Setelah beberapa puluh menit bergabung dalam macetnya jalan raya. Akhirnya Vira sampai juga di kediaman Gusti.
Dan setiap kali datang pasti ditanya nama dan keperluannya. Padahal satpam itu sudah mengenalnya karena Vira sering bolak-balik ke rumah itu. Entahlah, mungkin mereka hanya menjalankan prosedur.
"Silakan, Nona Vira! Non Gia sudah menunggu di dalam," kata Satpam yang membukakan pintu gerbang untuk Vira.
"Makasih, Pak!" ucap Vira.
Dan jangan salah, satpam yang ada disana menganggapnya sebagai guru les nona kecil mereka. Ya bagaimana tidak, penampilan Vira yang memang jauh dari kata mewah apalagi elegan membuat para pekerja mengira bahwa Vira merupakan guru les yang datang untuk mengajari Gia melukis. Berbeda dengan wanita yang beberapa kali datang kesana dengan pakaian modis dan berkelas yang selalu mencari tuan mereka.
Vira mengetuk pintu rumah itu beberapa kali. Dan tak lama pintu pun dibuka.
"Silakan masuk, Nona..." ucap pelayan yang menggeser tubuhnya bersamaan dengan pintu yang perlahan terbuka.
"Tanteeeeee...!" Gia langsung menyambut saat Vira baru saja masuk.
"Hai, Cantik! maaf tante terlambat 5 menit," Vira berjongkok menyamakan tinggi gadis kecil itu.
"Sebagai permohonan maaf, tante bawakan cup cake," ucap Vira yang menyerahkan papper bag pada Gia.
Gadis itu langsung berlari membawanya ke ruang keluarga.
"Non! Non Gia jangan lari, Non!" seru pengasuh Gia. Vira segera menyusul kemana Gia pergi.
Gadis itu meletakkan papper bag diatas meja.
"Tolong keluarkan," perintah si nona kecil.
"Tapi, Non..." pengasuh itu nampak bingung. Tapi Gia terus memaksa. Akhirnya pengasuh itu menuruti keinginan majikannya. Pengasuh itu membuka box yang ada di dalam papper bag.
"Kenapa?" tanya Vira yang duduk di sofa, ia menautkan kedua alisnya kala melihat wajah sang pengasuh yang terlihat cemas.
"Waaaaahhhh! it's so beautiful!" Gia senang bukan main saat melihat cup cake beraneka ragam.
"Aku rasa mereka memanggilku untuk mencicipinya," kata Gia
"Sebaiknya jangan, Non!" seru pengasuh itu ketika tangan Gia yang akan mencomot salah satu cup cake dengan krim vanilla dan ditaburi springkle warna-warni dan di atasnya ada buah cherry kesukaan gadis kecil itu.
"Tapi aku ingin!"
"Nanti tuan marah, Non!" kata pengasuh itu.
"Memangnya Gia alergi cokelat, keju atau semacamnya?" tanya Vira mencoba menengahi.
"Maaf, Nona Vira. Jadi Gia tidak diperbolehkan untuk makan makanan sembarangan dari orang lain tanpa seizin tuan, Nona ... Apalagi sekarang tuan sedang di luar kota," jelas pengasuh itu.
"Tapi ini dari tante Vira, dan bukan dari orang lain! lagian ini cup cake, ini merek tokonya! jadi ini bukan makanan sembarangan. Kau sangat menjengkelkan, Penny!" Gia bersungut-sungut.
"Ku mohon mengertilah Nona Gia..." kata pengasuh bernama Penny itu.
Vira mengedipkan matanya, ia memberi isyarat bahwa dia akan mencoba memberi pengertian pada Gia.
"Ehem, Gia ... sebenarnya Penny hanya melakukan tugasnya. Penny hanya menjalankan apa yang diperintahkan papi Gia..." ucap Vira seraya mengusap kepala gadis kecil yang sedang merengut.
"Berarti papi juga sama menyebalkannya!"
"Bukan, bukan seperti itu maksud tante. Mungkin papi takut terjadi sesuatu dengan Gia dan itu papi lakukan karena papi sayang sama Gia..." jelas Vira, Gia menoleh dan melihat wanita yang entah mengapa membuat hatinya sangat nyaman
"Untuk kali ini cup cake ini kita bagi untuk pak Satpam di depan, ya? tante punya sesuatubyang lain buat Gia, loh!" kata Vira sambil menaik turunkan alisnya.
"Sesuatu? apa itu, Tante?" tanya Gia penasaran.
