Waktu terus berputar begitu cepat. Rasanya baru menginjak usia remaja kini gadis itu telah berganti status menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Yara terdiam sembari menatap ke arah jendela kaca mobil yang ditumpanginya. Sejak pemberkatan nikahnya di gereja bersama Gala ia lebih banyak murung. Timbul banyak pertanyaan di benaknya, bagaimana masa depan pernikahannya, bagaimana ia harus bertahan dengan pria yang sama sekali tidak ada dihatinya, dan bagaimana ia bisa menghabiskan sisa umurnya bersama Gala.
Yara kembali menatap cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya. Rasanya ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu di gereja. Mengucapkan janji setia sehidup semati, menerima pasangan dalam keadaan apapun dan berjanji untuk saling mencintai. Bagi Yara semua itu hanyalah omong kosong belaka. Hanyalah sandiwara untuk menyakinkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Yara terasa berat untuk melakoni perannya sebagai seorang istri muda.
"Mari kita lihat sampai kapan drama ini akan berlanjut," gumamnya.
Yara melirik seorang pria yang duduk di sebelahnya. Pria dewasa yang begitu cuek, dingin dan terlihat tenang. Sekarang pria tua ini adalah suamiku. Benar-benar tak bisa di percaya. Menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Apa kau menyukaiku?"
Pertanyaan Gala tiba-tiba membuat Yara kikuk. Ia salah tingkah dan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Rasa canggung kembali menghampiri dirinya.
"Mana mungkin!" tutur Yara lugas.
Gala kembali tersungging. Bocah ini sekarang adalah istriku. Bertahun-tahun aku memikirkan ini namun masih saja membuatku tidak percaya kalau aku menikahinya.
"Om Gala, ingat ya! Tidak boleh bersentuhan fisik!" ketus Yara.
"Seperti yang aku katakan sebelumnya."
"Apa?! Apa yang Om katakan? Aku tidak tahu!" pura-pura lupa.
"Apa perlu aku mengingatkannya kembali?" mendekatkan wajahnya di hadapan wajah Yara.
"TIDAK!"
Pria itu kembali tersenyum tipis. Terlalu tipis hingga Yara tidak menyadari. "Kalau begitu menurut saja," ucapnya, membungkam mulut Yara.
***
"Yara, selamat ya atas pernikahanmu," ucap Amber.
"Makasih Oma," tuturnya dengan nada malas.
"Oma sangat senang. Akhirnya kau menikah juga. Oma sempat khawatir kalau-kalau kamu membatalkan pernikahanmu dengan Gala. Kau tahu 'kan jika ini merupakan keinginan kedua orangtuamu."
Yara menarik napasnya dalam dan menghembuskannya kasar. "Aku hanya tidak habis pikir saja. Kenapa Ayah dan Bunda memilih lelaki tua seumuran mereka untuk menjadi suamiku. Aku rasa masih banyak pria muda di luar sana sebaya denganku yang boleh menjadi kandidat mereka," jelas Yara sedikit kesal.
"Ayah Bundamu berarti sangat percaya pada Gala. Ohya, dia bukan lelaki tua biasa loh! Kau bisa lihat 'kan bagaimana karismanya. Dia sangat berwibawa, dan tentunya tampan," tersenyum.
Yara memandangi tubuh Gala. Hanya ada satu kata yang tiba-tiba menyalib pikirannya. Sempurna! Seketika ia sadar dengan apa yang baru saja diucapkannya dalam hati. Yara menggeleng kepalanya dan berusaha menghilangkan semua tentang Gala yang ada di pikirannya.
"Pesan Oma, jadilah istri yang baik. Istri yang setia melakukan kewajiban terhadap suami. Oma tahu kau masih sangat muda dan bahkan terlalu muda untuk menjadi seorang istri, tapi Oma sangat percaya padamu. Kau bisa menjadi istri yang berbakti dan tentunya tangguh dan mandiri!"
Peran yang sangat sulit aku mainkan.
Nasihat-nasihat Oma Amber berlalu begitu saja. Tentu saja gadis itu tidak akan melakukan apa yang dipesankan Omanya. Ia malahan berniat licik untuk membuat suaminya tidak betah sehingga Gala sendiri yang akan langsung menceraikannya.
Acara resepsi masih berlangsung. Ada begitu banyak tamu penting yang menghadiri pernikahan Gala dan Yara. Sedari tadi Gala tampak sibuk bercakap dengan koleganya sampai-sampai ia mengacuhkan istrinya.
Seorang wanita cantik tiba-tiba menghampiri Yara. Wanita itu tampak lebih dewasa dari Yara. Bertubuh ideal, memiliki dada dan bokong yang berisi. Dengan senyum merekah di wajahnya, wanita itu duduk di sebelah Yara yang tengah duduk mengurut-urut kakinya yang sakit karena sudah hampir seharian berdiri.
"Hay ..." sapanya.
Yara menatap wanita asing itu.
"Aku Amoera," ucapnya mengulurkan tangan.
Yara tersenyum kaku dan menerima uluran tangan wanita itu. "Yara," ucapnya.
