"Me-menikah?" ulang Steven dan Zena bersamaan.
"Menikah dengan siapa Dave? bukankah selama ini kamu tidak memiliki kekasih. Kenapa tiba-tiba kamu mau menikah, pasti ini ada yang tidak beres," ujar Zena tak percaya
Dave tersenyum, lalu menganggukan kepalanya "Memang, dan mulai besok, kamu ikut suamimu pulang,"
"Sebenarnya sebelum aku pergi meninggalkanmu tadi pagi, dokter sudah memperbolehkanmu pulang, hanya saja ... aku menundanya sampai esok, aku takut kamu masih merasakan sakit di wajahmu" jawab Dave.
"Maafkan aku yang sudah membohongimu Zen," gumam Dave dalam hati.
"Dave! cepat katakan, apa alasanmu menikah!"
"Pernikahan bukan hal main-main. Kau lihat saja pernikahanku dan Mas Steven yang didasari tanpa cinta kan--"
"Pernikahan kami hampir kandas, hanya waktu yang tahu kapan pernikahan kami usai" ujar Zena membuat Steven melototkan matanya
Mendengar ucapan Zena, hati Dave terasa sakit. Dia harus tetap pura-pura tersenyum bahagia agar tidak ada yang tahu tentang perasaannya saat ini, "Haha... pernikahanmu tidak akan kandas Zen, suamimu sudah menaruh hati padamu," jawab Dave membuat Zena membulatkan mata lalu menatap suaminya yang menganggukan kepalanya
"Haha.. kalian becanda," Elak Zena tak percaya
"Coba tanyakan saja pada suamimu? Untuk apa suamimu datang jauh-jauh kesini jika dia tidak mengkhawatirkan dan mencemaskanmu Zen" Ujar Dave tersenyum.
Zena menatap suaminya lagi,"A-apa benar mas? Apa benar yang dibicarakan Dave, jika kamu mencintaiku, atau jangan-jangan tadi pagi kamu berbicara lirih itu ... karena kamu mau mengucapkan kata cinta padaku?" tanya Zena.
"Aku benar-benar tidak tahan melihat kemesraan mereka. Andai kau tahu Zen, aku sangat-sangat mencintaimu," gumam Dave meremas ponsel yang berada di genggaman tangannya.
"Iya sayang, aku sudah mencintaimu" Akhirnya kata sayang dan cinta terlontar juga dari bibir Steven walaupun Steven mengucapkannya dengan kaku.
"Haha, aku bermimpi. Kenapa setelah perasaanku berubah, kamu baru mengatakannya Mas! Kenapa!" pekik Zena tak percaya.
"Berubah?" batin Dave, "Apa itu artinya Zena sudah tidak mencintai suaminya lagi, dan aku mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hatinya?" batin Dave menatap setiap gerak gerik wanita yang dicintainya.
Tanpa terasa kedua sudut bibir Dave terangkat atas mengukir senyuman yang indah.
"Berubah? Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi Zen?" jawab Steven tak percaya.
"Ma-maaf mas, bukan seperti itu maksudku, mau bagaimanapun hatiku pernah sakit dengan perlakuanmu"
"Dan hanya Dave lah yang selalu mengerti perasaanku"
"Iya, hanya aku yang pantas untukmu Zen, katakan ... katakan jika kamu mencintaiku maka aku akan batalkan pernikahanku sekarang juga," batin Dave tersenyum puas menatap wanitanya lekat
"Jangan bilang, kamu sudah menaruh hati pada temanmu ini Zen!" tanya Steven.
"Bukan mas, aku hanya tidak percaya, dan untuk masalah perasaanku pada Dave, aku nyaman saat berada di dekatnya. Dia mampu membuatku tertawa dan merasa bahagia," jawab Zena tersenyum kaku, dia pun tidak mengetahui perasannya pada Dave untuk sekarang ini, apalagi saat Dave mengatakan jika dia akan menikah, yang bisa Zena rasakan hanya takut kehilangan perhatian dari temannya ini.
Tubuh Dave seketika melemas saat mendengar pengakuan dari sahabat sekaligus wanita yang dicintainya.
"Dave, katakan ... apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu tiba-tiba mau menikah!" tanya Zena.
Dave tersadar dari lamunannya. Hatinya seperti dicabik-cabik dengan ribuan jarum, "Aku tidak bisa memberitahukanmu Zen, mungkin setelah aku menikah ... aku baru bisa memberitahukanmu, tapi jika kita bertemu kembali. Karena aku akan menetap di negara ini bersama istriku," jawab Dave yang melirik jam di pergelangan tangannya.
"Karena aku akan membalas setiap perbuatan jahat yang dilakukan keluargamu terhadap mu Zen, aku akan menyembunyikan identitas calon istriku sampai waktunya tiba," batin Dave.
"Aku akan pulang, ini sudah larut malam" Sambung Dave menghampiri dan mengusap rambut panjang Zena
"Aku mencintaimu Zen, berbahagialah walau tak bersamaku. Dan aku akan membalas semua penderitaanmu kepada adik tercintamu," batin Dave tersenyum simpul.
Saat tangannya di genggam oleh Zena, ada perasaan bahagia bercampur sedih menyelimuti diri Dave, tetapi Dave tetap mengontrol perasaannya ini agar wanitanya tidak jijik padanya.
