Setelah sampai di rumah sakit, Dave berjalan menuju kamar wanita yang dicintainya.
Krek ...
Pintu ruangan Zena terbuka, Dave masuk dengan membawa kantong plastik yang berisi es krim untuk Zena.
Melihat suaminya dari Zena, senyum Dave yang sempat terukir manis kini sudah lenyap sesaat. Apalagi saat mendengar ucapan pedas dari Steven, pria yang diketahui suami dari sahabat sekaligus wanita yang dicintai.
"Kau! kenapa kau kemari! aku kira ... kau sudah hilang ditelan bumi," Ujar Steven saat melihat teman istrinya berjalan dengan wajah lusuhnya
"Dave, ada apa? kenapa wajahmu ditekuk, apa ada masalah dengan caffemu? " Tanya Zena meletakkan ponsel Steven dia samping ranjang dan menerima 1 plastik berisi es krim yang diberikan Dave.
Dave tersenyum tipis, dia benar-benar tidak suka saat melihat kedekatan Steven yang menurutnya berlebihan, tapi ... demi tetap menjadi teman dekat dari Zena. Dia harus berpura-pura tersenyum."Mas, atau Om?"ujar Dave, "Aku harus memanggil dengan sebutan apa kepada suamimu Zen? " lanjut Dave tersenyum kaku.
Zena tersenyum, dia menggelengkan kepalanya "Tanyakan sendiri, tapi saat pertama kali aku bertemu dengannya, aku memanggilnya Om, tapi kalau kamu lebih baik 'Mas' deh, kan umurmu tidak terlalu jauh dengan suamiku." Jawab Zena membuka 1 bungkus es krim dan memakannya
Melihat senyum dari Zena, mata Dave terpaku. Dia membalas senyum dari wanita yang dicintainya, "Baiklah, kalau begitu ... aku akan memanggilnya Mas Steven,"
"Okeh Mas Steven, ada yang mau aku bicarakan. Bisa kita bicara empat mata? " Ujar Dave.
Melihat aura yang ditampilkan sangat berbeda dan sangat serius, Zena menghentikan pergerakan bibirnya yang sedang memakan es krim
"Ada apa Dave, aku tidak mengizinkan kalian bicara empat mata, bisa-bisa kalian berakhir dengan lebam diseluruh wajah,"
"Lihat! lembam kalian saja belum hilang," Sambung Zena kembali yang memperingatkan Dave dan suaminya
'Ini yang membuatku jatuh hati kepadamu Zen, sikapmu yang perhatian dan baik hati, membuatku selalu ingin dekat denganmu,' gumam Dave dalam hati. Dia menggelengkan kepalanya.
"Kali ini tidak Zen"
"Aku berjanji, aku tidak akan menghajar atau membuat ulah pada suamimu," jawab Dave meyakinkan wanita di depannya.
"Ayo Mas," Ujar Dave lagi yang sudah berjalan lebih dulu.
Steven berdiri, dia mengikuti langkah Dave keluar dari ruangan Zena..
Setelah berada di luar ruangan, Dave tersenyum. Dia menepuk kedua pundak Steven, membuat Steven heran.
"Hei bocah! sebenarnya apa yang ingin dibicarakan. Dan kenapa harus di luar ruangan, bagaimana jika Zena membutuhkan sesuatu" Seru Steven memecahkan ketegangan .
'Mungkin dia sudah benar-benar berubah, buktinya dia sangat mencemaskan Zena. Mulai sekarang lebih baik aku fokus membalaskan perlakuan keluarga Zena yang telah membuat Zena seperti ini,' gumam Dave menatap suami dari wanita yang dicintainya.
"Mas, " Panggil Dave mendudukan bokongnya di kursi tunggu sambil menepuk-nepuk bangku sebelahnya yang kosong untuk Steven duduk.
Steven mendekat, dia mendudukan bokongnya di kursi samping Dave.
"Aku titip Zena. Jaga dia dengan baik, mulai besok aku tidak bisa menjaga Zena lagi," Ucap Dave tiba-tiba, dia diam-diam mengamati perubahan ekspresi Steven.
Melihat ekspresi terkejut dari Steven, Dave tersenyum tipis. Bahkan senyumnya tidak terlihat sama sekali di mata Steven.
'Benar, dia sudah berubah. Sudah seharusnya aku mencoba mempercayakan Zena pada suaminya,' batin Dave.
"Jangan shock gitu Mas," Ujar Dave terkekeh.
Melihat Dave tertawa, Steven justru semakin dibuat heran, 'Hei bocah! Bagaimana aku tidak shock, tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba dia berbicara seperti itu, pasti ada yang tidak beres,' Gumam Steven dalam hati, lalu membalas senyuman dari Dave.
