2. PART 2

Dokter Alan ingin sekali bercinta dengan kekasihnya Sindy. Namun Sindy selalu memberi syarat padanya dengan menikahinya terlebih dahulu, ia tidak ingin bercinta di luar nikah, karena itu bukan perinsipnya. Dokter Alan yang sudah tidak sabar menikmati tubuh kekasihnya, mencari cara untuk bisa mendapatkan Sindy.

Ia kemudian mengajak Sindy dengan alasan merayakan ulang tahun sahabatnya. Sindy sebenarnya menolak ajakan itu, karena pestanya sendiri diadakan di Bar, tempat orang-orang yang ingin bersenang-senang dengan tidak memikirkan moralitasnya.

Dokter Alan tetap memaksa kekasihnya hingga akhirnya Sindy menyetujui permintaannya.

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh dokter Alan dengan mendekati salah satu pelayan bar untuk memberi obat perangsang ke dalam minuman Sindy.

Pelayan bar memberikan minuman Sindy sesuai yang dipesankan oleh dokter Alan. Sindy meneguk minuman jus buah yang sudah tercampur dengan obat perangsang. Awalnya Sindy merasa masih baik-baik saja. Melihat obat itu belum bekerja, dokter Alan memikirkan sesuatu hal untuk membuat Sindy lebih cepat Fly.

Dokter Alan tersenyum setelah mendapatkan ide gilanya itu.

Agar aksinya bisa berjalan dengan mulus, dokter Alan mengajak Sindy untuk berdansa. Lagi-lagi Sindy menolaknya, tapi dokter Alan selalu saja memaksakan kehendaknya hingga gadis ini turun juga ke lantai dansa.

"Sindy temani aku dansa sayang!" Bisik Alan tepat di kuping Sindy.

"Maaf dokter, aku belum pernah berdansa" Ujar Sindy berbohong.

"Setidaknya kamu bisa mengikuti langkah kakiku, ini tidak sulit ko. Ayo sayang!" Alan menarik tubuh gadisnya hingga Sindy mengikuti gerakan sesuai irama yang dimainkan oleh alunan musik tersebut.

"Kamu sangat cantik Sindy, aku menyesal baru mengenalmu" Ucap dokter Alan yang selisih usia lima tahun dengan Sindy.

"Terimakasih dokter!" Ucap Sindy tersipu malu mendengar pujian kekasihnya.

Dokter Alan makin merapatkan pelukannya dengan melingkarkan tangannya dipinggang Sindy. Tiba-tiba Sindy merasakan sesuatu yang sangat membakar tubuhnya, seakan birahinya terangsang dengan sesuatu yang ingin ia dapatkan.

Karena suasana Bar yang memiliki penerangan yang minim, Sindy mendekatkan wajahnya pada wajah dokter Alan. Ia melu**t lembut bibir tipis milik dokter Alan dan lama-kelamaan tubuhnya tidak mampu bertahan untuk melakukan lebih dari sekedar ciuman.

Dokter Alan yang mengetahui reaksi obat perangsang sudah bekerja di tubuh gadis ini, buru-buru membawa pergi Sindy menuju ke hotel yang sudah ia booking sebelumnya.

Di hotel itulah dokter Alan merenggut kesucian Sindy dibawah pengaruh obat perangsang. Setelah puas menikmati tubuh indah milik Sindy, dokter Alan tersenyum menyeringai seperti lelaki bajingan yang tidak punya akal. Terlebih lagi ia melihat percikan darah perawan milik sindy yang sudah menodai seprei putih.

"Terimakasih sayang, kamu telah memberikan milikmu yang sangat berharga untukku malam ini." Alan mengecup bibir ranum Sindy yang tertidur pulas setelah bergumul dengan dokter Alan diluar kesadarannya.

Keesokan paginya, Sindy yang baru sadar terperanjat ketika melihat tubuhnya dalam keadaan polos, ia melihat ke samping rupanya dokter Alan masih terlelap.

"Tidakkkk!" Pekik Sindy ketika melihat seprei yang telah menjadi saksi kegadisannya yang terenggut paksa oleh dokter Alan.

Ia memukul punggung dokter Alan dengan sangat kencang setelah memakai kembali pakaiannya yang berserakan di lantai kamar hotel.

"Bajingan kamu Alan, aku tidak akan memaafkanmu. Kamu ban*at!" Sindy mencakar punggung Alan hingga lelaki itu histeris karena kuku Sindy menancap sampai kulitnya hingga terkelupas.

Setelah berkata seperti itu, Sindy meninggalkan kamar hotel tersebut kembali ke kostnya dengan perasaan yang sangat memilukan.

"Ya Allah, apa lagi yang tersisa dari diriku selain kehinaan. Aku tidak menyangka lelaki bejat itu telah menghancurkan masa depanku....hiks...hiks!" Tangis Sindy pecah ketika tiba di kamar kostnya.

