ADM 4

Duduk di bawah sinar rembulan dengan diterangi lampu yang temaram membuat dia bisa memikirkan semua masalahnya dengan jernih. Tanpa di sadari ada sepasang mata sedang memandang kearahnya.

"Itu kan laki-laki yang tempo hari menabrak punggung ku di swalayan," ujar Nana dalam hati.

Nana berjalan lebih mendekat, untuk memastikan benarkah yang dia lihat. Namun, tak disangka kakinya tersandung batu dan hampir saja terperosok keselokan.

"Aduh... Kaki Ku." Nana memegang kakinya yang sakit.

Rey yang mendengarnya juga langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia segera berdiri dan menghampiri Nana yang sedang kesakitan.

"Hati-hati, Mbak!" Ucap Rey

"Iya,terimakasih." Nana menatap pria itu.

Dan...

"Kamu...!" ucap keduanya bersamaan.

"Maaf!" Nana berdiri dan hendak pergi, namun di cegah oleh Reyhan.

"Tunggu!" Rey sambil memegang lengan Nana.

Tanpa bersuara Nana melihat tangan yang dipegang oleh Rey, merasa mendapatkan tatapan yang tak wajar, Rey langsung melepas tangan itu.

"Maaf," ucap Rey lirih.

"Bisa kita ngobrol sebentar?" Tanya Rey

Tanpa bersuara Nana hanya mengangguk, sebagai tanda dia setuju dengan ajakan Rey.

"Duduk di kursi itu saja!" Rey sembari menujuk kursi yang tadi dia tempati.

Setelah duduk keduanya hanya terdiam hingga beberapa saat, tak ada satupun yang buka suara. Hingga akhirnya Nana menoleh ke arah Rey. Membuat Rey buka suara.

"Maaf, boleh kita kenalan dulu?" Tanya Rey dengan sopan.

"Saya, Reyhan." Rey mengulurkan tangannya.

"Hanna, panggil saja Nana, balas Nana dengan mengatupkan kedua tangannya.

Rey segera menarik tangannya, baru kali ini dia mengenal wanita yang begitu sopan, walaupun usianya jauh di bawah dia, itu yang ada di dalam pikirkan Rey.

"Bolehkah saya bertanya?" Rey dengan sopan meminta izin kepada Nana untuk bertanya.

"Iya, silahkan. Selama saya bisa jawab saya akan jawab," ucap Nana.

"Maaf, untuk kejadian yang di swalayan," ucap Rey lirih.

"Sama-sama," jawab Nana datar.

"Apa masih ada yang sakit?" Tanya Rey lagi.

"Sudah tidak lagi," ujar Nana.

"Sudah semalam ini apa yang Nana lakukan di tempat yang sepi, apa Nana tidak takut?" Rey memulai pertanyaan.

"Sebenarnya saya mau pulang, rumah saya juga tidak terlalu jauh dari sini. Tapi karena ada beberapa hal yang harus saya selesaikan jadi saya masih disini," jawab Nana.

"Oh," jawab Rey.

"Anda sendiri sedang apa disini?" Tanya Nana.

"Sedang merenungi nasib yang tak kunjung ada penyelesaiannya," ucap Rey.

Nana mengernyit mendengar jawaban Rey.

"Kenapa bisa begitu?" Tanya Nana.

Tak ada jawaban dari Rey, membuat Nana jadi menyesal telah bertanya.

"Maaf, kalau saya salah bicara, saya harus pulang. Mama pasti sudah khawatir," pamit Nana.

"Mari saya antar," tawar Rey.

"Tidak usah, dekat kok," tolak Nana secara halus.

"Terimakasih sudah menolong saya, tadi.

"Assalamu'alaikum." Nana melangkah pergi.

"Waalaikumsalam." Rey berdiri mengantarkan kepergian Nana, dia menatap kepergian Nana yang semakin menjauh hingga tak terlihat lagi.

Rey masuk kedalam mobil mewahnya, duduk bersandar di belakang kemudi, tanpa dia sadari sejak pertemuannya dengan Nana tadi membuat dia senyum-senyum sendiri.

