Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!

Percayalah, wanita itu makhluk yang bisa memaafkan namun sulit untuk melupakan. Otak mereka akan menampung semua kenangan buruk dan apa saja yang membuatnya kecewa di masa terdahulu dan menyimpannya dengan sangat baik dan rapi. Bahkan tak jarang mereka akan sangat detail mengingat suatu peristiwa. Hal ini yang membuat kaum pria dibuat pusing tujuh keliling, delapan tanjakan dan sembilan turunan.

Seperti saat ini, setelah mendapatkan boba milk tea sesuai pesanan sahabatnya, tak sengaja Vira menoleh ke arah jendela dan melihat sebuah restoran tempat dulu Firlan berkencan dengan Alia.

"Kenapa? kamu pengen makan disana?" tanya Firlan saat Vira nampak melihat ke arah jendela sampai ia memutar sedikit badannya dan hanya untuk melihat tempat itu.

"Kamu pengen makan disana?" tanya Firlan lagi.

"Nggak," jawab Vira yang kemudian mengeluarkan smart phone dari dalam tas.

Dia tersenyum sangat manis bahkan ia tak bisa menahan tawanya saat melihat sesuatu di layar yang sedang menyala itu.

"Liat apa, sih?" tanya Firlan penasaran.

"Yang jelas bukan ngeliatin kamu," celetuk Vira yang malah tertawa lepas.

"Hahahahahahah,"

"Astaga, harus sabar banget ngadepin Vira!" gumam Firlan sambil sesekali yang melihat Vira tengah asik dengan benda yang ada di genggamannya.

"Hahahahhaah, kok bisa kayak gini? hahahahahah," Vira tertawa lagi.

"Hem!" Firlan berdehem. Vira tak menggubrisnya.

"Ehemmmm!" Firlan berdehem lebih keras.

"Kalau batuk itu mulutnya ditutup! kalau bisa disumpal sekalian pakai sapu tangan atau sendal biar nggak nularin ke orang lain, terutama aku!" ucap Vira dingin seraya memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Kalau pakai tangan kamu aja gimana, atau pakai..."

"Nggak sudi!" serobot Vira.

"Dih, nggak sudi-nggak sudi juga dulu bucin," kata Firlan menyindir bagaimana dulu Vira mengejar-ngejar dirinya.

"Oh, itu jaman sebelum masehi. Sebelum otak aku ini dapat sinyal-sinyal fakboi dari laki-laki yang jadi pacarku waktu itu," kata Vira menohok.

"Kalau gitu sebutan yang pantas buat kamu apa dong buat cewek yang mesra sama cowok lain di rumah sakit waktu pacarnya sendiri lagi pergi?"

"Kalau gitu, lepasin cewek itu, move on dan cari yang lain. Sesimpel itu," jawab Vira.

Firlan ingin memukul kepalanya saat ini berikut dengan mulutnya yang malah membuat keadaan semakin runyam. Pertemuannya dengan Vira hari ini untuk meraih kembali simpati wanita itu. Bukan untuk berdebat dan mengulas masa lalu.

"Astaga, bukan bikin dia luluh tapi malah bikin nih cewek emosi," ucap Firlan.

"Vira, aku nemuin kamu bukan untuk berdebat," kata Firlan.

"Kalau boleh jujur sebenernya aku nggak pengen kamu temuin apalagi diajak flash back on," ujar Vira.

"Kamu pengen apa lagi? cake?" tanya Firlan.

"Udah jalan aja, nggak usah banyakan mampir. Yang ada boba-nya keburu nggak enak," kata Vira.

"Baiklah tuan puteri..." ucap Firlan mencoba lebih manis.

"Betewe namaku bukan puteri tapi Vira! jangan suka ganti nama orang seenak jidat," celetuk Vira.

"Astaghfirllah, nih cewek bikin aku stress!" gumam Firlan dalam hatinya. Ia ingin menjambak rambutnya supaya senut-senut di kepalanya bisa hilang atau minimal mendingan.

Vira acuh saja tak memperdulikan wajah Firlan yang sudah sangat kesal. Pria kaku dingin dan suka emosian itu tak tahu dengan cara apa lagi dia bisa mendapatkan hati Vira.

Mereka belum putus, hanya rehat sejenak. Tapi bagi Vira hubungan mereka sudah selesai. Dan wanita itu sedang tak ingin menjalin cinta dengan siapapun saat ini.

Selama di perjalanan Vira hanya menjawab seperlunya saja apa yang ditanyakan oleh Firlan.

