"Papa ... Kita belum ada yang jemput, pa! Papa ada dimana?" Tanya Aqila.
"Papa di rumah Oma, kalian masih ada uang kan? Tanya Reyhan.
" Masih, Pa! Jawab Qila.
"Ini telpon pakai ponsel siapa?" Tanya Reyhan lagi.
"Punya tante cantik, Pa!
" Kasihkan ponselnya, Nak! Papa mau bicara.
"Ya, Assalamu'alaikum," sapa Nana dengan sopan.
"Waalaikumsalam, maaf mbak, Sudah merepotkan," ucap Reyhan.
"Nggak papa, Pak. Kebetulan saya tadi sedang lewat," jawab Nana.
"Mbak, tolong pesan kan taksi online saja buat mereka, alamatnya ada di buku kecil tadi," Reyhan menjelaskan.
"Iya, Pak." Nana sebelum akhirnya menutup panggilan itu.
Tak lama kemudian taksi online yang mereka pesan pun datang, dengan segera Nana memberikan arahan kepada sang supir. Dan menyuruh kedua anak kecil itu untuk segera naik ke dalam taksi.
"Hati-hati ya, Pak! Titip mereka, pesan Nana pada supir taksi online itu.
"Iya, Mbak! Jawab sang supir.
" Dada tante cantik." Kedua anak itu sembari melambaikan tangannya.
"Da... Sampai ketemu lagi." Nana melambaikan tangan juga.
Dalam perjalanan pulang, keduanya tertidur pulas di dalam taksi itu, beberapa saat kemudian sampailah mereka di rumahnya.
"Dik... adik... Sudah sampai, bangun ya!" Supir itu membangunkan keduanya.
Sesampainya di rumah, pintu sudah terbuka dengan lebar. Keduanya berajak masuk, di lihat dan di dengarnya lagi pertengkaran antara mama dengan papanya.
"Eh, masih berani loe balik kerumah ini!" Ucap Ria saat melihat Rey masuk kedalam rumah.
" Aku nggak akan pernah pergi dari rumah ini, sebelum papa sendiri yang mengusir ku," jawab Reyhan enteng.
"Nggak usah nunggu papa yang ngusir loe, mending sekarang loe pergi aja deh. Sekalian loe bawah kedua bocah itu," ucapnya Ria lagi.
"Ok, aku pergi! Tapi, ingat satu hal, jangan pernah kamu mencari atau pun menyuruhku kembali lagi," jawab Reyhan.
Reyhan bergegas memanggil kedua anaknya.
"Qila... Hafiz, panggil Reyhan.
Keduanya berlari menghampiri sang papa," Iya, Pa! Ada apa papa memanggil kami?" Tanya Aqila.
"Kemasi buku sekolah kalian, kita akan pergi dari sini! Jelas Reyhan.
" Iya, Pa! Jawab keduanya serempak.
Tak lama kemudian, Aqila dan Hafiz keluar dengan membawah tas sekolah, yang berisi perlengkapan sekolah mereka.
"Uda? Tanya Rey,
" Sudah, Pa!
"Kalian pamitan dulu sama mama," ujar Rey lagi.
'Seburuk apapun Ria, dia tetap orang tua mereka. yang mengandung dan melahirkan mereka. jadi sudah sepantasnya jika aku mengajari mereka untuk menghormati dan menghargai nya," ujar Rey dalam hati.
Rey belum pernah sekalipun mengajari kedua anaknya untuk membenci ibunya, dia selalu memberikan pengertian bahwa mereka wajib dan harus menghormati orang yang lebih tua.
"Ma... Qila memanggil sang mama.
" Uda-uda, kalian pergi aja, nggak perlu pamitan," sentak Ria dengan nada ketus.
Keduanya pun pergi dengan sedikit kecewa. Sebegitu benci kah, mamanya kepada mereka. Apa tidak ada sedikitpun rasa sayang di hatinya untuk kedua buah hatinya itu.
"Sudah?" Tanya Reyhan.
"Sudah, Pa!" Jawab Aqila.
Mereka bertiga berjalan keluar dari rumah Ria, hal itulah yang selama ini di tunggu-tunggu oleh Reyhan. Tak lama kemudian, taksi online yang dipesan oleh Reyhan telah terlihat di depan pintu gerbang.