Membayangkan bagaimana bahagianya dia jika menikah dengan seorang wanita yang lemah lembut seperti Nana.

'Wah, lupa lagi! nggak minta nomor ponselnya." Rey sambil mengacak rambutnya.

'Nanti lah kalau ketemu lagi, Bismillah bisa ketemu dia lagi. NANA nama yang bagus," Rey sambil terus tersenyum.

Rey mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, sambil menikmati suasana malam yang mulai lenggang dia terus tersenyum mengingat pertemuannya dengan Nana.

Sementara Nana, yang telah sampai di kediamannya berusaha memberikan alasan yang tepat untuk sang Mama. Dia tidak ingin membuat sang Mama terluka.

Mendapatkan pekerjaan adalah harapan sang Mama, karena setelah kematian ayahnya Nana menjadi tulang punggung keluarga.

"Gimana,Sayang! Di terima kerjanya?" Tanya mama Rika.

"Maaf, Ma! Nana nggak jadi interview, bosnya ternyata mencari sekretaris cowok, jadi ya... Nana menjeda ucapannya.

" Ya, sudah. Yang sabar ya, pasti ada rezeki di tempat yang lain," sahut sang mama memberi semangat kepada Nana.

"Iya, Ma!" Nana menghambur memeluk mama yang amat dia sayangi itu.

"Maafkan Nana ya, Ma! Belum bisa menjadi kebanggaan mama." Nana semakin memeluk erat mamanya.

Nana hanya menerima sebuah anggukan dari sang mama.

Seusai itu, Nana beranjak ke kamarnya, membersihkan diri sebelum akhirnya dia beristirahat di ranjang favoritnya itu.

Dilihatnya layar ponsel, tak ada apapun disana, hanya bekas panggilannya dengan papa Aqila dan Hafiz saja yang masih tersimpan di sana.

'kok ada,ya! Orang yang setega itu menelantarkan anak kandungnya sendiri. Mana mereka masih kecil lagi. Muda-mudahan mereka dalam keadaan baik-baik saja.' Nana bermonolog mengingat kejadian siang tadi.

***

Tepat jam sepuluh malam, Ria keluar dari rumahnya, dengan pikiran yang tak menentu menuntunya pergi ketempat hiburan malam. Tanpa basa basi lagi Ria langsung bergabung dengan teman-teman sosialitanya yang sering nongkrong di sana.

"Hai, tumben loe main?" Tanya Ayu.

"Suntuk gue dirumah, yang ada ribut terus sama tu laki tak guna." Ria sambil meneguk minuman yang baru saja tersaji di mejanya.

"Kalau bukan karena suami loe, tu harta juga nggak bakalan jadi milik loe, tau!" Ayu dengan suara sedikit meninggi.

"Iya, sih! Bener juga. Tapi gue uda nggak butuh lagi sama dia. Jadi, gue suruh aja dia pergi dari hidup gue," Ria dengan dengan nada menggebu.

"Kalau sama gue, loe masih butuh nggak!" sahut seseorang dari arah belakang Ria.

Dan begitu Ria menoleh...

🤗

Hayo siapa lagi tu yang datang🤭... Ditunggu up selanjutnya ya gaesss.

🍂🍂🍂🍂🍂

Terimakasih, jangan lupa fav, Like, komennya ya gaess, jaga kesehatan, jangan lupa bahagia😘

Terpopuler

Comments

oyen

oyen

cem ceman nya ria tu

2022-04-26

1

SriHarmanto

SriHarmanto

siapa itu...

2022-04-25

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

siapa?