"Papa gimana, sehat? masih rutin kontrol?" tanya Firlan.

"Ya," jawab Vira sambil memperhatikan kuku-kukunya yang dipotong pendek.

"Papa nggak nanyain aku?" tanya Firlan lagi.

"Nggak! kan udah putus," ucap Vira cuek.

"Astaghfirllah anaknya pak Raharjo kayak gini amat, ya Allah!" Firlan bicara dalam hatinya, ia yang kesal mencoba menormalkan ekspresinya.

"Kalau kesel nggak usah ditahan kali," celefuk Vira yang sudah hafal tabiat Firlan yang gampang emosi.

"Nggak, siapa juga yang kesel. Aku kan sabar," kata Firlan, membuat Vira tertawa mengejek.

"Sabar dari Hongkong?" cicit Vira.

"Aduh, nih mobil jalannya lambat amat, ya? nih mobil udah rusak apa gimana, nih?" Vira menegakkan tubuhnya.

Firlan memang sengaja memperlambat laju kendaraannya, hal itu dilakukannya supaya bisa ngobrol dengan Vira. Beberapa waktu yang lalu Firlan sibuk ke luar kota jadi baru kali ini dia ada waktu luang untuk menemui Vira. Tapi ternyata tak semudah itu mengubah mode break menjadi mode pacaran lagi. Sudah lebih dari setahun ini mereka menjalani hubungan yang tidak jelas.

"Wah, dari luarnya aja yang bagus, ternyata jalannya kayak naik becak," ucap Vira lagi.

"Jangan sembarangan kamu, Vira! ini mobil mahal pemberian tuan Abi. Oke, kalau kamu mau ngebut, aku jabanin nih!" kata Firlan yang mau menginjak dan memperdalam gasnya.

"Katanya sabar? kayak gitu aja udah emosi, astaga..." sindir Vira.

"Ya Allah, ini hati cewek terbuat dari apa sih ya Allah!" keluh Firlan yang hanya bisa ia pendam dalam hatinya.

Setelah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya mereka sampai juga di kediaman Amartha.

Pintu gerbang dibuka, dan Firlan segera memarkirkan mobilnya. Vira langsung mengambil boba yang ia taruh di cool box yang ada di dalam mobil Firlan. Tanpa menunggu Firlan membukakan pintu untuknya, Vira sudah keluar terlebih dahulu meninggalkan Firlan yang terpaku melihat wanitanya sudah ngibrit duluan. Firlan mengunci mobilnya dan menyusul Vira.

Vira mengetuk pintu dan tak lama pintu utama pun dibuka oleh bik Surti.

"Haaaai, cantiik!" seru Vira.

"Ya ampun Mbak Vira, kalau ada yang denger kan bibik malu! masa tua dipanggil cantik, Mbak Vira ini suka aneh-aneh aja," kata bik Surti.

"Eh, ada Mas Firlan juga! mari masuk, Mas Firlan Mbak Vira..." kata bik Surti seraya memberi jalan.

"Bik, Amartha ada di mana?" tanya Vira.

"Lagi di dalam, nidurin Non Evren di kamar bayi " ucap bik Surti.

Tiba-tiba saja Satya turun dengan pakaian yang sudah rapi.

"Tumben kesini, Lan?" tanya Satya sontak membuat Vira dan Firlan menoleh. Sementara bik Surti ke dapur untuk membuat minuman untuk tamu majikannya.

"Ehem, ada hal penting, Tuan!" ucap Firlan gugup, ia mengedipkan matanya pada Satya.

"Mata kamu kenapa, Lan? kok kedip-kedip gitu? wah jangan-jangan ada masalah serius dengan mata kamu, Lan! coba kamu periksa ke dokter siapa tahu bahaya," celetuk Satya menahan tawanya. karena berhasil membuat asistennya itu jengkel.

"Vira, itu boba pesanan istri saya? ditunggu tuh di kamar Evren! langsung naik aja," kata Satya.

"Makasih," kata Vira seraya melangkah meninggalkan kedua pria itu di ruang tamu.

"Ada hal penting apa, Lan?" tanya Satya sok serius.

"Anda tahu jika anda sangat menyebalkan, Tuan!" ucap Firlan dongkol.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ni.Mar

Ni.Mar

bnr bgt wanita selalu yg terdepan dlm segala Hal.

