Andri dan Zainal kembali ke rumah, Dila pun tak berani bergerak menghampiri Andri karena Zainal.
"Paklek, bisa aku bicara dengan Dila sebentar," izin Andri pada pak Yono
"Tentu le," jawab pak Yono.
Andri pun berjalan keluar bersama Dila, Keduanya pun duduk di depan kandang sapi.
"Ada apa mas?" tanya Dila yang masih ketakutan.
Tanpa bicara Andri langsung memeluk Dila, "aku akan selalu mencintaimu, meski kita tak harus bisa bersama," bisik Andri.
Dila pun hanya bisa membalas pelukan Andri, "aku juga mas," jawab Dila.
"Sebenarnya,aku kali ini pulang untuk mengurus surat-surat, dan sepertinya aku akan tinggal di Gresik cukup lama, terlebih kontrak pekerjaan ku selama lima tahun," kata Andri.
"Tapi masih bisakah kita tetap bertemu saat mas pulang? bagaimana pun kita tetap saudara bukan?" lirih Dila.
Adri mengangguk pelan sambil memegang wajah Dila,"iya dek," jawab Andri.
Zainal hanya mengawasi dari dapur, dia hanya tak ingin keduanya bisa melakukan hal yang salah.
Andri hanya memberikan sebuah kalung emas dan memakaikan kalung itu pada leher Dila.
"Jaga kalung ini, dan jangan pernah lepas ya dek,"
"Terima kasih mas," jawab Dila yang kembali memeluk Andri.
Malam ini Andri pun harus berangkat ke kota Gresik untuk bekerja esok hari.
Sedang Dila harus terus melanjutkan hidupnya, terlebih semua sudah terjadi dan dia tak boleh lemah.
--------- tiga tahun kemudian---------
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Dila dan teman-temannya sudah kelas tiga SMK.
Bahkan kini mereka sedang bersiap untuk menghadapi ujian negara, itu adalah ujian yang wajib di ikuti sebagai syarat kelulusan.
"Dila tolong nanti ke ruangan saya, untuk mengambil tugas kalian dari pak Jhon, dan nanti tolong tunggu karena nanti pak Jhon sepertinya akan telat datang saat waktu belajar tambahan," kata Irwan yang berjalan menuju ke ruangannya.
"Baik pak," jawab Dila pasrah.
Dila pun berjalan mengekor di belakang Irwan, sesampainya di kantor Dila langsung mengambil kertas tugas itu.
Tapi tak terduga Irwan malah menariknya dan menekannya ke dinding ruangan kerjanya.
"Pak Irwan, apa ini tolong lepaskan," kata Dila ketakutan.
"Kenapa, karena kamu merasa hebat berani menolak ku tiga tahun lalu, tapi aku pastikan kamu akan jadi milikku, karena tak akan ku biarkan seseorang memilikimu," kata Irwan yang dengan keras mencengkram lengan dari Dila.
Dila pun kaget, ternyata keponakan dari Bude likah adalah pak Irwan, dan Dila tak mengira hal itu.
"Maafkan saya pak, tapi saya dulu memang belum mau menikah," kata Dila memohon.
Irwan pun melepaskan Dila dan gadis itu bergegas keluar karena ketakutan,
sedang Irwan merasa begitu marah dan tak bisa menahan amarahnya lagi.
"Dulu kau menolak, maka lihat apa yang akan ku lalukan," marah Irwan.
Di rumah keluarga Dila, kak Anis sedang bermain bersama Zainal dan putranya.
"Mas, aku ingin makan mangga deh, ambilin dong," mohon Anis.
"Itu mangga tinggal yang tinggi dek, jadi nanti ya," kata Zainal yang memang tak bisa memanjat pohon mangga.
"Mas ih, seneng kalau anak mu ileran nanti," kesal Anis.
"Sudah-sudah, biar bapak yang ambilkan," kata pak Yono.
Pak Yono pun naik memanjat pohon mangga yang tinggi itu, tapi saat di pucuk pohon.
Kaki pak yono menginjak batang ranting yang rapuh, akhirnya pria itu terjatuh dari atas pohon mangga.
Bugh...
Zainal kaget melihat sang bapak yang terjatuh dari pohon, dia pun segera berlari menghampiri sang bapak yang tergeletak tak berdaya.