"Aku tidak mengizinkanmu pulang sebelum semuanya jelas Dave!" ujar Zena emosi, "Katakan ... jika aku membebanimu, maafkan aku. Jika alasanmu menikah itu karna aku yang merepotkanmu, maafkan aku!" pekik Zena
"Zen" Steven berusaha menenangkan istrinya
"Mas, dia mau pergi Mas, dia mau pergi ninggalin kita dengan alasan yang tak masuk akal"
"Aku tidak bisa membiarkan dia pergi begitu saja"
"Apalagi setahuku, dia tidak pernah dekat dengan wanita. Kesehariannya hanya bersamaku mas, aku tidak mau temanku ini masuk kedalam pernikahan yang sama seperti kita Mas," ujar Zena memeluk suaminya, dia menumpahkan seluruh air mata di pakaian Steven
"Teman? Kamu menganggapku sebatas teman Zen," gumam Dave dalam hati.
"Aku tahu Zen. Tapi mau bagaimanapun, Dave mempunyai privasi dan kita tidak boleh memaksanya untuk menceritakan privasinya,"
"Biarkan dia Zen, mungkin untuk saat ini Dave memang tak ingin menceritakan masalahnya pada siapapun," ucap Steven yang berulang kali mencium pucuk kepala Zena .
"Harusnya aku yang mencium dan menghapus air matamu itu Zen, kenapa dari dulu aku tidak menyadari jika kamu mempunyai hati dan sikap sebaik ini! Kenapa!" jerit Dave dalam hati sambil menatap kemesraan Zena dan suaminya.
"Gak mas, dia temanku. Bagaimana kalau dia terpaksa menikah Mas? Bagaimana! Dia pria baik dan lembut"
"Bagaimana jika dia salah memilih seorang istri, bagaimana mas hiks.. hiks.. "
'Terimakasih sudah menilaiku sesempurna ini Zen, andai kamu tahu, jika aku menikah dengan adikmu. Bagaimana reaksimu?' batin Dave.
"Dave, jika kamu tidak mau menceritakan pada kami. Aku berharap semoga pernikahan kalian akan selamanya bahagia, dan terimakasih sudah mau menjaga istriku selama beberapa bulan ini," ujar Steven yang tersenyum pada Dave.
Melihat Steven tersenyum membuat Dave meremas kembali ponselnya, "Sama-sama, sudah menjadi tugasku, karena aku yang membawa istrimu kemari,"
"Zen, aku tinggal dulu, kalian berbahagialah, dan ini--" Dave mengeluarkan ponsel Zena dari saku celananya, "Ini ponselmu, aku taruh di dekat sini ya," sambung Dave dengan hati yang hancur.
Saat Dave ingin melangkah, tiba-tiba tangan Zena menahannya, "Kamu, kamu sahabat terbaikku Dave. Aku menyayangimu sebagai sahabatku hiks.. hiks.. "
"Bicaralah padaku, apa alasanmu menikah. Apa kamu mencintai wanita itu atau tidak Dave?"
Dave berbalik, dia menghapus air mata Zena yang mengalir deras di pipi mulusnya, 'Lagi dan lagi kamu menganggapku sebagai sahabat Zen, apa tidak ada perasaan sedikitpun dihatimu untukku Zen,' batin Dave.
"Aku harus menikah dengan wanita itu Zen, aku akan mengatakan alasanku menikah," jawab Dave.
"Katakan Dave, katakann!" Seru Zena yang menghapus air matanya.
Steven yang tak kalah penasaran pun, ikut menajamkan pendengarannya
"Ibuku mengalami kecelakaan Zen. Dan ibuku menabrak 1 mobil, di dalam mobil itu semuanya tewas mengenaskan. Sebelum mereka menghembuskan nafas terakhirnya, ibuku mendapatkan pesan terakhir dari orang yang berada di dalam mobil yang ditabrak ibuku. Dia menitipkan anak perempuannya yang tidak ikut dalam kecelakaan itu, dan ibuku berjanji akan menikahkan anaknya dengan aku,"
"Jadi, aku tidak bisa membiarkan ibuku masuk kedalam penjara,"
"Dan aku, harus menikah dengan putrinya,"
"Sekarang jaga dirimu baik-baik, jika berkenan. Kalian boleh datang ke pernikahanku yang sederhana, tepatnya di rumahku," sambung Dave.
'Dan kamu akan tahu siapa wanita yang aku nikahi Zen,' batin Dave.
"Dave, kau pria yang baik. Tapi kenapa nasibmu sangat malang, aku merasa kasihan padamu hiks.. hiks.. "
"Aku akan datang Dave, aku mau melihat pernikahanmu dan aku juga akan memastikan wanita itu baik atau tidak untukmu,"
"Iya kan mas, kita datang kan?" tanya Zena yang beralih menatap suaminya
Steven tersenyum lalu menganggukan kepalanya "Kita akan datang, dan kita akan memastikannya sayang,"
'Aku benar-benar tidak bisa menahan rasa sakit ini terlalu lama lagi. Kemesraan mereka memembuatku hancur' batin Dave.
"Terimakasih, kalau begitu ... aku pamit, ini sudah malam,"
"Sampai bertemu kembali sahabatku," Ujar Dave tiba-tiba memeluk Zena, lalu mengusap perut Zena yang sudah terlihat buncit.
'Ini kesempatan terakhirku memeluk wanita yang aku cintai. Jaga dirimu baik-baik sayang,' batin Dave
"Anak daddy, jaga mommy ya," Kali ini Dave terkekeh saat melihat ekspresi Steven yang tak suka dengan panggilan Daddy.
Bersambung😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Dedeh Dian
emh berarti selama ini Zena belum menyadari klo Dave mencintainya dan dia juga nyaman dengannya...tapi keburu ada sosok pria lain yang masuk jadi ya begino ceritanya...yg jadi pertanyaan memang ada peristiwa apa ya dibalik kehidupan Zena...sehingga Dave bilang ingin membalas dendam lewat adik tirinya Zena...makasih thor
2022-10-26
0
epifania rendo
kasian
2022-10-06
0
Angga Saputra
masih tak simak
2022-04-02
0