2022-09-11

1

Zian Ramadhan

Zian Ramadhan

bnr tuh wanita itu mudah memaafkan tp kalau sdh sakit hatu, susah melupakan

2022-03-13

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

baru tahu ya. hadapin vira itu rumit 😂😂😂

2022-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Mereka Makhluk Menyebalkan
2 Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3 Kue Cubit
4 Gia Merajuk
5 Diguyur Hujan
6 Hilang Kesabaran
7 Kebodohan Yang Haqiqi
8 Kecewanya Vira
9 Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10 Having Lunch
11 Wejangan dari Bos
12 Perdebatan
13 Suapan Untuk Vira
14 Painting
15 Harus Tahan Emosi
16 Pengakuan
17 Makan Siang Dengan Ricko
18 Calon Istri Ricko
19 Cewek Songong
20 Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21 Saingan Berkurang Satu
22 Maksa
23 Gaun Malam
24 Susah Dikode
25 Kang Halu
26 Sidang Dadakan
27 Mas Pacar
28 Masih Aneh
29 Batal Kencan
30 Kamar Gia
31 Ditunggui Firlan
32 Astaga, Udah Molor Duluan!
33 Tangan Kosong?
34 Pernikahan Ricko
35 Apa Yang Membuat Ragu?
36 Kapan Nikah?
37 Rumah Sakit
38 Jangan Bahas Itu
39 Wife Material
40 Sarapan Rame-rame
41 Sesuatu Yang Tersembunyi
42 Ingin Bertemu Vira
43 Mendadak Jutek
44 Kontrakan Vira
45 Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46 Makan Tengah Malam
47 Tiket
48 Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49 Makan Siang Bersama
50 Akhirnya Sampai
51 Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52 Pamit
53 Mantan kamu berapa?
54 Di rumah Siapa?
55 Anggap Aja Test Drive
56 Mengamati
57 Bertemu Gia di Rumah
58 Yang Dingin Yang Dingin!
59 Mencuri Perhatian
60 Putri Kecil
61 Susah Buat Nolak
62 Rasa Vanila dan Cokelat
63 Besok Atau Lusa Sama Saja
64 Calon Mertua
65 Kecewa
66 Battle Dance
67 Bioskop
68 Salah Lagi
69 Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70 Dasar Kang Maksa
71 Sak Masak
72 Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73 Ketiduran
74 Bukan Mimpi
75 Takut Ada Setan Lewat
76 Borong Semua
77 Ada Perlu
78 Kedatangan Gusti
79 Sama Sekali Nggak Repot!
80 Bos Suka Seenaknya Sendiri
81 Ngambek atau Sibuk?
82 Setengah Memaksa
83 Restu Ada Ditangan
84 Susahnya Menjadi Romantis
85 Banyak Sekali Maunya
86 Kenapa Kirim Bunga?
87 Obrolan Wanita
88 Emang Aku Burik?
89 Gia Sakit
90 Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91 Suka Yang Kalem-Kalem
92 Panic Attack
93 Astaga, Gia...
94 Dia Pasti Lapar
95 Sekedar Masa Lalu
96 Pagi-pagi Pencak Silat
97 Mawar Dan Lily
98 Seseorang
99 Ngambek
100 Pulang Cepat
101 Melamar
102 Kenapa Nggak Cerita?
103 Tidak Bisa Dibiarkan
104 Apa Boleh Buat
105 Obrolan Absurd
106 Tidak Mau Kalah
107 Dua Pria
108 Atur Saja
109 Rencana
110 Saling Percaya
111 Rumah Sakit
112 Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113 Bukan Tante Vira
114 Tertawa Saja
115 Gusti dan Gia
116 Rumab Firlan
117 Tidak Bisa Lupa
118 Bosan
119 Menyebalkan!
120 Udah Sampai!
121 Buat Setan
122 Bukan Amnesia
123 Lamaran
124 Sebentar lagi
125 Ayang Embe Datang
126 Wanita Cerewet
127 Dijenguk
128 Lucu
129 Sepi
130 Tidak Peduli
131 Jangan Mengikutiku!
132 Kok Bisa Sakit?
133 Mantan Pengganggu
134 Sarang Madu
135 Buktikan Saja
