Bab 2 : mencoba hal baru

Hendrik terperangah melihat tampilan Jeni badan yang tinggi dan berisi kulit putih dengan rambut panjang sepunggung dan di kuncir rapi di sela topi. seperti pemain bola tenis yang akan bertanding...

" woy.... biasa aja matanya kalau melihat...." Elly mulai kesal melihat tatapan Hendrik ke Jeni.

" apa sih... aku kan cuma kaget saja kok bisa pakai pakaian sekolah dan pakai pakai santai Jeni kaya langit dan bumi.." jawab Hendrik jujur.

" iya puji saja... puji..... " Elly tambah gusar.

" sudah ah.. kalian berdua kan ada pacar masing-masing jadi Jeni hanya akan sama aku... titik." Edward menegaskan.

" jadi mau kemana kita...." tantang Jeni.

" kita ke klub di wilayah Kemang." jawab Serly santai.

" ngapain kita kesana " tanya Jeni agak bingung.

" kita jual cereng... " jawab Serly asal. di sambut tawa yang lain.

" oh.... jadi ambil cereng nya dimna terus kita bawa apa....?" tanya Jeni lugu.

mendengar jawaban Jeni sontak mereka berlima tertawa...

"hahahaha..... Jeni ku sayank.. kita kesana mau happy happy lah.... masa iya betulan jual cereng ... " jawab Edward lembut. " dan kamu Serly kalau ngomong di saring dikit donk Jeni ini bukan cewe model kamu."

'iya lugu lugu aja nda usah bego..' batin Serly.

akhirnya mereka sampai di klub yang dijanjikan semua menikmati musik yang DJ mainkan dan pencahayaan disana menurut Jeni sangat minim, maka dari itulah Jeni memegang lengan atas Edward dengan kuat. ia takut jika nanti ia tersesat dan tidak bisa menemukan arah jalan pulang.

Serly dan Elly sudah turun di lantai dansa mereka bergoyang mengikuti irama musik yang DJ mainkan. Hendrik dan Romi hanya duduk di meja sambil menikmati minuman mereka. Edward mengajak Jeni dimeja yang lain. ia takut Romi dan Hendrik mencurangi minuman Jeni.

namun seusai Serly dan Elly berdansa Elly langsung menarik Jeni untuk bergabung dengan mereka. saat mereka datang di meja sudah ada 6 minuman semua berwarna oranye. Jeni ingin memesan yang lain namun di tahan sama Elly.

"Jen coba dulu lah minuman ini pasti kamu suka ." jelas Elly.

mereka bersamaan menegak minuman yang dipesan

"achh.. " jawab mereka bersamaan hanya Jeni yang hanya memegang gelasnya.

" kenapa nda diminum" tanya Serly

"apa tidak apa-apa ini di minum? " tanya Jeni sambil berkali-kali ia mencium aroma minuman di tangannya. ia juga mengutarakan pandangannya di sekeliling banyak yang sudah sempoyongan dan ada juga berjoget tanpa tau alunan lagu.

"katanya bukan anak rumahan....?" Hendrik mulai memancing.

Jeni Mulai meminum minumannya. ia merasa pahit dan panas langsung menyerbu tenggorokannya. namun karena tidak tahan dengan ejekan Hendrik ia memaksa masuk minumannya. Tamun hanya seperempat gelas Jeni merasa mual dan pusing.

melehat reaksi Jeni Edward segera menangkap badan Jeni yang hampir ambruk karena pusing.

" kalian ini keterlaluan ya.... " Edward melotot kearah Romi dan Hendrik.

Edward membawa Jeni ketempat yang jauh dari kebisingan. ia memberikan air mineral dan mencoba menyadarkan Jeni.

ada penyesalan di hatinya atas apa yang temannya lakukan terhadap Jeni. saat hilang kesadaran Jeni tidak melakukan yang aneh-aneh cuma menangis sambil memaki. kedua orangtuanya. Edward mencerna apa yg dikatakan Jeni dan tau kalau orang tua Jeni bertengkar. ia membiarkan Jeni sambil tetap menunggu ia untuk sadar.

tak lupa ia kirimkan pesan singkat via WhatsApp untuk Bu Nety orang tuanya Jeni agar tidak khawatir.

'maaf maa Jeni menginap di tempat Serly besok pagi Jeni baru pulang. dan maaf ma nda bisa telpon mamah karena hp Jeni lowbet dan lupa bawa charger 🙏🙏🙏' Edward mengirimkan pesan dan ia langsung mengubah profil mode penerbangan agar Jeni tidak bisa di hubungi.

sekitar dua jam lebih akhirnya Jeni kembali sadar matanya sembab karena manangis. ia mengitari pandangan nya di sekeliling namun ia tidak mengenali ruangan tersebut.

Edward datang dengan membawa gelas berisi teh dan irisan lemon.

"kita dimna ini Erd ...?"tanya Jeni.

"dirumah om ku... dia tidak ada di rumah keluar kota jadi rumahnya kosong"

" yang lain mana kok cuma kita berdua?"

" nda usah cari mereka... nanti kalau urusan mereka selsai nanti juga kesini .." jawab Edward santai

"bruakkk.... " suara pintu di tutup kasar. Elly keluar kamar dengan tampilan yang berantakan. kaos yang ia kenakan agak Kumal.

