ngejek bnr akan jd perjaka seumur hidup

2022-03-09

1

Reo Hiatus

Reo Hiatus

nah rasaain. sok-sokan jadi guru si satya

2022-03-09

1

pͮiᷠpᷨit✰͜͡v᭄🦁⃟☣️ΜC⃝🦇🎀☀

pͮiᷠpᷨit✰͜͡v᭄🦁⃟☣️ΜC⃝🦇🎀☀

boss panutan🤣🤣

2022-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Mereka Makhluk Menyebalkan
2 Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3 Kue Cubit
4 Gia Merajuk
5 Diguyur Hujan
6 Hilang Kesabaran
7 Kebodohan Yang Haqiqi
8 Kecewanya Vira
9 Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10 Having Lunch
11 Wejangan dari Bos
12 Perdebatan
13 Suapan Untuk Vira
14 Painting
15 Harus Tahan Emosi
16 Pengakuan
17 Makan Siang Dengan Ricko
18 Calon Istri Ricko
19 Cewek Songong
20 Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21 Saingan Berkurang Satu
22 Maksa
23 Gaun Malam
24 Susah Dikode
25 Kang Halu
26 Sidang Dadakan
27 Mas Pacar
28 Masih Aneh
29 Batal Kencan
30 Kamar Gia
31 Ditunggui Firlan
32 Astaga, Udah Molor Duluan!
33 Tangan Kosong?
34 Pernikahan Ricko
35 Apa Yang Membuat Ragu?
36 Kapan Nikah?
37 Rumah Sakit
38 Jangan Bahas Itu
39 Wife Material
40 Sarapan Rame-rame
41 Sesuatu Yang Tersembunyi
42 Ingin Bertemu Vira
43 Mendadak Jutek
44 Kontrakan Vira
45 Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46 Makan Tengah Malam
47 Tiket
48 Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49 Makan Siang Bersama
50 Akhirnya Sampai
51 Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52 Pamit
53 Mantan kamu berapa?
54 Di rumah Siapa?
55 Anggap Aja Test Drive
56 Mengamati
57 Bertemu Gia di Rumah
58 Yang Dingin Yang Dingin!
59 Mencuri Perhatian
60 Putri Kecil
61 Susah Buat Nolak
62 Rasa Vanila dan Cokelat
63 Besok Atau Lusa Sama Saja
64 Calon Mertua
65 Kecewa
66 Battle Dance
67 Bioskop
68 Salah Lagi
69 Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70 Dasar Kang Maksa
71 Sak Masak
72 Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73 Ketiduran
74 Bukan Mimpi
75 Takut Ada Setan Lewat
76 Borong Semua
77 Ada Perlu
78 Kedatangan Gusti
79 Sama Sekali Nggak Repot!
80 Bos Suka Seenaknya Sendiri
81 Ngambek atau Sibuk?
82 Setengah Memaksa
83 Restu Ada Ditangan
84 Susahnya Menjadi Romantis
85 Banyak Sekali Maunya
86 Kenapa Kirim Bunga?
87 Obrolan Wanita
88 Emang Aku Burik?
89 Gia Sakit
90 Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91 Suka Yang Kalem-Kalem
92 Panic Attack
93 Astaga, Gia...
94 Dia Pasti Lapar
95 Sekedar Masa Lalu
96 Pagi-pagi Pencak Silat
97 Mawar Dan Lily
98 Seseorang
99 Ngambek
100 Pulang Cepat
101 Melamar
102 Kenapa Nggak Cerita?
103 Tidak Bisa Dibiarkan
104 Apa Boleh Buat
105 Obrolan Absurd
106 Tidak Mau Kalah
107 Dua Pria
108 Atur Saja
109 Rencana
110 Saling Percaya
111 Rumah Sakit
112 Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113 Bukan Tante Vira
114 Tertawa Saja
115 Gusti dan Gia
116 Rumab Firlan
117 Tidak Bisa Lupa
118 Bosan
119 Menyebalkan!
120 Udah Sampai!
121 Buat Setan
122 Bukan Amnesia
123 Lamaran
124 Sebentar lagi
125 Ayang Embe Datang
126 Wanita Cerewet
127 Dijenguk
128 Lucu
129 Sepi
130 Tidak Peduli
131 Jangan Mengikutiku!
132 Kok Bisa Sakit?
133 Mantan Pengganggu
134 Sarang Madu
135 Buktikan Saja
136 Kalut
137 Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138 Diluar Dugaan
139 Tidak Berhasil
140 Diikuti