"Siapa yang shock, justru aku senang kamu berbicara seperti itu, aku jadi tenang karena istriku tidak akan di ganggu pria kecil sepertimu lagi." Jawab Steven enteng sambil mengangkat salah satu kakinya .
"Bagus, sekarang aku jadi tenang, dan maafkan aku, selama ini ... aku selalu menguji kesabaran Mas, sebenarnya sewaktu Zena menceritakan jika dia sudah bersuami dan memutuskan untuk ikut denganku ke negara ini, aku sangat terkejut, tapi setelah mendengar perlakuan suaminya yang kejam, aku bertekad untuk menjaga Zena dan anak yang di dalam kandungannya," Ujar Dave, dia menjeda ucapannya lalu tersenyum kembali pada Steven
"Huh! " Dave mengeluarkan nafasnya kasar
"Jaga dia Mas, dia wanita baik-baik, walaupun aku dan dia pernah satu atap tapi aku tidak pernah menyentuhnya dan kami pun tidur terpisah" lanjut Dave berusaha mengikhlaskan Zena.
Steven mengangguk, dia percaya dengan ucapan Dave yang terdengar tulus, tapi rasa penasarannya belum hilang tentang arah tujuan pembicaraan teman istrinya
"Jangan banyak basi basi, sebutkan intinya saja?" tanya Steven penasaran.
Lagi dan lagi, Dave tersenyum, dia tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan. Dia baru saja melepas wanita yang dicintainya, "Aku sudah menyebutkan intinya. Mulai besok, aku tidak bisa menjaga Zena lagi," Ujar Dave menepuk pundak Steven agar terlihat lebih akrab.
"Ada apa! apa selama ini aku merepotkanmu Dave?" Seru Zena yang baru saja keluar untuk menguping pembicaraan Dave dan Steven.
Mendengar suara Zena, Dave dan Steven beranjak bangkit, "Bawa masuk istrimu, jangan sampai ada yang melihatnya," titah Dave pada Steven.
"Okeh," jawab Steven.
"Ayo kita masuk, ini sudah malam. Kamu harus beristirahat," Titah Steven, yang menghampiri dan memapah istrinya agar kembali ke ranjangnya.
"Mas, lepaskan aku. Aku mau bicara dengan Dave." Tolak Zena melepaskan tangan suaminya yang memegang pundaknya untuk memapah jalan.
"Apa kamu merasa terbebani olehku Dave? " Tanya Zena kembali, dia meneteskan air matanya tak percaya temannya akan pergi.
Merasa tidak ada pergerakan dari Steven. Dave langsung menghampiri Zena, dia memerintahkan wanita yang dicintainya masuk keruangannya untuk beristirahat, "Masuk Zen, kita bicarakan di dalam saja, tidak enak jika kita bicara di luar ruangan. Apalagi kondisimu yang seperti ini" Titah Dave, dia berjalan lebih dulu agar Steven bisa membawa Zena masuk kedalam ruangannya.
'Aku harus kuat melepaskan Zena, Aku akan membalas semua perbuatan keluargamu Zen, aku akan membalasnya melalui adikmu itu,' gumamnya dalam hati dengan tangan yang mengepal erat.
'Ingin rasanya, aku membantumu Zen, tapi itu tidak mungkin lagi karena mulai sekarang dan seterusnya kamu akan dijaga oleh suamimu,' sambung Dave lagi saat melihat kemesraan antara Steven dan Zena melalui ekor matanya.
"Beritahu aku, alasannya Dave! jangan diam saja! " Ujar Zena sekali lagi saat mereka sudah di dalam ruangan.
"Jika aku membuatmu susah, tolong maafkan aku. Tapi jangan tinggalkan aku sendiri di sini,"
'Aku pun sama Zen, aku tidak ingin meninggalkanmu sendiri di sini, tapi ini semua demi kebahagiaanmu. Aku ingin kamu memandangku sebagai dewa penyelamat mu,' batin Dave sambil menatap wanitanya.
"Dave! Jawab! Jangan diam saja!" pekik Zena
"Alasannya cukup simple,"
"A-aku akan menikah besok, jadi... aku tidak bisa menjagamu lagi."
Bersambung😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Dedeh Dian
rada lieur nih apa Zena sebelumnya ga tau klo Dave mencintainya...makanya dia hamil sama Steven...atau gimana ya Thor..makasih
2022-10-26
0
epifania rendo
suaminya mana
2022-10-06
0
Angga Saputra
kok aneh sih, suaminya ada masalah apa
2022-04-02
0