5. PART 5

Sindy mengarahkan alamatnya kosnya kepada pemuda tampan yang sedang mengemudi mobil mewahnya. Farel berusaha mencuri pandang memperhatikan Wajah Sindy yang menatap arah jalan mereka.

"Udah di sini saja Tuan karena rumah saya berada di dalam gang sana." Ucap Sindy sedikit berbohong karena kostnya berada tepat di depan mobil farel berhenti saat ini.

"Boleh aku mengantarmu sampai depan rumahmu, aku harus memastikan sendiri keadaanmu." Ucap Farel menatap lagi wajah Sindy yang saat ini membuat ia jadi merasa kehilangan.

"Saya seorang gadis, dan ini hampir pukul satu pagi, saya tidak mau warga memandang hina keluarga saya karena diantar oleh seorang lelaki seperti anda, mohon pengertiannya Tuan." Sindy turun dan menghampiri motor metiknya yang sudah di parkir oleh Arif, anak buahnya Farel.

Farel ikut turun dan memperhatikan Sindy memakai helmnya dan mengendarai motornya masuk ke dalam gang yang hanya muat untuk kendaraan roda dua itu.

"Terimakasih Tuan dan saya minta maaf sudah merusak spion mobil Tuan." Sindy menyampaikan penyesalannya kepada lelaki tampan itu.

"Siapa namamu nona?" Tanya Farel ketika Sindy sudah bertengger di atas motornya.

"Namaku ada di dalam ponselmu." Sindy menghidupkan mesin motornya lalu masuk ke gang yang ada di sebelah kosnya.

"Lihat saja gadis itu berhenti di mana, dengan begitu kita bisa tahu alamatnya." Pinta Farel lalu meninggalkan tempat itu.

Anak buahnya memperhatikan Sindy sampai gadis itu berhenti di salah satu rumah penduduk. Sindy pura-pura berdiri lama di depan pintu pagar rumah tersebut untuk mengelabui anak buahnya Farel.

"Oh di situ rumahnya." Arif menghubungi bosnya dan memastikan bahwa dirinya sudah mengetahui kediaman Sindy.

Farel tersenyum senang, dengan begitu ia ingin langsung mendatangi rumah orangtua gadisnya agar langsung melamar Sindy. Ia tidak peduli gadis itu menyukai dirinya atau tidak. Arif kembali ke markasnya dengan menumpangi ojek yang sedang melintas di depannya.

Setelah memastikan aman dari anak buah Farel, Sindy memutar balik motornya menuju kosnya yang ada di pinggir jalan utama.

"Alhamdulillah terimakasih Ya Allah, akhirnya aku bebas dari orang-orang itu." Sindy memarkirkan motornya dan buru-buru masuk ke kamarnya.

Hatinya kembali sedih mengingat kejadian tadi di rumah sakit di mana dokter Alan dengan tega melakukan aborsi pada janin yang dikandungnya walaupun baru berusia dua bulan.

"Semoga Allah menghukummu dokter Alan, setimpal dengan perbuatanmu padaku." Ujarnya sambil menangis.

Sindy mencari obat penghilang rasa nyeri pada rahimnya dikotak obat miliknya. Ia menemukan beberapa obat yang bisa menyembuhkan rahimnya lebih cepat. Tidak lama kemudian ia tidak sadarkan diri alias terlelap tidur.

Seminggu kemudian setelah bisa membenahi hatinya dengan mengurung diri di kamar tanpa menyalakan ponselnya. Sindy berniat mengurus visa tinggalnya di negara Paris. Ia ingin hijrah ke negara yang terkenal romantis itu.

Ia tidak lagi berniat untuk menjadi seorang dokter walaupun sebentar lagi ia akan segera wisuda dan melakukan sumpah jabatan sebagai dokter.

Beberapa hari kemudian setelah memenuhi semua persyaratan dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan perjalanannya ke Paris Perancis, Sindy memesan tiket pesawat kelas bisnis.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Di sisi lain, Farel yang berusaha menghubungi nomor Sindy, rupanya tidak bisa dilakukannya dan Sindy memberikan nama di ponselnya dengan nama Renata.

