Malam hari, sebelum Gala datang di kediaman Keluarga Lincoln.
"Tuan, apa kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Shanks sembari mengatur beberapa dokumen yang porak poranda di atas meja Gala.
Gala mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menyandarkan tubuhnya di kepala sofa ruang kerjanya. Saat itu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Tuan?" panggil Shanks kembali dengan sedikit nyaring sehingga Gala bedecak.
"Ck! Mau bagaimana lagi! Kalau tidak besok, ya kapan?! Aku tahu jika gadis itu akan terus menjauhi pernikahan ini. Jadi aku akan mempercepat pernikahannya."
"Kalau Tuan merasa itu lebih baik, maka yang bisa aku lakukan hanyalah mempersiapkan segala tuntutan pernikahanmu," ucap Shanks dengan nada yang sedikit lelah.
"Kau pulanglah lebih dulu. Aku akan tidur di kantor," membaringkan tubuhnya di sofa.
"Kalau begitu, aku juga akan tidur di sini, bersama Tuan."
"Terserah kau saja."
Tak lama setelah percakapannya dengan Shanks. Ia pun terlelap dalam tidurnya. Shanks mengambil selimut dari dalam kamar dan membalut tubuh Gala. Di kantor itu, sebenarnya memiliki kamar tidur khusus president Blackfire, namun Gala lebih nyaman tidur di sofa dari pada di kasur dan ia memiliki alasan atas hal tersebut.
Gala kembali terbangun. Peluh kini menyucur di dahinya. Ia menyeka keringat dinginnya dengan telapak tangan. "Aku bermimpi hal yang sama lagi," gumamnya. Gala mengucek matanya yang masih sayu. Ia kemudian melirik jam tangan mewah yang melingkari pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima dini hari.
Masih dengan setengah sadar, Gala menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar tidak menguap lagi. Sekembalinya dari sana ia mendapati tubuh Shanks yang terbaring di lantai dengan kain tipis yang menjadi alas tidurnya.
"Oy bangun!" menendang kaki Shanks.
Shanks tersadar dan langsung beranjak dari lantai itu. "Apa sudah pagi, Tuan?"
"Sudah tengah hari." ucap Gala mengejutkan Shanks.
"Pernikahannya?!" gumamnya tiba-tiba. Ia percaya dengan apa yang diucapkan Gala. Shanks menjadi panik dan nyawanya yang masih meninggalkan raga, kini kembali bersatu.
"Bersiaplah, kita akan menuju makam Ray dan Elyora," tutur Gala.
Shanks menatap jam tangan miliknya yang masih menunjukkan pukul lima lewat tiga menit. Seketika jantungnya kembali berdetak dengan normal. Mengejutkan saja!
Kedua orang itu pun berangkat menuju makam keluarga Lincoln. Tak lupa Gala membelikan bunga hidup di toko pinggir jalan yang di buka selama dua puluh empat jam. Shanks melajukan kecepatan mobil di atas rata-rata karena mengingat jarak tempuh perjalanan mereka akan memakan waktu lebih dari setengah jam.
Empat puluh lima menit berlalu, Gala meletakkan bunga mawar itu di atas pusara kedua sahabatnya. Lama ia meratap di sana.
Ray, aku datang. Hari ini adalah hari pernikahanku dengan anakmu, sesuai dengan permintaanmu. Aku sebenarnya masih belum percaya jika aku adalah pria yang dipilih olehmu dan Elyora untuk menjadi suami anak kalian. Aku masih tidak habis pikir dengan permintaan kalian yang benar-benar tidak masuk akal. Elyora, tadi malam aku bermimpi tentangmu. Kau tersenyum begitu manis dan seperti berkata sesuatu. Aku tak bisa mendengar ucapanmu, makanya aku datang meminta petunjuk. Ahh! Sudah gila aku, meminta petunjuk kepada orang yang sudah meninggal!
Gala mengucapkan segala isi hatinya. Rasanya ia tidak ingin menuruti permintaan Ray dan Elyora yang menurutnya di luar nalar. Namun bukan Gala namanya jika ia tidak menepati janji. Ia begitu menjunjung tinggi harga dirinya sebagai pria. Tak ada satu janji pun yang tidak di penuhi Gala, ia sangat berwibawa dan tegas. Dari sikap inilah yang membuat orang-orang segan terhadapnya walaupun banyak orang juga yang mengklaim dirinya sebagai perjaka tua bermulut pedas yang tinggal di kutub utara.
"Tuan, sudah waktunya. Aku sudah menelepon semua orang yang bertanggung jawab di pernikahanmu. Dan saat ini mereka sedang menuju rumah Nyonya Amber," tutur Shanks.
Gala melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh. Ia beranjak dari makam itu dan berlalu. Saat hendak menaiki mobil tak sengaja ia melihat seorang gadis yang baru saja turun dari dalam mobil dengan membawa bunga di tangannya. Gadis itu adalah Yara. Seketika ia mengingat kenangan sepuluh tahun lalu saat pertama kalinya ia bertemu dengan Yara kecil yang masih berusia delapan tahun. Gala tersungging tipis dan berlalu meninggalkan tempat itu.
