"Hai, tumben loe main?" Tanya Ayu.
"Suntuk gue dirumah, yang ada ribut terus sama tu laki tak guna." Ria sambil meneguk minuman yang baru saja tersaji di mejanya.
"Kalau bukan karena suami loe, tu harta juga nggak bakalan jadi milik loe, tau!" Ayu dengan suara sedikit meninggi.
"Iya, sih! Bener juga. Tapi gue uda nggak butuh lagi sama dia. Jadi, gue suruh aja dia pergi dari hidup gue," Ria dengan dengan nada ikut meninggi.
"Kalau sama gue, loe masih butuh nggak!" sahut seseorang dari arah belakang Ria.
Dan begitu Ria menoleh...
"Hai, Vin!" Ria berdiri dan segera menghampiri Alvin. Tak lupa juga dia langsung mengecup bibir Alvin tanpa ada rasa malu sedikitpun.
Alvin tak menolak sedikit pun. Mereka malah saling menikmati ciuman itu.
Tampak di seberang meja tempat mereka duduk, tanpa disadari oleh Ria ada seseorang yang sedang mengamatinya. Beberapa kali dia mengambil gambar Ria, begitu mendapatkan bukti, pria itu segera pergi dari tempat itu.
Hingga tengah malam Ria tak kunjung datang, sang ayah yang mengetahui kelakuan Ria pun telah menunggunya di rumah Ria.
"Kemana tuh, Anak! Hingga tengah malam belum juga pulang," ucapnya dengan penuh amarah.
Tak lama kemudian mobil Ria datang memasuki gerbang rumah mewah itu, dia turun dengan di bopong oleh Alvin.
Sang Ayah yang melihat mulai geram dengan kelakuan Ria. Penyakit lama yang tak kunjung sembuh dan tak bisa menghilang dari kehidupannya tak kunjung bisa di rubah.
Berfoya-foya, berteman dengan kehidupan di dunia malam itu yang sering dilakukan oleh Ria sejak masih Remaja. Salah didikan mungkin juga kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua yang membuat dia menjadi seperti itu.
Alvin membopong Ria hingga masuk kedalam rumahnya. Tak lama kemudian, ajudan sang ayah menghidupkan lampu ruangan yang sejak tadi di matikan. Alvin tersentak, kaget. Dia segera menaruh tubuh Ria di atas kursi sejenak setelah dia mengetahui keberadaan Bram, Ayah Ria.
"Kamu lagi!" Ucap Bram menggema di seluruh ruang tamu itu.
"Maaf, Om! Saya hanya mengantarkan Ria saja, karena secara tidak sengaja tadi kami bertemu di klub malam," jawab Alvin santai.
"Terimakasih, silahkan anda pergi. Karena kami yang akan mengurus nona Ria sendiri," ucap pengawal Bram.
Setelah kepulangan Alvin, pengawal Bram membawa Ria ke kamar belakang yang gelap tanpa penerangan. Bram sengaja menyuruh pengawalnya untuk membawa Ria ke kamar yang bisa dikatakan gudang itu.
Sekalipun Ria bukan anak kecil lagi, tetapi dia selalu saja membuat ulah yang merugikan orang tuanya. Perusahaan Bram hampir gulung tikar pun itu semua karena ulah Ria sang anak tunggal yang sukanya berfoya-foya.
"Kunci pintunya!" Bram menyuruh pengawalnya mengunci pintu yang ditempati oleh Ria.
"Siap, Tuan!" Jawab pengawalnya dengan tegas, pengawal itu pun mengunci kamar dan segera meninggalkan tempat itu.
***
Sementara di kediaman orang tua Rey, oma Rita sedang mendengarkan cerita tentang anak dan menatunya. Aqila dan Hafiz yang masih polos dan lugu itu menceritakan dengan detail tentang pertengkaran yang selalu terjadi dirumahnya.
"Terus, apa lagi yang sering mama katakan sama papa kalian.
" Papa itu selalu dimarahi, Oma. Mama itu jahat! Pokonya Qila nggak mau tinggal disana lagi.
"Serem, Oma!" Sahut Hafiz.
"Kita aja kemarin pulang sekolah nggak dijemput, Oma. Untung ada tante cantikcantik," ucap Qila.
" Tante cantik siapa?" Tanya oma mulai penasaran.
"Kita lupa nggak kenalan, Oma. Pokoknya orangnya cantik dan baik, nggak seperti mama," tegas Aqila.
"Kalau Hafiz, suka nggak sama tante cantik? Tanya Oma lagi.
" Suka, Oma. Suka banget," jawab Hafiz penuh semangat.
Oma pun segera menyuruh kedua anak kecil itu untuk segera pergi tidur, sesaat setelah keduanya tertidur barulah sang oma keluar dari kamar mereka.
Oma mencari keberadaan Reyhan dan suaminya. Oma sudah sangat penasaran tentang apa yang dikatakan anak-anak tadi. Apakah bener kehidupan Reyhan selama ini tidak bahagia?
"Pa, mana Rey?" Oma bertanya pada sang suami.
"Baru saja dia masuk ke kamarnya, Ma! Jawab suaminya.
Oma pun mendatangi kamar Reyhan, Oma benar-benar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangga anaknya itu.
" Rey, boleh mama masuk! "Oma meminta izin sebelum memasuki kamar Rey
" Iya, Ma! Masuk saja," Jawab Rey.
Sang mama duduk di ujung tempat tidur itu, sambil sesekali mengamati apa yang dilakukan Rey. Hatinya begitu miris melihat sang anak. Tanpa dia sadari keristal bening dari ujung matanya menetes begitu saja.
Reyhan yang melihat itu pun segera menghentikan kegiatannya, dia duduk disebelah sang mama, sembari merangkul sang mama, Rey bertanya," Kenapa mama bersedih?" Tanya Rey.
Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dari kita, Rey?" Mama Rey memulai pertanyaannya.
"Apa, Ma! Rey tidak menyembunyikan apapun dari kalian," jawab Rey dengan tenang.
"Jangan bohong Rey, anak-anak cerita semua tentang pertengkaran kalian.
" Apa saja yang mereka katakan kepada mama? " Tanya Rey balik.
"Banyak!
Deg.. .
Hati Rey hampir saja berhenti, saat dia mendengar mama mengetahui tentang pertengkaran yang sering terjadi di dalam rumah tangganya.
" Jangan sekarang ya, Ma! Lain kali Rey akan ceritakan semua sama mama. Lagian ini sudah malam, sebaiknya mama istirahat," Rey berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Rey katakan, Nak! Semua ini salah kami." Mama menghambur memeluk Rey sambil tersedu.
🐦
Hayo... Ada yang penasaran nggak! Kenapa mama Rey merasa bersalah, tunggu up selanjutnya ya gaesss, jangan lupa favorit kan, Like, komen juga gift ya,
Terimakasih ya,masih setia dengan ADM, Jaga kesehatan jangan lupa bahagia 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Nenie desu
semangat terus kak 🤗🤗🙏
2022-08-14
1
SriHarmanto
mama rey... baik banget... suka dech...
2022-04-25
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
karena perjodohan ya?
ria? hadeuh
2022-04-21
1