"Sial, rupanya gadis itu menipuku, hmm! rupanya dia belum tahu saat ini dia sedang berhadapan dengan siapa, jika aku menemukanmu, aku akan membawamu ke kasurku nona." Ucap Farel menggenggam erat gelas minumannya lalu di lemparkan ke tembok ruang kerjanya.

Pranggg!

Bunyi pecahan gelas mengagetkan karyawan yang berada di depan ruang kerja milik Farel.

"Jika aku menemukanmu, aku tidak akan membiarkanmu lepas dari tanganku." Farel memejamkan matanya menahan kesal dihatinya.

Entah mengapa pertemuan malam itu dengan Sindy membuat pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu, wajah Sindy sudah mengusai seluruh area jiwanya.

Tidak sama halnya dengan gadis lain yang ia temui, mereka memang cantik namun tidak mampu menggetarkan hati seorang Farel.

Dua hari kemudian perjalanan Sindy ke Paris Perancis berjalan dengan baik. Pesawat yang ditumpanginya kini sudah mengangkasa membelah setiap awan yang melintasi didepannya.

Tidak ada sesuatu yang terjadi dalam penerbangan itu karena langit saat itu sedang cerah namun tidak dengan hati milik Sindy yang masih bergayut awan hitam karena pengkhianatan seorang kekasih bajingan yang telah menghancurkan hidupnya.

"Alan jika memang kamu tidak ingin bertanggungjawab, setidaknya berilah kesempatan kepadaku untuk membesarkannya dan aku tidak akan melibatkanmu dalam membiayai kehidupannya, mengapa kamu tega Alan, kamu merenggut kehormatanku secara paksa dan kini kamu dengan tega membunuh janinku yang tidak berdosa.... hiks...hiks..hiks." Tangisnya kembali menyapa kepiluannya yang saat ini telah menjadi penghiburnya.

Hanya bulir bening itu yang mampu meringankan beban dihatinya. Mungkin bagi sebagian wanita mengandung anak dari hasil hubungan gelap adalah sebuah aib, namun tidak bagi Sindy yang merupakan gadis yatim-piatu yang tidak memiliki siapapun kecuali dirinya sendiri, merasa itu adalah takdir yang harus diterima.

Walaupun ia sangat sedih hamil dengan cara diperkosa oleh bosnya namun baginya anak adalah anugerah terindah dari Tuhan untuknya, itulah yang tidak bisa ia maafkan dokter Alan kekasihnya itu.

Di Jakarta Farel mengerahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Sindy namun saat di datangi rumah yang pernah Sindy memarkirkan motornya malam itu ternyata alamat rumahnya palsu yang di dapati mereka.

Hal ini membuat Farel makin berang dengan gadis itu, ia akhirnya mendatangi rumah sakit tempat Sindy magang namun di sana tidak ada satu keterangan yang ia dapatkan dari rumah sakit itu kecuali alamat kampusnya.

Di sana pun Farel masih mencari keberadaan Sindy, namun hasilnya juga sama jika Sindy sudah mengakhiri masa kuliahnya dan hanya menunggu wisuda. Tapi ada satu hal yang membuat ia tersenyum kemenangan di mana pihak kampus memberikan alamat kos padanya.

Ia pun mendatangi kos yang pernah ia parkir kendaraannya, betapa terkejutnya ternyata kos itu tepat di depan jalan utama di mana ia menurunkan Sindy di malam itu.

"Sial!" bisa-bisanya gadis itu menipu diriku." Ungkapnya kesal lalu memencet bel rumah itu yang merupakan tempat kos milik Sindy.

"Maaf Tuan anda mencari siapa?" Tanya salah seorang gadis yang merupakan penghuni kos tersebut.

"Apakah saya bisa bertemu dengan dokter Sindy?" Tanya Farel pada teman kos Sindy.

"Mbak Sindy sudah keluar negeri satu bulan yang lalu." Jawab Nita.

"Apakah kamu tahu negara mana yang ia tuju?"

"Maaf tuan saya tidak tahu karena saya tidak begitu dekat dengan gadis itu." Ujar Nita.