"Sesuai aplikasi ya, Pak!" Saat ketiganya sudah duduk di dalam mobil itu.
"Iya, Pak.
Sementara Ria sedang berdiri di balik jendela yang berselimut kan korden berwarna coklat muda. Di sibaknya korden itu, dia mengintip kepergian kedua anak dan suaminya.
Tak adakah rasa bersalah di benak seorang ibu, jika memang sudah tak menginginkan suaminya, paling tidak ada sedikit rasa iba melihat kedua darah dagingnya.(inget ponakan othor yang ditinggal emaknya😭)
'Maaf, jika aku seegois ini, Mas! Bukan aku tidak mencintaimu. Tapi, aku sudah terlanjur kecewa sama diri aku sendiri. sudah terlalu banyak luka yang ku berikan kepada mu, dan anak-anak. Aku yakin jika anak-anak bersama kamu mereka akan lebih bahagia." Ria terisak mengingat semua dosa-dosa yang pernah dia lakukan.
Taksi yang di tumpangi Reyhan telah sampai di rumahnya. Rumah itu di tempati kedua orang tua Reyhan, dan dua asistennya.
"Assalamu'alaikum... " ucapan salam dari kedua malaikat kecil Reyhan.
"Waalaikumsalam, wah! Cucu Oma datang," Rita sambil memeluk kedua cucunya itu.
"Ma, papa dimana? ada yang ingin Reyhan bicarakan sama papa.
" Bicara saja, Nak! Papamu ada di ruang kerjanya.
Reyhan pun mendatangi keberadaan sang papa di ruang kerjanya.
Tok, tok, tok...
"Assalamu'alaikum, Pa! Sambil membuka pintu ruang kerja itu.
" Waalaikumsalam, Nak! Sahut sang papa.
"Tumben, nyari papa! Pasti ada yang tidak beres ini," tebak sang papa.
"Iya, Pa! Maaf, Rey sudah mengecewakan papa.
" Apa maksudmu, Nak!
"Rey pergi dari rumah Ria. Dia mengusir Rey dan anak-anak, Pa!" jawab Rey.
Sang ayah mencari kebohongan dimata Rey, tapi nyatanya sorot mata itu tidak menandakan ada kebohongan disana.
"Ya sudah! Kita bicarakan besok setelah semua dingin, sekarang kamu istirahat lah," pinta sang papa.
"Iya, Pa! Rey berlalu dari ruang kerja papanya itu.
Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam, setelah belajar Aqila dan Hafidz sudah tertidur. Rey menitipkan kedua anaknya itu kepada sang mama.
" Ma, Rey titip anak-anak ya. Rey mau keluar sebentar." Pamit Rey kepada sang mama.
"Iya, Nak!" Hati-hati jangan malam-malam pulangnya.
"Iya, Ma." Rey berlalu dari hadapan sang mama.
Hampir setengah jam Rey mengendarai mobilnya tanpa arah dan tujuan yang jelas. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk berhenti di sebuah taman pinggiran kota.
Duduk di bawah sinar rembulan dengan diterangi lampu yang temaram membuat dia bisa memikirkan semua masalahnya dengan jernih. Tanpa di sadari ada sepasang mata sedang memandang kearahnya.
"Itu kan laki-laki yang tempo hari menabrak punggung ku di swalayan," ujar Nana dalam hati.
Nana berjalan lebih mendekat, untuk memastikan benarkah yang dia lihat. Namun, tak disangka kakinya tersandung batu dan hampir saja terperosok keselokan.
"Aduh... Kaki Ku." Nana memegang kakinya yang sakit.
Rey yang mendengarnya juga langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia segera berdiri dan menghampiri Nana yang sedang kesakitan.
"Hati-hati, Mbak!" Ucap Rey
"Iya,terimakasih." Nana menatap pria itu.
Dan...
🍂🍂🍂🍂🍂
Besok lagi gaessss, mau lanjut geluduk sama petir bersahutan menyerang dunia api, takut gaesss, 😱😱
Terimakasih, jangan lupa fav, like komen juga ya gaesss, jaga kesehatan jangan lupa bahagia 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
▫️
jadi greget sama Ria segitu tegangan sama anak²nya
2022-07-25
2
"{RHN}"🥀
mampir
2022-05-19
1
oyen
emang masa lalumu gimana ria
2022-04-26
2