Di hotel, dokter Alan tertawa puas, ia merasa sangat bahagia karena telah mendapatkan apa yang diinginkannya dari gadisnya yang so jual mahal menurutnya.

"Akhirnya aku mendapatkan apa yang aku inginkan karena aku tidak bisa mendapatkan kesucian istriku di malam pengantin kami, rupanya rasanya seperti itu mendapatkan seorang gadis perawan...ha...ha..ha!" Tawanya terdengar menggema di kamar hotelnya.

🌷🌷🌷🌷

Dua hari setelah kejadian yang menyakitkan itu, Sindy tidak masuk kerja, ingin rasanya ia menghentikan magangnya karena merasa hidupnya telah hancur. Namun ia juga menyayangkan jika ia harus berhenti semuanya serba tanggung karena sebentar lagi ia akan menyelesaikan pendidikannya dan akan mendapatkan gelar dokter.

Setelah dua hari tidak magang, akhirnya Sindy memberanikan diri mengesampingkan perasaan pribadinya, di hatinya saat ini adalah bertekad untuk menyelesaikan tugas magangnya yang sebentar lagi akan berakhir.

Pagi itu dengan kendaraan roda duanya, Sindy berangkat ke rumah sakit dengan rasa percaya diri yang tinggi. Ia berprilaku sewajarnya seolah tidak terjadi apa-apa dengan dokter Alan sekaligus bosnya itu. Sikap dinginnya yang saat ini menjadi tamengnya.

"Selamat pagi Sindy, apa kabarmu!" Mengapa dua hari ini kamu tidak masuk?" Dokter Alan mendekati gadisnya namun Sindy berusaha menghindar.

"Sindy aku minta maaf karena menodaimu dalam keadaan mabuk." Dokter Alan mencoba merayu lagi gadisnya.

"Aku akan segera menikahimu atau kamu mau kita menikah sirih dulu supaya hubungan kita ini menjadi lebih serius?" Dokter Alan memberikan solusi untuk Sindy agar gadis itu mau menerimanya.

"Kamu kira dengan menikahiku secara sirih perbuatanmu bisa di maafkan? jangan ngaco ya jadi manusia, anda itu seorang pemimpin rumah sakit ini, memiliki intelektual tinggi beda dengan bajingan sampah yang berkeliaran di pasar maupun terminal angkutan umum hanya untuk selembar rupiah.

Jika dirimu memperlakukan aku seperti ini, apa bedanya kamu dengan mereka, bahkan pekerjaanmu sebagai seorang dokter diragukan kredibilitasnya yang selama ini telah disematkan orang lain pada keunggulanmu sebagai dokter muda berbakat." Sindy meninggalkan ruang kerja dokter Alan dan bergabung dengan dokter lainnya yang saat ini sedang menunggu jadwal mereka untuk operasi sesar pada beberapa pasien yang sebentar lagi akan melahirkan.

"Kamu sudah siap Sindy memegang pisau bedah?" Tanya dokter Rendy ketika melihat Sindy sudah mengenakan baju APBD-nya.

"Sudah dokter," ucap Sindy antusias.

"Lakukan sebaik mungkin dan jangan gugup, konsentrasi pada tubuh pasien dan jangan memikirkan hal lainnya karena ini menyangkut nyawa pasien.

Prioritaskan profesional kedokteranmu sebagai dokter bedah dalam operasi pertamamu ini, jika sedikit saja kamu melakukan kesalahan, maka bukan kamu saja yang akan di skors tapi kami semua yang ikut dalam tim ini akan bernasib yang sama, jangan kecewakan dokter Alan yang telah memberikanmu kesempatan yang sangat berharga ini." Imbuh dokter Rendy dengan bijak.

"Baik dokter, saya jamin akan melakukannya dengan sebaik mungkin." Ujar Sindy dengan mantap.

Iapun memejamkan matanya lalu berdoa lebih khusu agar operasi pertamanya ini berjalan dengan baik.

Selama menjalani operasi pertama pada pasiennya, Sindy begitu fokus saat membedah perut pasien dari lapisan pertama hingga lapisan terakhir untuk mengeluarkan bayi yang ada di perut si ibu. Sindy tersenyum puas karena operasi pertamanya kali ini berhasil.

Beberapa rekan kerja dokter senior memuji kehebatan Sindy dalam melaksanakan tugasnya sebagai dokter spesialis kandungan.

Dokter itupun memberikan selamat kepada Sindy dan memuji kehebatan Sindy.

"Selamat Nona Sindy, kami salut dan bangga kepada anda karena anda sudah mampu menjalani tugas pertama sebagai dokter bedah." Ucap dokter Idris.

"Terimakasih atas kepercayaannya dan juga kesempatan yang anda berikan kepada saya dokter, tanpa kalian saya tidak bisa apa-apa." Ucap Sindy dengan masih tetap rendah hati.