"Hemm, tante akan kasih tahu tapi ... cup cake ini kita kasih ke pak Satpam di depan dulu, ya? gimana?"
"Baiklah," jawab Gia.
Penny bernafas lega, akhirnya Gia mau menurut.
"Terima kasih, Nona..." kata Penny pada Vira. Vira hanya mengangguk tersenyum.
Vira menggandeng Gia dengan membawa box cup cake ke depan pos.
"Wah, ada apa Non Gia mencari amang?" tanya pak Satpam.
"Mau ngasih cup cake," kata Gia yang menyodorkan sebuah box berisi kue yang sebenarnya sangat Gia inginkan.
"Terima kasih, Non!" ucap satpam dengan menyunggingkan senyumannya. Penny juga mengikuti Gia sampai ke pos. Kemanapun Gia pergi maka Penny akan ada disamping gadis kecil yang sangat cantik dan menggemaskan itu.
"Ayo, masuk ke dalam lagi," kata Vira yabg mengajak Gia masuk ke dalam rumah.
Selama Vira datang ke rumah itu, dia hanya masuk ke area bermain Gia. Bahkan dia tidak pernah naik ke atas ke kamar Gia.
"Tante membuat ini sewaktu ada kelas clay. Kamu suka?" tanya Vira yang memberikan sebuah satu slice strawberry cake yang dibuat dari clay. Vira sengaja menaruhnya di box kecil dengan pita berwarna merah jambu.
"Aaaaaah, Gia sukaaa! bagaimana cara membuatnya? apakah sulit?" tanya Gia sambil memperhatikan clay yang dibuat semirip mungkin dengan potongan kue yang sebenarnya.
"Tidak sulit hanya butuh sedikit kesabaran," ucap Vira sambil menowel pipi gembung Gia.
Penny yang duduk disalah satu sudut di ruang bermain Gia pun tersenyum saat Gia begitu ceria saat bersama dengan Vira.
"Bahkan di sekolah dia tidak pernah seceria itu," gumam Penny saat melihat kedekatan Vira dengan Gia.
Hari beranjak sore, Vira pun segera pamit. Namun, Gia yang sudah lelah bermain tak mau melepaskan pelukannya dari Vira.
"Non..." ucap Penny berusaha melepaskan tangan Gia yang melingkar di leher Vira.
"Nggak mau!"
"Gia, tante pulang dulu. Langitnya udah mendung, loh! nanti kita bisa video call dan bercerita sepanjang malam. Gia mau, kan?" bujuk Vira.
"Ya udah, deh! tapi janji ya, nanti malam tante temani Gia baca cerita," kata Gia sambile menjarak tubuhnya dengan Vira.
"Siap, Cantik! tapi jangan lupa untuk pakai topi yang ada belalainya, ya? oke?" kata Vira yang kemudian menurunkan Gia dari pangkuannya.
"Penny, siapkan topi belalai untuk nanti malam! jangan lupa kau juga pakai piyama yang ada gambar gajahnya!" ucap Gia pada pengasuhnya.
"Baik, Non!" jawab Penny.
"Ya sudah, tante pulang dulu, ya? bye bye!" ucap Vira seraya bangkit sambil mencangkolkan tas ke bahu kanannya.
"Bye bye!" seru Gia yang melambaikan tangannya pada Vira yang berjalan menjauh menuju pintu depan.
Vira sudah memesan taksi online, sekarang dia berdiri di depan gerbang rumah mewah itu. Langit kian mendung, tapi taksi yang di pesannya belum juga datang. Air menetes dari atas, Vira mendongak.
Ternyata hujan mulai turun, Vira melundungi kepalanya dengan tangan kedua punggung tangan yang ia sejajarkan tepat diatas ubun-ubunnya. Dan tiba-tiba sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan tempat ia berdiri.
"Atas nama Vira Anugrah?" tanya pria yang menurunkan kaca mobilnya.
"Ya!" kata Vira.
Seseorang di dalam mobil lain memperhatikan Vira yang bajunya sedikit basah ketetesan air hujan. Namun ketika pria itu akan turun, Vira sudah keburu masuk ke dalam mobil putih yang ada di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Ni.Mar
penny hanya bertanggung jawab pada tugasnya sebagai pengasuh. aku pernah di posisi itu wktu jd baby sitter di cikokol
2022-10-05
0
Reo Hiatus
iya sih jangan memakan pemberian orang sembarangan
2022-03-09
2
ⁿᵉⁿᵍ🇦 🇩 🇪 🏴☠️
wiih udh dpt bonus nie klo ma duda
2022-03-08
8