Pak Yono tak bernafas dengan refleks Zainal pun menarik tulang bagian belakang hingga terdengar suara kretek.
Akhirnya pak Yono kembali bernafas, dan Zainal segera meminta pertolongan pada warga untuk membantunya membawa sang bapak Yono ke rumah sakit.
Ternyata sesampainya di rumah sakit, pak Yono harus melakukan operasi karena bagian punggungnya mengalami cidera.
Zainal pun melihat sang ibu, "jual sawah le, untuk operasi bapak mu," mohon Bu Wati.
"Baik Bu," jawab Zainal yang tak bisa melakukan apapun.
Arif sudah berusaha meminjam uang karena tak mudah menjual sawah secara mendadak.
Dila yang tau tentang kabar sang bapak pun bergegas pulang dan izin kepada guru yang memberikan pelajaran tambahan.
Mendengar itu Irwan memiliki sebuah ide gila, dia pun segera menelpon seseorang.
"Bantu keluarga itu, tapi minta syarat yang aku katakan," kata Irwan menyeringai.
Dila pun bergegas ke rumah sakit, dan melihat kondisi sang bapak, ternyata pria itu masih terbaring tak berdaya.
"Bapak bangun, jangan seperti ini, Dila sayang bapak ..." tangis Dila.
Arif sedang berada di rumah sang pakde Gun, "aduh le, kalau uang lima puluh juta pakde gak punya, tapi nanti coba pakde tanya mas mu Andri, dan agar dia segera mentransfer ke rekening mu jika punya ya, kamu jangan khawatirkan," kata pakde Gun.
"Terima kasih Pakde, hanya Pakde dan keluarga yang mau membantu kami," jawab Arif.
"Iya nak, Seno cepat telpon kakak mu, dan minta dia segera mentransfer uang ke Arif, karena kemarin dia mengatakan pada bapak jika dia punya uang cukup," kata pakde gun.
"Iya pak," jawab Seno yang bergegas.
Sedang di rumah sakit, Zainal mengambil keputusan besar saat ini, dia berani menerima bantuan dari keluarga Irwan.
Dia belum tau jika pria itu menginginkan sesuatu yang akan sangat di sesali suatu saat nanti.
Bahkan karena terburu-buru Zainal yang tanpa membaca persyaratan itu pun langsung menandatangani surat itu.
Pak Yono pun akhirnya di bawa ke ruang operasi, dan biaya cukup banyak karena itu operasi besar.
Semua orang berdo'a agar operasi berhasil, dan dokter membawa kabar baik bagi keluarga pak Yono.
Operasi berhasil dan semua sujud syukur, Arif datang dengan membawa uang tapi dia terlambat.
"Dari mana saja kamu Arif, kenapa baru datang, dan beruntung bapak sudah selesai operasi," marah Zainal.
"Aku meminjam uang kak, dan aku sudah dapat dari keluarga Pakde Gun, jadi kita bisa tenang, karena mas Andri bilang kita bisa mengembalikan uang itu kapan pun," jawab Arif.
"Kembalikan aku tak butuh," marah Zainal yang tak Sudi mengunakan uang dari Andri itu.
"Tapi bagaimana dengan biaya perawatan, bukankah itu juga tak bisa di tutupi dengan hanya menjual sawah mas," kata Arif memberikan pengertian.
"Kamu tak perlu khawatir, karena ada seseorang yang bisa membantu kita," jawab Zainal.
Arif pun bingung melihat sang kakak, sedang Dila yang tau pun hanya bisa diam, terlebih dia tau jika yang membantu keluarga mereka adalah keluarga Irwan.
"Kamu kenapa dek?" tanya Arif.
"Aku hanya rindu mas Andri yang sudah tiga tahun ini tidak mau menemui ku karena mas Zainal," kata Dila jujur pada Arif.
"Jangan sedih, lima hari lagi pas long weekend dia pulang, jadi kamu jangan sedih lagi ya, terus apa kamu tau uang siapa yang di pakai oleh mas Zainal?"
"Sepertinya aku tadi melihat pak Yudi yang datang," jawab Dila yang nampak khawatir.
"Kakak gila, kenapa harus minta bantuan lintah darat, dia bisa terlilit hutang, biar aku yang menyelesaikan semuanya," kesal Arif saat tau yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸIp
2
2022-03-24
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
1
2022-03-04
1