"Kami di sini hanya mengawasimu nona Sindy, karena hasil akhir dari semua yang kamu pelajari adalah kemampuanmu dalam mengimplementasikan semua hal yang sudah kamu pelajari khususnya dalam dunia kesehatan." Dokter Idris memuji keberanian Sindy yang menghadapi ibu hamil dengan resiko gagal jantung yang melakukan operasi sesar yang ditanganinya sendiri.

Karena keyakinan Sindy itulah membuat tim dokter lain mendukung dan membantunya untuk menyelamatkan dua nyawa sekaligus yaitu ibu dan anak. Dan hari sudah terbukti Sindy mampu melakukannya tanpa membuat suatu kesalahan.

Walaupun hatinya sangat puas dengan hasil kerja kerasnya hari ini, namun Sindy merasa ada yang aneh dengan dirinya kali ini.

Terpopuler

Comments

Lina ciello

Lina ciello

🤬😡

2024-06-17

0

Lina ciello

Lina ciello

fu*k dokter pendosa berkedok dokter 🤬😡

2024-06-17

0

putia salim

putia salim

dkter kog berperilaku bejad🤦‍♀️

2022-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. PART 1
2 2. PART 2
3 3. PART 3
4 4. Part 4
5 5. PART 5
6 6. PART 6
7 7. PART 7
8 8. PART 8
9 9. PART
10 10. PART 10
11 11. PART 11
12 12. PART 12
13 13. PART 13
14 14. PART 14
15 15. PART 15
16 16. PART 16
17 17. PARTH 17
18 18. PART 18
19 19. PART 19
20 20. PART 20
21 21. PART 21
22 22. PART 22
23 23. PART 23
24 24. PART 24
25 25. PART 25
26 26. PART 26
27 27. PART 27
28 28. PART 28
29 29. PART 29
30 30. PART 30
31 31. PART 31
32 32. PART 32
33 33. PART 33
34 34. PART 34
35 35. PART 35
36 36. PART 36
37 37. PART 37
38 38. PART 38
39 39. PART 39
40 40. PART 40
41 41. PART 41
42 42. PART 42
43 43. PART 43
44 44. PART 44
45 45. PART 45
46 46. PART 46
47 47. PART 47
48 48. PART 48
49 49. PART 49
50 50. PART 50
51 51. PART 51
52 52. PART 52
53 53. PART 53
54 54. PART 54
55 55. PART 55
56 56. PART 56
57 57. PART 57
58 58. PART 58
59 59. PART 59
60 60. PART 60
61 61. PART 61
62 62. PART 62
63 63. PART 63
64 64. PART 64
65 65. PART 65
66 66. PART 66
67 67. PART 67
68 68. PART 68
69 69. PART 69
70 70. PART 70
71 71. PART 71
72 72. PART 72
73 73. PART 73
74 74. PART 74
75 75. PART 75
76 76. PART 76
77 77. PART 77
78 78. PART 78
79 79. PART 79
80 80. PART 80
81 81. PART 81
82 82. PART 82
83 83. PART 83
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. PART 1
2
2. PART 2
3
3. PART 3
4
4. Part 4
5
5. PART 5
6
6. PART 6
7
7. PART 7
8
8. PART 8
9
9. PART
10
10. PART 10
11
11. PART 11
12
12. PART 12
13
13. PART 13
14
14. PART 14
15
15. PART 15
16
16. PART 16
17
17. PARTH 17
18
18. PART 18
19
19. PART 19
20
20. PART 20
21
21. PART 21
22
22. PART 22
23
23. PART 23
24
24. PART 24
25
25. PART 25
26
26. PART 26
27
27. PART 27
28
28. PART 28
29
29. PART 29
30
30. PART 30
31
31. PART 31
32
32. PART 32
33
33. PART 33
34
34. PART 34
35
35. PART 35
36
36. PART 36
37
37. PART 37
38
38. PART 38
39
39. PART 39
40
40. PART 40
41
41. PART 41
42
42. PART 42
43
43. PART 43
44
44. PART 44
45
45. PART 45
46
46. PART 46
47
47. PART 47
48
48. PART 48
49
49. PART 49
50
50. PART 50
51
51. PART 51
52
52. PART 52
53
53. PART 53
54
54. PART 54
55
55. PART 55
56
56. PART 56
57
57. PART 57
58
58. PART 58
59
59. PART 59
60
60. PART 60
61
61. PART 61
62
62. PART 62
63
63. PART 63
64
64. PART 64
65
65. PART 65
66
66. PART 66
67
67. PART 67
68
68. PART 68
69
69. PART 69
70
70. PART 70
71
71. PART 71
72
72. PART 72
73
73. PART 73
74
74. PART 74
75
75. PART 75
76
76. PART 76
77
77. PART 77
78
78. PART 78
79
79. PART 79
80
80. PART 80
81
81. PART 81
82
82. PART 82
83
83. PART 83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!