136 Kalut
137 Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138 Diluar Dugaan
139 Tidak Berhasil
140 Diikuti
141 Mendatangi Andini
142 Siapa Yang Sakit?
143 Restu
144 MENIKAH
145 Ending
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Mereka Makhluk Menyebalkan
2
Tak Mudah Meluluhkan Hati Vira!
3
Kue Cubit
4
Gia Merajuk
5
Diguyur Hujan
6
Hilang Kesabaran
7
Kebodohan Yang Haqiqi
8
Kecewanya Vira
9
Kelas Khusus Untuk Nona Kecil
10
Having Lunch
11
Wejangan dari Bos
12
Perdebatan
13
Suapan Untuk Vira
14
Painting
15
Harus Tahan Emosi
16
Pengakuan
17
Makan Siang Dengan Ricko
18
Calon Istri Ricko
19
Cewek Songong
20
Siapa Bilang Aku Mau Nikah Sama Kamu?
21
Saingan Berkurang Satu
22
Maksa
23
Gaun Malam
24
Susah Dikode
25
Kang Halu
26
Sidang Dadakan
27
Mas Pacar
28
Masih Aneh
29
Batal Kencan
30
Kamar Gia
31
Ditunggui Firlan
32
Astaga, Udah Molor Duluan!
33
Tangan Kosong?
34
Pernikahan Ricko
35
Apa Yang Membuat Ragu?
36
Kapan Nikah?
37
Rumah Sakit
38
Jangan Bahas Itu
39
Wife Material
40
Sarapan Rame-rame
41
Sesuatu Yang Tersembunyi
42
Ingin Bertemu Vira
43
Mendadak Jutek
44
Kontrakan Vira
45
Pokoknya Besok Aku Yang Anter, Titik!
46
Makan Tengah Malam
47
Tiket
48
Aku Kira Bisikan Setan, Eh Taunya Bisikan Firlan!
49
Makan Siang Bersama
50
Akhirnya Sampai
51
Nggak Usah Ngadi-Ngadi!
52
Pamit
53
Mantan kamu berapa?
54
Di rumah Siapa?
55
Anggap Aja Test Drive
56
Mengamati
57
Bertemu Gia di Rumah
58
Yang Dingin Yang Dingin!
59
Mencuri Perhatian
60
Putri Kecil
61
Susah Buat Nolak
62
Rasa Vanila dan Cokelat
63
Besok Atau Lusa Sama Saja
64
Calon Mertua
65
Kecewa
66
Battle Dance
67
Bioskop
68
Salah Lagi
69
Karena Perjuangin Cinta Juga Butuh Tenaga
70
Dasar Kang Maksa
71
Sak Masak
72
Aku Cuma Bercanda, Ayamku...
73
Ketiduran
74
Bukan Mimpi
75
Takut Ada Setan Lewat
76
Borong Semua
77
Ada Perlu
78
Kedatangan Gusti
79
Sama Sekali Nggak Repot!
80
Bos Suka Seenaknya Sendiri
81
Ngambek atau Sibuk?
82
Setengah Memaksa
83
Restu Ada Ditangan
84
Susahnya Menjadi Romantis
85
Banyak Sekali Maunya
86
Kenapa Kirim Bunga?
87
Obrolan Wanita
88
Emang Aku Burik?
89
Gia Sakit
90
Perhatian Untuk Si Putri Kecil
91
Suka Yang Kalem-Kalem
92
Panic Attack
93
Astaga, Gia...
94
Dia Pasti Lapar
95
Sekedar Masa Lalu
96
Pagi-pagi Pencak Silat
97
Mawar Dan Lily
98
Seseorang
99
Ngambek
100
Pulang Cepat
101
Melamar
102
Kenapa Nggak Cerita?
103
Tidak Bisa Dibiarkan
104
Apa Boleh Buat
105
Obrolan Absurd
106
Tidak Mau Kalah
107
Dua Pria
108
Atur Saja
109
Rencana
110
Saling Percaya
111
Rumah Sakit
112
Siapa Bilang Tidak Ada Yang Mengurus
113
Bukan Tante Vira
114
Tertawa Saja
115
Gusti dan Gia
116
Rumab Firlan
117
Tidak Bisa Lupa
118
Bosan
119
Menyebalkan!
120
Udah Sampai!
121
Buat Setan
122
Bukan Amnesia
123
Lamaran
124
Sebentar lagi
125
Ayang Embe Datang
126
Wanita Cerewet
127
Dijenguk
128
Lucu
129
Sepi
130
Tidak Peduli
131
Jangan Mengikutiku!
132
Kok Bisa Sakit?
133
Mantan Pengganggu
134
Sarang Madu
135
Buktikan Saja
136
Kalut
137
Tak Banyak Yang Bisa Dilakukan
138
Diluar Dugaan
139
Tidak Berhasil
140
Diikuti
141
Mendatangi Andini
142
Siapa Yang Sakit?
143
Restu
144
MENIKAH
145
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!