Keesokan hari nya.
Alana turun untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor. namun di meja tak seperti biasa nya tidak ada Ayah dan Ibu nya, dan hanya ada Luna yang duduk sarapan sembari memainkan ponsel.
"Mama dan Papa kemana?." Tanya Alana.
"Ke kantor polisi." balas Luna.
"Untuk apa ke kantor polisi?." Tanya Alana.
"Kakak gak tahu?."Tanya Luna, Alana hanya diam saja tak mengerti.
"Papa di tuduh mencurangi proyek oleh laki-laki yang mau di jodohkan dengan kakak, Sebagai ganti nya ia akan membebaskan Papa kalau kakak bersedih untuk di nikahkan dengan nya, tapi kakak terlalu egois, Gak mikirin Papa, padahal Papa dan Mama itu sayang sama kakak." Tutur Luna berkata panjang lebar.
Alana tak mau banyak mendengarkan celotehan Luna, ia pun bergegas untuk segera ke kantor polisi, dimana ayah nya berada.
Saat sampai di pintu utama, Alana melihat ayah nya yang sudah tua tampak begitu sedih dan juga Bu Susi tampak di samping nya mencoba menenangkan nya, baru kali ini Alana melihat ayah nya sesedih ini setelah dulu senyum ayah nya pernah hilang saat kehilangan Bu Niah, Ibu nya Alana.
"Papa." Oanggil Alana.
"Alana." Pak Herman Tersenyum saat melihat putri nya datang.
Alana lansung saja memeluk ayah nya dan Pak Herman membalas dengan hangat pelukan putri nya.
"Papa kenapa bisa sampai disini?." Tanya Alana.
"Tidak apa-apa, jangan pikirkan Papa, dunia bisnis memang seperti ini." Ucap Pak Herman.
"Kata pada Alana, siapa orang yang melakukan ini pada Papa, Alana akan bicara dengan nya." Kata Alana.
•••
Setelah mendapatkan alamat itu, Alana pun pergi ke alamat yang di berikan ayah nya.
Saat sampai di sebuah rumah mewah dan besar, Sejenak alana mengambil nafas dan membuat nya dengan berat untuk menghilangkan kegugupannya karena akan bertemu dengan laki-laki yang akan di jodohkan dengan nya.
Ting Tong
Alana menekan bel pintu rumah itu, hingga beberapa saat pintu itu terbuka lebar, dan Alana begitu terkejut saat yang membuka pintu adalah sekertaris Kim, sekertaris dengan wajah datar dan tampak dingin sama seperti dingin nya Tuan Alvaro yang pernah Alana lihat waktu itu.
"Apa Tuan Alvaro yang melakukan semua ini?." Batin Alana.
"Silakan masuk Nona, Tuan Alvaro sudah menunggu anda."Ucap sekertaris Kim.
Alana lalu melangkahkan kaki itu dan masuk ke dalam rumah yang besar itu, ia tampak melihat Alvaro sedang duduk membaca koran.
"Tuan Alvaro." Ucap Alana. Alvaro pun menoleh dan melihat Alana dengan sorotan tajam membuat Alana sedikit takut.
"Tuan, Tolong bebas ayah saya, dia tidak bersalah, ini pasti ada kesalahan."Kata Alana memohon pada Alvaro.
Alvaro tersenyum sinis menatap Alana. "Apa menurutmu seperti itu?." Tanya Alvaro. Alana diam, ia tidak tahu harus mengatakan apa, ia pun mengangguk kecil membalas ucapan Alvaro.
"Kenapa kau diam?, Kemrin kau terlihat sangat berani, seperti seekor singa betina, tapi sekarang kau malah seperti seekor kelinci yang lemah."Ucap alvaro.
Alana seketika saja teringat beberapa waktu yang lalu ia sudah menampar laki-laki yang ada di depannya dengan sangat keras. Alana menelan Saliva seolah ucapan Alvaro kini sedang mengingatkan nya.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja melakukan nya, saya waktu itu reflek. jadi tolong Tuan, bebaskan ayah saya, saya tidak mau ayah saya mendekam di penjara di masa tua nya."Ucap Alana.
Alvaro menyunggingkan senyuman kecil. "Apa yang bisa kau berikan sebagai ganti nya?." Tanya Alvaro lagi.
"Saya...."
