Gabriel pulang ke rumah dengan sejuta rasa suntuk yang menggelayuti otak serta pikirannya. Pekerjaan di kantor yang kelihatannya hanya duduk-duduk menghadap layar komputer, nyatanya benar-benar menguras pikiran. Gabriel butuh angin segar sekarang.
"Queena!"Panggil Gabriel pada sang putri yang kini sudah genap berusia dua belas tahun. Queena memang baru tahun ini masuk ke bangku sekolah menengah pertama. Putri tunggal Gabriel dan Hana itu tumbuh begitu cepat.
"Queena!" Panggil Gabriel sekali lagi pada sang putri.
"Ngambek," Bukan Queena. Melainkan Bu Laksmi yang menjawab panggilan Gabriel.
Bu Laksmi adalah ibu kandung Gabriel yang juga merupakan oma dari Queena.
"Ngambek kenapa lagi?" Tanya Gabriel seraya memijit pelipisnya.
Suram sudah hari Gabriel karena pikirannya yang suntuk akan semakin suntuk karena Queena ngambek.
"Dapat tugas dari sekolah. Menulis surat untuk Mami. Tahu sendiri endingnya bagaimana," jawab Bu Laksmi seraya menampilkan raut wajah jengah.
"Hanya menulis surat? Lalu apa susahnya?" Gabriel berdecak dan hendak menuju ke kamar Queena, saat kemudian kalimat Bu Laksmi menghentikan langkah Gabriel.
"Tentu saja susah untuk Queena yang tak lagi punya Mami!"
"Queena butuh sosok seorang Mami, Briel! Lagipula, tujuh tahun sudah cukup untuk kamu mencari penggantinya Hana, Briel!" Tutur Bu Laksmi panjang lebar menasihati sang putra.
"Bukan sebuah dosa jika kamu memutuskan untuk menikah lagi sekarang," ujar Bu Laksmi lagu yang tak dijawab apapun oleh Gabriel. Pria itu melanjutkan langkahnya menuju ke kamar Queena.
"Queena!" Gabriel mengetuk pintu dan berulang kali memanggil nama sang putri.
"Queena, buka pintunya, Sayang! Papi sudah pulang!" Bujuk Gabriel sekali lagi pada sang putri.
"Quee-" Gabriel belum menyelesaikan ketukannya yang terakhir saat pintu akhirnya dibuka dari dalam. Langsung terlihat Queena yang kini sudah beranjak remaja dengan wajah merengutnya. Gadis itu kembali berbalik masuk ke kamar setelah membuka pintu.
"Queena!"
Queena mengambil secarik kertas dari atas meja belajarnya, lalu memberikannya dengan kasar pada Gabriel.
To: Mami
Begitulah tulisan yang tertera di atas kertas yang tadi diberikan oleh Queena.
"Queena, kau bisa memberikan surat ini untuk Oma!" Hibur Gabriel memberikan sebuah solusi.
"Apa papi tidak bisa baca? Surat itu untuk Mami. Nanti surat untuk Oma ada sendiri! Kalau surat untuk mami Queena berikan pada Oma, lalu surat untuk Oma, harus Queena berikan pada siapa?" Cerocos Queena dengan nada kesal.
"Baiklah, Papi minta maaf!"Gabriel menjewer telinganya sendiri sebagai hukuman kalau ia melakukan kesalahan pada Queena.
Gabriel sudah duduk di atas tempat tidur Queena, dan pria toga puluh dua tahun tersebut meraih lengan Queena, lalu membimbing putrinya tersebut untuk ikut duduk bersamanya.
"Kau sudah mandi tadi?" Tanya Gabriel seraya mengusap lembut kepala Queena.
"Sudah." jawab Queena lirih.
"Queena mau jalan-jalan sebentar bersama Papi? Ke toko buku? Lalu beli es krim?" bujuk Gabriel lagi pada sang putri. Bujukan ke toko buku dan membeli es krim selalu berhasil dan tak pernah ditolak oleh Queena.
"Iya."
"Tapi Papi mandi dulu sana!" Usir Queena seraya mendorong Gabriel ke arah pintu kamar.
