"Kalau aku punya satu permintaan boleh?"
"Apa?"
"Aku mau lihat kamu..."
Andini hanya tersenyum. Dia mengerti apa yang dimaksud Hans. "No.." Tolaknya secara halus dengan nada yang sangat manja. Dia pasti akan selalu menolak ketika ada seseorang yang menginginkannya lebih termasuk melihat tubuh polosnya. Ada beberapa pelanggan yang marah karena keputusan Andini. Tidak apa mengembalikan uangnya daripada menuruti kemauan yang sudah dibatasi Andini. Tapi tidak untuk Hans. Dia tidak pernah memaksa. Bahkan paras tampan selevel Hans, justru sangat menggoda Andini.
"Hmm, oke. Aku gak pernah maksa. Karena kamu udah spesial. Gerakan tubuh kamu aja sudah menggoda. Apalagi suara indah kamu....." Hans terus melontarkan sederetan kalimat romantis yang membuat kamar Andini terasa memanas.
Andini meletakkan ponselnya agar kamera bisa menangkap seluruh tubuhnya. Mereka saling menggoda dan bicara romantis. Suara indah juga saling bersahutan.
Entahlah, biasanya Andini hanya acting belaka tapi kali ini dia benar-benar terhanyut dengan kelembutan suara Hans. Dia seperti tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Gaun pendek itu pun telah lusuh akibat ulahnya sendiri. Sampai mereka mencapai puncak nirwana bersama.
"Someday, you will be mine..." Ucap Hans yang kini menatap lekat layar ponselnya.
...***...
Pagi itu, Andini bernapas lega karena dia tidak perlu terburu-buru masuk ke dalam sekolahnya. Masih ada waktu 15 menit sebelum bel sekolah berbunyi.
Tentunya, karena semalam dia tidur dengan nyenyak walau singkat setelah bermain sendiri yang ditemani oleh Hans.
Dia melangkah ringan menuju kelas tapi lagi-lagi Clarissa menghadangnya.
"Mau apa?" tanya Andini karena Clarissa tidak memberinya jalan.
"Kerjain PR Bahasa Inggris gue!"
"Gue gak mau!!" jawab Andini cukup keras lalu dia berusaha mendorong Clarissa agar memberinya jalan.
"Lo berani sekarang sama gue!!"
"Kalau iya kenapa?! Apa yang lo lakuin kemarin itu keterlaluan!!" Andini memberanikan diri membentak Clarissa, meski sebenarnya dia takut.
"Berani ya lo!!!" Clarissa mengayunkan tangannya dan bersiap menampar Andini.
Andini hanya memejamkan matanya saat melihat tangan Clarissa dengan gerakan cepat. Hanya sesaat karena tidak ada apapun yang berhasil menyentuh wajahnya lalu dia kembali membuka matanya.
Ada sebuah tangan kokoh yang menahan tangan Clarissa.
"Jaga sikap kamu di sekolah. Jangan melakukan kekerasan!" Dia melepas kasar tangan Clarissa.
"Bapak siapa?" tanya Clarissa yang memang belum pernah melihatnya. Seorang yang berpenampilan rapi layaknya guru, dengan rambut klimis dan berkacamata.
"Saya guru di sini." ucapnya sambil berlalu.
Andini menatapnya sesaat. Sepertinya dia tidak asing dengan suara itu. Tapi daripada berlama memikirkan hal itu, lebih baik Andini memanfaatkan kesempatan untuk masuk ke dalam kelas.
Sedangkan Clarissa masih bertanya pada kedua temannya tentang guru yang belum pernah dia lihat sama sekali. "Sa, dia guru baru di sini?"
"Kayaknya sih iya."
"Pantas. Udahlah yuk, masuk!! Nanti kita buat perhitungan lagi sama Andini."
Andini segera duduk di bangkunya. Dia menatap sesaat Clarissa bersama kedua temannya masuk ke dalam kelas. Lagi-lagi dia mendapat tatapan membunuh dari Clarissa.
Beberapa saat kemudian, bel masuk berbunyi. Semua murid sudah duduk di bangkunya masing-masing saat do'a bersama dimulai.
Setelah berdo'a selesai ada seorang guru yang masuk ke dalam kelas Andini. Seorang guru yang asing bagi kelas XII-IPA3. Ya, seperti yang digambarkan tadi memakai seragam guru dengan rapi, rambut klimis dan dengan kacamatanya. Dia menebar senyum ke seluruh murid.
"Selamat pagi semua...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Kusii Yaati
apakah itu mas hans langganan Andini🤔
2024-09-22
0
Dewi Cinta
apa itu Hans yg lg nyamar.. ah penasaran..
2023-01-03
2
Sri Raganti Ols
kerjaan anggel tuh sbnrnya gmn sih wkwkwk blm kebayang
2022-12-16
2