141 Mendatangi Andini
142 Siapa Yang Sakit?
143 Restu
144 MENIKAH
145 Ending
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Mereka Makhluk Menyebalkan
2
Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3
Kue Cubit
4
Gia Merajuk
5
Diguyur Hujan
6
Hilang Kesabaran
7
Kebodohan Yang Haqiqi
8
Kecewanya Vira
9
Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10
Having Lunch
11
Wejangan dari Bos
12
Perdebatan
13
Suapan Untuk Vira
14
Painting
15
Harus Tahan Emosi
16
Pengakuan
17
Makan Siang Dengan Ricko
18
Calon Istri Ricko
19
Cewek Songong
20
Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21
Saingan Berkurang Satu
22
Maksa
23
Gaun Malam
24
Susah Dikode
25
Kang Halu
26
Sidang Dadakan
27
Mas Pacar
28
Masih Aneh
29
Batal Kencan
30
Kamar Gia
31
Ditunggui Firlan
32
Astaga, Udah Molor Duluan!
33
Tangan Kosong?
34
Pernikahan Ricko
35
Apa Yang Membuat Ragu?
36
Kapan Nikah?
37
Rumah Sakit
38
Jangan Bahas Itu
39
Wife Material
40
Sarapan Rame-rame
41
Sesuatu Yang Tersembunyi
42
Ingin Bertemu Vira
43
Mendadak Jutek
44
Kontrakan Vira
45
Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46
Makan Tengah Malam
47
Tiket
48
Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49
Makan Siang Bersama
50
Akhirnya Sampai
51
Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52
Pamit
53
Mantan kamu berapa?
54
Di rumah Siapa?
55
Anggap Aja Test Drive
56
Mengamati
57
Bertemu Gia di Rumah
58
Yang Dingin Yang Dingin!
59
Mencuri Perhatian
60
Putri Kecil
61
Susah Buat Nolak
62
Rasa Vanila dan Cokelat
63
Besok Atau Lusa Sama Saja
64
Calon Mertua
65
Kecewa
66
Battle Dance
67
Bioskop
68
Salah Lagi
69
Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70
Dasar Kang Maksa
71
Sak Masak
72
Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73
Ketiduran
74
Bukan Mimpi
75
Takut Ada Setan Lewat
76
Borong Semua
77
Ada Perlu
78
Kedatangan Gusti
79
Sama Sekali Nggak Repot!
80
Bos Suka Seenaknya Sendiri
81
Ngambek atau Sibuk?
82
Setengah Memaksa
83
Restu Ada Ditangan
84
Susahnya Menjadi Romantis
85
Banyak Sekali Maunya
86
Kenapa Kirim Bunga?
87
Obrolan Wanita
88
Emang Aku Burik?
89
Gia Sakit
90
Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91
Suka Yang Kalem-Kalem
92
Panic Attack
93
Astaga, Gia...
94
Dia Pasti Lapar
95
Sekedar Masa Lalu
96
Pagi-pagi Pencak Silat
97
Mawar Dan Lily
98
Seseorang
99
Ngambek
100
Pulang Cepat
101
Melamar
102
Kenapa Nggak Cerita?
103
Tidak Bisa Dibiarkan
104
Apa Boleh Buat
105
Obrolan Absurd
106
Tidak Mau Kalah
107
Dua Pria
108
Atur Saja
109
Rencana
110
Saling Percaya
111
Rumah Sakit
112
Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113
Bukan Tante Vira
114
Tertawa Saja
115
Gusti dan Gia
116
Rumab Firlan
117
Tidak Bisa Lupa
118
Bosan
119
Menyebalkan!
120
Udah Sampai!
121
Buat Setan
122
Bukan Amnesia
123
Lamaran
124
Sebentar lagi
125
Ayang Embe Datang
126
Wanita Cerewet
127
Dijenguk
128
Lucu
129
Sepi
130
Tidak Peduli
131
Jangan Mengikutiku!
132
Kok Bisa Sakit?
133
Mantan Pengganggu
134
Sarang Madu
135
Buktikan Saja
136
Kalut
137
Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138
Diluar Dugaan
139
Tidak Berhasil
140
Diikuti
141
Mendatangi Andini
142
Siapa Yang Sakit?
143
Restu
144
MENIKAH
145
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!