"Astaga!" Kenapa jadi buntu begini sih." Farel mengepalkan tangannya erat dengan menggertakan giginya menahan amarahnya.

 

Farel kembali ke mansionnya dan menghempaskan tubuhnya dengan kesal. Entah mengapa ia makin terobsesi dengan Sindy, gadis yang telah membawa lari hatinya ke negara saat itu di tuju Sindy.

Episodes
1 1. PART 1
2 2. PART 2
3 3. PART 3
4 4. Part 4
5 5. PART 5
6 6. PART 6
7 7. PART 7
8 8. PART 8
9 9. PART
10 10. PART 10
11 11. PART 11
12 12. PART 12
13 13. PART 13
14 14. PART 14
15 15. PART 15
16 16. PART 16
17 17. PARTH 17
18 18. PART 18
19 19. PART 19
20 20. PART 20
21 21. PART 21
22 22. PART 22
23 23. PART 23
24 24. PART 24
25 25. PART 25
26 26. PART 26
27 27. PART 27
28 28. PART 28
29 29. PART 29
30 30. PART 30
31 31. PART 31
32 32. PART 32
33 33. PART 33
34 34. PART 34
35 35. PART 35
36 36. PART 36
37 37. PART 37
38 38. PART 38
39 39. PART 39
40 40. PART 40
41 41. PART 41
42 42. PART 42
43 43. PART 43
44 44. PART 44
45 45. PART 45
46 46. PART 46
47 47. PART 47
48 48. PART 48
49 49. PART 49
50 50. PART 50
51 51. PART 51
52 52. PART 52
53 53. PART 53
54 54. PART 54
55 55. PART 55
56 56. PART 56
57 57. PART 57
58 58. PART 58
59 59. PART 59
60 60. PART 60
61 61. PART 61
62 62. PART 62
63 63. PART 63
64 64. PART 64
65 65. PART 65
66 66. PART 66
67 67. PART 67
68 68. PART 68
69 69. PART 69
70 70. PART 70
71 71. PART 71
72 72. PART 72
73 73. PART 73
74 74. PART 74
75 75. PART 75
76 76. PART 76
77 77. PART 77
78 78. PART 78
79 79. PART 79
80 80. PART 80
81 81. PART 81
82 82. PART 82
83 83. PART 83
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. PART 1
2
2. PART 2
3
3. PART 3
4
4. Part 4
5
5. PART 5
6
6. PART 6
7
7. PART 7
8
8. PART 8
9
9. PART
10
10. PART 10
11
11. PART 11
12
12. PART 12
13
13. PART 13
14
14. PART 14
15
15. PART 15
16
16. PART 16
17
17. PARTH 17
18
18. PART 18
19
19. PART 19
20
20. PART 20
21
21. PART 21
22
22. PART 22
23
23. PART 23
24
24. PART 24
25
25. PART 25
26
26. PART 26
27
27. PART 27
28
28. PART 28
29
29. PART 29
30
30. PART 30
31
31. PART 31
32
32. PART 32
33
33. PART 33
34
34. PART 34
35
35. PART 35
36
36. PART 36
37
37. PART 37
38
38. PART 38
39
39. PART 39
40
40. PART 40
41
41. PART 41
42
42. PART 42
43
43. PART 43
44
44. PART 44
45
45. PART 45
46
46. PART 46
47
47. PART 47
48
48. PART 48
49
49. PART 49
50
50. PART 50
51
51. PART 51
52
52. PART 52
53
53. PART 53
54
54. PART 54
55
55. PART 55
56
56. PART 56
57
57. PART 57
58
58. PART 58
59
59. PART 59
60
60. PART 60
61
61. PART 61
62
62. PART 62
63
63. PART 63
64
64. PART 64
65
65. PART 65
66
66. PART 66
67
67. PART 67
68
68. PART 68
69
69. PART 69
70
70. PART 70
71
71. PART 71
72
72. PART 72
73
73. PART 73
74
74. PART 74
75
75. PART 75
76
76. PART 76
77
77. PART 77
78
78. PART 78
79
79. PART 79
80
80. PART 80
81
81. PART 81
82
82. PART 82
83
83. PART 83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!