***
Tampan namum garang, ya siapa lagi kalau bukan Gala Zayn Rodderick. Ia duduk sambil menyilangkan kakinya dan menyandarkan kepalanya di kepala sofa. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana. Semua orang yang melihat penampakkan Gala, takjub dan terpesona. Bagaimana tidak, postur tubuh proporsional di tambah dengan wajah edisi terbatas membuat semua wanita ingin memiliki pria dingin itu seutuhnya.
"Oh God! Sugar Daddyku!" celutuk seorang pelayan wanita pada teman yang ada di sampingnya.
"Kalau aku lebih ke Hot Daddy sih. Uhhh sangat-sangat hot dan ehmmm!" menjulurkan lidahnya dengan raut menggoda.
"Dasar mesum! Aku tidak bisa membayangkan bagaimana malam pertamanya dengan Nona Yara. Secara Nona 'kan masih bocah! Masih sempit pula."
"Shtttt!" meletakkan telunjuknya di bibir temannya. "Jangan keras-keras! Kau mau mati?! Bilang-bilang aku mesum, eh sendirinya juga begitu," cibir pelayan yang membawa kemoceng.
Gala tiba-tiba beranjak dari duduknya dan itu mengejutkan kedua pelayan yang berbisik-bisik di sudut ruangan. Gala melemparkan tatapan membunuh kepada kedua wanita itu sehingga mereka langsung menundukkan kepala tak berani beradu pandang dengan Gala. Tampak tubuh kedua wanita itu gemetar. Jelas saja, bola mata Gala yang indah bisa berubah menjadi tatapan kematian bagi setiap orang yang tak disukainya.
"Tuan sudah saatnya," tutur Shanks.
Gala berjalan meninggalkan Shanks dan menuju kamar tempat Yara di rias. Setibanya di depan pintu, ia langsung menarik gagang itu dan masuk tanpa mengetuk. Untunglah Yara sudah selesai berpakaian.
Gadis itu terkejut saat Gala tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Namun ia langsung membuang pandangnya ke arah cermin. Raut Yara begitu masam. Tanpa bersuara, Gala menyuruh ke dua maid untuk keluar dari kamar itu dengan menggunakan isyarat tangannya.
"Apa Om Gala menyukaiku?" tanya Yara tiba-tiba dengan beranjak dari duduknya.
Gala sedikit terkejut. Ia menormalkan rautnya dan berjalan mendekat ke arah Yara yang sudah mengenakkan gaun pengantin berwarna gading. "Pertanyaan yang tidak berbobot," ucapnya sembari menatap mata Yara dengan tajam.
"Baiklah. Aku akan menikah denganmu. Tapi berjanjilah satu hal padaku," memberanikan diri bernegosiasi dengan pria beku di hadapannya.
"Katakan," tutur Gala datar.
"Om Gala tidak boleh menyentuhku! Karena pernikahan kita tidak berdasarkan cinta. Yang boleh menyentuhku hanyalah pria yang aku cintai dan yang mencintaiku!"
Gala masih menatap raut Yara dengan tajam. Perlahan kakinya mulai bergerak maju mendekat ke arah Yara. Semakin dekat dan ya! ujung jemari keduanya kini bertemu. Membuat tubuh Yara reflek bergerak ke belakang, namun sayangnya ada dinding yang menghalangi pergerakannya. Tubuhnya kini terhimpit antara dinding dan tubuh tegap Gala.
"Jangan dekat-dekat, Om!" ketus Yara dengan wajah yang mengarah ke samping kiri. "Ayo berjanjilah, Om. Jika tidak aku tidak mau menikah denganmu!"
"Kalau begitu aku akan membuatmu jatuh cinta padaku supaya aku bebas menyentuhmu!"
Degg!
Yara terbelalak. Ia menelan salivanya kasar. Wajah garang Gala tampak dekat dengan wajahnya. Gadis itu melemparkan pandangannya. Rautnya terlihat panik bukan kepalang. Melihat Yara yang sudah tak berkutik membuat Gala menarik sudut bibirnya. Ia tersungging dan berbisik kecil di telinga Yara. "Kalau tidak ingin itu terjadi, jangan pernah menggodaku. Aku pria dewasa yang normal!"
Dasar sinting! kau pikir aku sudi menggoda lelaki tua sepertimu!
To be continued ...
Tidak butuh ayang, butuhnya like, komen dan vote dari kalian 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Theresia Setyawati
Gara udah siyh relain aja yara buat yg lebih pantas..., 😝
2022-04-12
0
zaenatun
umur nya beda jauh bngt ya...tp kalau d dunia halu ma awet muda...coba d dunia nyata ..dah tua ajha 😂😂😂
2022-03-31
0
we
lanjut
2022-03-29
0