2022-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Diantara Mereka 1
2 ADM 2
3 ADM 3
4 ADM 4
5 ADM 5
6 ADM 6
7 ADM 7
8 ADM 8
9 ADM 9
10 ADM 10
11 ADM 11
12 ADM 12
13 ADM 13
14 ADM 14
15 ADM 15
16 ADM 16
17 ADM 17
18 ADM 18
19 ADM 19
20 ADM 20
21 ADM 21
22 ADM 22
23 ADM 23
24 ADM 24
25 ADM 25
26 ADM 26
27 ADM 27
28 ADM 28
29 Adm 28
30 ADM 30
31 ADM 31
32 ADM 32
33 ADM 33
34 ADM 34
35 ADM 35
36 ADM 36
37 ADM 37
38 AdM 38
39 ADM 39
40 ADM 40
41 ADM 41
42 ADM 42
43 ADM 43
44 ADM 44
45 ADM 45
46 ADM 46
47 ADM 47
48 ADM 48
49 ADM 49
50 ADM 50
51 ADM 51
52 ADM 52
53 ADM 53
54 ADM 54
55 ADM 55
56 ADM 56
57 ADM 57
58 ADM 58
59 ADM 59
60 ADM 60
61 ADM 61
62 ADM 62
63 ADM 63
64 ADM 64
65 ADM 65
66 ADM 66
67 ADM 67
68 ADM 68
69 Promo karya Kak Susi Similikity
70 ADM 69
71 ADM 70
72 ADM 71
73 ADM 72
74 ADM 73
75 ADM 74
76 ADM 74
77 ADM 74
78 ADM 74
79 ADM 74
80 ADM 74
81 ADM 74
82 ADM 74
83 ADM 75
84 ADM 76
85 ADM 77
86 ADM 78
87 ADM 79
88 ADM 80
89 ADM 81
90 ADM 82
91 ADM 83
92 ADM 84
93 ADM 85
94 ADM 86
95 ADM 87
96 ADM 88
97 ADM 89
98 ADM 90
99 ADM 91
100 ADM 92
101 ADM 93
102 ADM 94
103 ADM 95
104 ADM 96
105 ADM 97
106 ADM 98
107 ADM 99
108 ADM 100
109 ADM 101
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aku Diantara Mereka 1
2
ADM 2
3
ADM 3
4
ADM 4
5
ADM 5
6
ADM 6
7
ADM 7
8
ADM 8
9
ADM 9
10
ADM 10
11
ADM 11
12
ADM 12
13
ADM 13
14
ADM 14
15
ADM 15
16
ADM 16
17
ADM 17
18
ADM 18
19
ADM 19
20
ADM 20
21
ADM 21
22
ADM 22
23
ADM 23
24
ADM 24
25
ADM 25
26
ADM 26
27
ADM 27
28
ADM 28
29
Adm 28
30
ADM 30
31
ADM 31
32
ADM 32
33
ADM 33
34
ADM 34
35
ADM 35
36
ADM 36
37
ADM 37
38
AdM 38
39
ADM 39
40
ADM 40
41
ADM 41
42
ADM 42
43
ADM 43
44
ADM 44
45
ADM 45
46
ADM 46
47
ADM 47
48
ADM 48
49
ADM 49
50
ADM 50
51
ADM 51
52
ADM 52
53
ADM 53
54
ADM 54
55
ADM 55
56
ADM 56
57
ADM 57
58
ADM 58
59
ADM 59
60
ADM 60
61
ADM 61
62
ADM 62
63
ADM 63
64
ADM 64
65
ADM 65
66
ADM 66
67
ADM 67
68
ADM 68
69
Promo karya Kak Susi Similikity
70
ADM 69
71
ADM 70
72
ADM 71
73
ADM 72
74
ADM 73
75
ADM 74
76
ADM 74
77
ADM 74
78
ADM 74
79
ADM 74
80
ADM 74
81
ADM 74
82
ADM 74
83
ADM 75
84
ADM 76
85
ADM 77
86
ADM 78
87
ADM 79
88
ADM 80
89
ADM 81
90
ADM 82
91
ADM 83
92
ADM 84
93
ADM 85
94
ADM 86
95
ADM 87
96
ADM 88
97
ADM 89
98
ADM 90
99
ADM 91
100
ADM 92
101
ADM 93
102
ADM 94
103
ADM 95
104
ADM 96
105
ADM 97
106
ADM 98
107
ADM 99
108
ADM 100
109
ADM 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!