"berapa kali...." tanya Edward.

" banyak kali lah Hendrik saja sampe ketiduran..!" jawab Elly dengan senyuman mengejek.

Elly dan Serly memang sering menghabiskan waktu di rumah om Edward untuk bercinta dengan pacar mereka masing-masing. dan itu hal biasa bagi mereka.

rumah om Edward cukup besar memiliki 4 kamar dan ruang tamu yang menghadap ke4 kamar tersebut.jadi saat ada yang keluar dari setiap kamar akan nampak oleh Edwar dan Jeni yang berada diruang tamu.

jeni melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 3 sore.

"ya ampun sudah sore yuk antar aku pulang nanti mamaku nyariin."Jeni bergegas.

"nda usah aku sudah wa mamah kamu kalau kamu menginap" jawab Edward dingin.

"Apa........!"

Jeni memeriksa handphone nya dan benar ada pesan yang Edward kirimkan untuk mamah nya. ia menarik nafas lega.

" aku siap-siap dulu ya 30 menit lagi kita jalan." Elly menuju kamar dan mau bersiap sebelum masuk ia menggedor salah satu pintu kamar.

Duk duk Duk.....

"woy... sudah ... nanti lagi di sambung kita mau jalan ini ..." teriak Elly.

"iya..... sebentar lagi...." jawab Serly yang berada di atas perutnya Romi sambil terengah-engah. mereka segera menyelesaikan permainan mereka dan bersiap untuk jalan lagi.

"biasa saja itu Jen... mereka sudah sering begitu disini jadi tidak usah heran." Edward menjelaskan karena tampak dari muka Jeni yang bingung dengan apa yang ia saksikan.

setelah bersiap mereka meninggalkan rumah Om Edward untuk mencari makanan. selesai makan mereka mampir di sebuah salon yang lumayan besar. Jeni sedikit bingung mau apa kesana, namun ia simpan pertanyaan itu di kepalanya.

Serly langsung menuju sebuah ruangan khusus di ikuti yang lain. ia bertemu dengan seorang laki-laki dewasa yang lengan kiri dan kanannya penuh dengan tato.

" hai... ser.... sama siapa....?" tanya lelaki itu

" biasa.... " Serly memperkenalkan semua satu. persatu.

"gaes.... kenalkan ini Tony dia pengukir tatto profesional dan gambarnya tidak pernah mengecewakan."jelas Serly

"hai... hallo semua.... salam kenal " Tony menyapa hangat.

"gaes..... silahkan pilih model yang kalian mau dan tenang saja aku yang bayar." Serly menunjukkan foto foto tatto yang telah Tony buat.

Serly adalah anak orang berada jadi tak heran uang di ATM pribadinya tidak pernah kosong karena orang tuanya selalu mengirimkan uang lebih setiap bulannya.

Elly dan yang lain bersemangat memilih model untuk di tatto.sedang Jeni masih berada di tempatnya tanpa bergeming. Edward memilihkan model untuk Jeni sebuah kupu-kupu sebesar koin. Elly memilih mawar merah yang akan di tatto di perut bagian kanannya. Romi seekor naga yang melingkar di sebilah pedang. sedang Serly memilih mentato namanya sendiri di punggung sebelah kanan dengan hiasan bunga mawar hitam. Edward memilih model lambang bajak laut yang sering digunakan Ace pada film one piece, yang di letakkan di bahu kirinya.

semua sudah selesai. hanya tinggal Jeni yang masih tertegun dan masih tak percaya apa ia lakukan sekarang. namun saat ia di suruh duduk ia menurut.

"bagian mana yang mau di tatto Jeni..?" tanya Tony.

" disini saja .." jawab Jeni datar, ia menyodorkan pergelangan tangan kirinya bagian dalam karena jika disana akan tertutup oleh jam tangan nantinya.

Jeni menahan sakit dan panas yang pada pergelangan tangannya. Tapi ia tidak mau menangis dan berteriak walaupun ia sangat ingin.

"tahan ya cantik .. ini cuma sebentar kok...." ucap Tony halus.

belum selesai Tony dengan pekerjaannya Jeni segera menarik lengannya.

" kenapa dek .. itu belum selesai jelek nanti kalau cuma begitu . " Tony yang sedang bekerja kaget.

"tidak apa-apa biarkan saja begini" Jeni langsung berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut. di susul Edward dan yang lain Serly menyelesaikan pembayaran dan segera menyusul juga.

ada penyesalan besar yang Jeni rasakan. ia melihat kembali gambar kupu-kupu yang belum sempurna di pergelangan tangannya. Ia coba menggosok gosok berharap itu bisa hilang. namun sayang itu permanen.

"ada apa Jen....?" Edward memastikan.

"Erd ..... tolong antar aku pulang .... " jeni menatap Edward dengan memelas matanya menganak sungai.

"ok.. aku bilang dulu sama yang lain ya ..." Edward berlari kedalam dan menemui Serly dkk. untuk mengantar Jeni.

"yuk .. Jen.. mereka masih mau semir rambut lagi disana. jadi kita tinggal saja."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!