"Harus, ya? Nanti kalau ketampanan Papi luntur bagaimana?" Gurau Gabriel yang langsung membuat Queena memutar bola matanya.
"Tinggal di ampelas lagi, Pi!" Jawab Queena seraya menutup pintu kamar. Lumayan keras hingga Gabriel sedikit kaget.
Dasar Queena!
****
Friska dan Sashi masuk ke sebuah toko buku demi mencari referensi buku untuk tugas dari guru Bahasa Indonesia.
"Eh, bagian novel teenlit sedang promo, Fris! Lihat-lihar bentar, yuk!" Ajak Sashi seraya menarik tangan Friska ke rak bagian buku-buku teenlit yang memang sedang promo besar-besaran. Mungkin karena menjelang akhir tahun.
"Mau nyari tugas apa nyari novel, sih, Shi?" Tanya Friska sedikit sebal. Friska sejak dulu memang malas membaca dan malas ke toko buku kalau tak ada hal atau tugas penting. Tidak seperti Sashi yang memang seorang kutu buku dan gemar sekali membaca novel-novel remaja.
"Kan sambil menyelam minum susu, Fris! Nyari buku buat tugas iya. Nyari novel buat teman gabut iya," jawab Sashi asal.
"Perasaan bukan begitu bunyi peribahasanya. Sambil menyelam minum susu? Susu siapa coba?" Gumam Friska seraya garuk-garuk kepala.
"Susu kamu!" Jawab Sashi asal seraya tertawa terbahak-bahak.
"Yee! Kenapa bukan susu kamu sendiri itu. Yang datar nggak ada bentuknya sama sekali sampai udah SMA masih pakai miniset aja," ledek Friska pada Sashi.
"Sialan kamu, Fris! Kalau buka aib jangan di tempat umum, dong!" Sashi langsung menoyor kepala Friska karena kesal.
"Udah buruan kalau mau cari novel! Nanti keburu malam nggak ada angkot lagi mau pulang naik apa, hayo!" Friska mengingatkan Sashi yang dari tadi sibuk bersungut-sungut karena ledekan Friska perihal susu.
"Suruh jemput Abang Jimmy, beres!" Jawab Sashi enteng.
"Iya kamu dijemput. Lah aku?" Friska menunjuk ke arah wajahnya sendiri.
"Masa iya naik motor bertiga. Yang ada auto kena tilang nanti!" Sambung Friska lagi yang hanya membuat Sashi terkekeh.
"Kalau begitu, kamu disumpelin ke jok aja biar nggak kena tilang!" Celetuk Sashi yang sudah mulai memilih-milih novel yang hendak dia beli. Friska tak menyahut ledekan Sashi dan ikut-ikutan melihat-lihat novel teenlit yang sedang diskon 50% tersebut. Meskipun yang Friska lihat hanya cover dan blurb-nya saja.
"Fris!" Sashi tiba-tiba sudah menyenggol pundak Friska.
"Apa?"
"Itu lihat! Ada sugar daddy arah jam sepuluh!" Bisik Sashi yang langsung membuat Friska mengikuti arah yang ditunjuk Sashi.
"Hah? Yakin itu sugar daddy? Tahu darimana? Memang ada plangnya?" Cecar Friska bingung.
"Lha itu yang digandeng gadis remaja juga seperti kita," ujar Sashi lagi.
"Anaknya mungkin," Friska menebak-nebak.
"Mustahil! Masa iya anaknya udah gede begitu bapaknya masih muda," sergah Sashi menyangkal pendapat Friska.
"Keponakannya berarti!" Pendapat Friska lagi.
"Sugar baby-nya itu! Godain, gih! Keliatan tajir dan banyak duit!" Sashi mengompori.
"Nggak ah! Kurang kerjaan! Mau nyari buku trus pulang!" Ucap Friska seraya berlalu dan tak mau lagi berlama-lama menatap pada sugar daddy yang tadi dimaksud Sashi. Entah Sugar daddy beneran atau hanya sudar daddy jadi-jadian!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🙄😍
2023-02-18
1
susi 2020
🙄🥰
2023-02-18
0
Erna Fadhilah
itu mah Gabriel sama queen
2022-11-10
1