"Aku rekan kerja Gala. Aku lihat dari tadi kau duduk sendirian saja. Apa Gala tidak menemanimu?" tanya Amoera terus terang.
"Tidak. Dia sibuk dari tadi," ucap Yara singkat dan kembali memijat betisnya.
"Oh begitu," mengangguk sembari memanyunkan bibirnya. "Hmm, akhirnya rasa penasaranku terpecahkan juga. Sudah lama aku ingin melihatmu secara langsung."
Yara mengernyitkan dahi. "Aku?"
"Ya. Aku adalah mantan tunangannya Gala. Sudah lama ibu Gala menjodohkanku dengannya. Namun Gala menolak perjodohan itu. Katanya dia sudah memiliki calon istri," tersenyum kecut.
Ucapan terus terang Amoera membuat Yara tak bisa berkata. Ada rasa bersalah namun ia tak tahu letak kesalahannya di mana.
"Kau sangat beruntung, Yara. Tapi aku tidak menyangka kau yang masih muda belia memiliki selera yang unik. Menyukai pria dewasa dan bahkan bisa di bilang menyukai om-om. Untunglah Gala, biar sudah umuran tapi masih tampan dan bergairah." ucap Amoera sedikit menyinggung perasaan Yara. Wanita itu kembali menyunggingkan bibirnya.
Yara kembali membisu. Ia masih menerkah maksud dari ucapan wanita molek dan montok di depannya. Entah mengapa ia merasa kesal dengan Amoera. Padahal ia tidak menyukai Gala dan tidak ingin menikah dengan pria itu.
"Apa Tante masih menyukai Om Gala dan merasa kalah saing denganku. Seorang gadis yang baru beranjak dewasa ini?! "
Deg!
A--apa? Tante! Dia kira aku Tantenya apa?! Dan apa maksudnya? Aku kalah saing dengannya?! Hahah, yang benar saja!
"Kalau iya. Ambil sana! Aku juga tidak mengingininya. Tapi dia yang menginginiku!"
Kini Amoera yang terperanjat. Ia tidak menyangka mulut gadis remaja di depannya sangat pedas sampai menusuk ulu hati. Dan benar saja apa yang dikatakan Yara. Ia memang tidak mengingini pria itu, tapi malah sebaliknya.
Amoera mengepalkan jemarinya. Ucapan tajam Yara membuat dirinya membisu. Ada rasa malu dan gengsi di sana. Amoera menjadi sangat kesal dan rasanya ingin mencabik mulut Yara. Namun ia menahannya. Ia berusaha bersikap tenang dan elegan. Pikirnya akan lebih sangat memalukan jika dirinya berkelahi dengan bocah delapan belas tahun.
"Hehe," terkekeh. "Aku memang menyukainya. Suka dalam arti kagum. Kalau kau bilang aku merasa tersaingi dengan keberadaanmu, oh tentu tidak! Aku malah jadi penasaran, apakah Gala benar-benar mencintaimu, atau hanya akan mempermainkanmu saja sebagai bonekanya. Hmm, aku rasa pernikahan kalian tidak akan bertahan lama! Secara ... " menatap Yara dari ujung kepala sampai ujung kakinya. "Kau hanyalah gadis kecil, lugu, polos dan tidak tahu apa-apa!"
Yara mengeratkan rahangnya. Rasa ingin menendang bokong wanita itu jauh-jauh dari hadapannya semakin bergejolak. Seketika ia berpikir jika dirinya juga adalah wanita yang berpendidikan. Meski lawannya adalah wanita karier dan memiliki usia terpaut jauh darinya, Yara tetap menunjukkan sifat dewasa dan tenang.
"Tante Amoera, aku kira Tante adalah wanita berkelas. Namun ternyata aku salah, hehe" terkekeh pelan. "Tapi tak apa. Aku hargai perjuangan Tante untuk merebut kembali suamiku, tapi aku rasa Tante harus berhenti sampai di sini. Tidak usah di lanjutkan lagi. Karena Om Gala sudah menikah dan memiliki istri yang imut seperti ini," memanyunkan bibirnya. "Jadi aku peringatkan baik-baik ya, tolong jauh-jauh dari suamiku!"
Degg!
Kalimat pedas begitu saja keluar dari mulut Yara. Amoera memasang raut sinis dan penuh kebencian. Sebenarnya dari lubuk hati Yara yang terdalam ia juga jijik untuk mengucapkan kalimat itu. Tapi demi mempertahankan harga dirinya yang terasa diinjak-injak, maka dengan terpaksa ia pun bersandiwara. Dan ya! Naskah yang begitu baik di ucap, sampai membuat lawan mengecil.
To be contiuned ...
Haloo. Sudah bab 4 loh, apa kalian menyukai cerita ini? Jika ya, berikan dukungan kalian lewat like, komen dan vote ... Makasih semua 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Theresia Setyawati
mantan... to the point..
2022-04-12
0
Tarry Lestarry
kecil" cabe rawit 🤭🤭🤣🤣🤣🤣mantab👍👍👍
2022-04-11
0
zaenatun
sudah aq masukin d favorit ya....👍👍👍👍
2022-03-31
0