"Saya bersedia menerima tawaran untuk menjadi Istri anda Tuan." Ucap Alana.
"Apa hanya segitu harga diri mu?, Kau sekarang ku lihat tidak ada bedanya dengan wanita klub malam yang sering saya temui, melakukan apa saja demi uang." Ucap Alvaro.
Mendengar ucapan Alvaro, kini Alana merasa ia benar-benar sangat di hina, namun ia tak bisa mengatakan apa pun, dan hanya bisa menerim setiap perkataan Alvaro yang menyinggung nya.
Alvaro lalu membuang nafas kesal. meminta Kim untuk memberikan sebuah dokument pada Alana.
"Apa ini Tuan?." Tanya Alana.
"Apa kau tidak bisa membaca, kau buta?." Balas Alvaro.
Alana pun mengambil dan membaca. "Kontrak Pernikahan."
"Ambil dan Baca, 2x 24 untuk mu menanda tangani." Kata Alvaro. laki-laki itu lalu berdiri meninggalkan Alana dan Sekertaris Kim.
mata Alana melihat Alvaro yang berjalan pergi, sebelum mata nya kembali melihat Dokumen di tangan nya itu.
"Nona, setelah anda tanda tangan, anda bisa menghubungi saya, disana ada kartu nama saya."Kata Sekertaris Kim.
Mendengar perkataan sekertaris Kim, Alana tahu ia tak punya kesempatan untuk menolak, ia hanya di beri waktu untuk membaca dan menyetujui jika ingin ayah nya di bebas kan dari segala tuduhan.
"Baik, saya permisi." Kata Alana lalu berjalan keluar dari pintu utama.
"Sekertaris Kim"Panggil Alana dan kembali menoleh ke belakang.
"Iya."
"Bagaimana dengan ayah saya?." Tanya Alana.
"Ayah anda sudah pulang kerumah, tapi laporan itu belum di cabut sebelum anda menyetujui surat perjanjian itu." Kata sekertaris Kim.
Alana mengangguk dan kembali melangkah keluar. Alana pun tidak lansung pulang ke rumah, ia pergi ke kost milik sahabat nya itu dan uring-uringan disana. Fika yang mendapatkan kabar dari Alana pun izin pulang siang hari.
"Kontrak macam apa ini Al, di dalam isi nya, dia meminta mu melayani semua yang di pinta Tuan Al, dan kau wajib mengiyakan dan di larang menolak apa saja yang di pinta Tuan Al. ini tidak adil."Ucap Fika kesal.
"Iya, tapi seperti itu lah Isi nya Fik, menurutmu aku harus bagaimana." Ucap Alana.
"Aku juga bingung Alana, Di lain sisi kau lakukan demi ayah mu, tapi masa depan di kendali kan oleh Tuan Alvaro, dia itu di kenal kejam Al, aku tidak tahu apa yanh akan di lakukan pada mu, apa lagi kau pernah menamparnya waktu itu " Kata Fika.
"Itu lah Fik, seperti nya dia sangat dendam pada ku, aku jadi sangat takut." Ucap Alana tidak bersemangat.
"Sabar Ya Al, kamu harus semangat Al, ada aku, kalau pun kamu harus menerim ini, jangan lupa kalau aku ada bersama mu." ucap Fika.
Alana tersenyum dan memeluk Fika. "Makasih ya Fik, meski pun aku kadang nyebelin, suka buat kamu kesal, ceroboh tapi kamu selalu ada buat aku, kamu juga rela izin demi aku, besok pagi di marah-marah sama pak Dodi." Ucap Alana.
"Al, kamu bukan lagi sahabat aku, tapi sudah aku anggap seperti saudara."Balas Fika.
Saat masih mengobrol, tiba-tiba ponsel Alana berbunyi, ia melihat nomor Kenzo yang menghubungi nya. Alana membiarkan nya dan tak mengangkat telefon itu karena ia tak berselera untuk berbicara dengan orang lain.
Sementara Kenzo tampak heran karena Alana tidak mengangkat telefon nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Yuli maelany
Belum apa-apa Al udah punya rival nih,bakalan seperti apa kisah mereka...
2022-07-26
0
Sepri
minta tlg sama kenzo aja
2022-07-07
0
Rini Haerani
lanjuttt ,
2022-03-08
0