" Rin, bangun Rin. "
Suara ka Haura mulai terdengar ketika aku mulai sadar.
" Rin, ayo bangun. "
Ucapnya lagi sambil menepuk nepuk pipiku sehingga membuat ku berusaha untuk membuka mata ku dengan perlahan.
" Aku di mana kak? "
Aku bertanya kepada ka Haura setelah aku bisa membuka mataku.
" Pa Airin sudah sadar. "
Ucap ka Haura kepada dengan riang.
" Kamu sekarang sedang berada di mobil Rin! "
Jawab ka Haura kepada ku.
" Oh, di mobil ya kak. "
Ucap ku sambil bangun untuk duduk dengan benar di kursi mobil.
" Apakah kamu baik baik saja nak? "
Tanya papa sambil tetap fokus menyetir mobil.
" Aku gak papa kok pa. "
Jawab ku dengan singkat sambil memegang kepala ku yang masih terasa agak sedikit pusing dan agak berat.
" Apa yang sebenarnya terjadi padamu Rin? Kenapa kamu bisa pingsan di hanya karena suara klakson mobil papa? "
Papa kembali bertanya.
" Sebenarnya ada kejadian yang bisa dikatakan sangat aneh pa sebelum aku pingsan. "
Jelas ku sambil mencoba untuk mengingat kembali kejadian di depan gerbang sekolah tadi.
" Kejadian apa nak? "
Tanya papa dengan ekspresi bingung.
" Tadi aku bertemu dengan wanita yang aneh pa, dia mengenakan jubah hitam dan kemudian dia pun memberikan ku selembar kertas yang bertuliskan angka enam di dalamnya. Tak hanya itu, wanita itu juga mengetahui nama ku pa, dan ketika menundukkan pandangan ku sejenak kemudian ketika aku mengangkat kembali pandangan ku dengan maksud menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya, tetapi pada saat itu dia juga langsung hilang dalam sekejap mata. Itu yang membuat ku merinding ketakutan dan klakson mobil papa yang sangat tinggi itu mengejutkan ku sehingga membuat ku pingsan pa. "
Aku bercerita panjang lebar dengan tergesa-gesa.
" Ha ha ha ha, mungkin itu hanya mimpi buruk mu ketika pingsan saja nak. "
Papa mentertawakan cerita ku.
" Kamu sakit ya Rin? Gak usah kebanyakan halusinasi deh! "
Sambung ka Haura dengan jutek seolah tidak mempercayai cerita yang ku alami tadi..
" Apaan sih kak, aku bercerita apa adanya kok. "
Ucap ku dengan kesal.
" Sudah-sudah, jangan bertengkar, Airin apakah kamu benar benar baik baik saja? Perlukah kita pergi ke klinik? "
Ucap papa dan kemudian papa pun bertanya kepada ku.
" Aku baik baik aja kok pa, gak perlu repot-repot pergi ke klinik. "
Jawab ku dengan kesal.
" Ya sudah kalau begitu, mungkin kamu sering bergadang ya nak? Kalau begitu sesampainya di rumah nanti kamu langsung istirahat yang cukup ya! "
Ucap papa kepada ku, dia menganggap bahwa aku pingsan karena kekurangan tidur dan begitu juga anggapan papa tentang cerita ku tadi, dia menganggap ku berhalusinasi karena aku kurang tidur.
Aku tidak menggubris papa, aku diam di sepanjang perjalanan menuju rumah .
Sembilan jam kemudian.
" Tut....Tut.....Tut..."
Itu suara nada handphone ku yang sedang menghubungi nomor milik key.
Sekarang sudah jam setengah dua belas malam, aku masih belum bisa tidur karena memikirkan kejadian siang tadi, sedangkan semua orang yang ada di rumah ini sudah tertidur pulas.
"Tut"
" Yes key menjawab telpon ku. "
Ucap ku dengan perasaan senang.
" Halo, ini siapa ya? "
Key bertanya kepada ku, apa dia tidak menyimpan nomor handphone yang telah kuberikan padanya di sekolah tadi.
" key, kok lu nanya ini siapa sih? lu gk nyimpan nomor hp gwe ya? "
Tanyaku dengan nada jutek bercampur kesel.
" Oh lu rin, Iyah gwe lupa nyimpan nomor lu, tadi soalnya gwe nggak pegang handphone. "
Jawabnya dengan lembut dan sedikit tertawa.
" hah..? lu barusan pegang hp? ngapain aja lu dari tadi .? "
Aku kepo untuk berbasa-basi dengan nya.
" Gwe lagi nyiapin novel nih. "
Jawabnya dengan singkat.
" Lu penulis novel key? "
Aku kembali bertanya.
" Gak juga sih Rin, ngomong ngomong lu tidur jam berapa sih Rin, kok masih hidup aja? "
Tanya key kepada ku.
" Yes waktunya tiba, akhirnya key bertanya kenapa aku masih belum tidur. "
Batinku dalam hati.
"Jadi gwe mikirin kejadian tadi siang nih key. "
Aku mulai membagi beban ku padanya, aku harap dia mau menemani ku berbicara sampai aku tidur.
" Emangnya lu ngalamin apa tadi siang? "
Key bertanya dengan nada histeris.
" Tadi siang gwe ketemu sama wanita berjubah hitam, mukanya serem banget!! "
Aku menceritakan sedikit cerita tentang apa yang ku alami tadi siang.
" Tut. "
key mematikan telfonnya.
" Dar.. "
Tiba-tiba jendela terbuka kencang hingga memecahkan kaca jendela, aku turun dari kasur dan segera berjalan menuju pintu dan hendak keluar dari kamar ku.
" Duk.."
Aku menabrak pintu kamar yang tadinya tidak ku kunci, lalu aku menggoyang goyangkan pegangan pintu yang tidak bisa terbuka.
" wus.. wus.."
Angin berhembus sangat kencang.
" Pa..!! Ma...!!! ka Adit ..!!! ka Haura..!!!"
Aku berteriak sekeras mungkin.
" Ha...."
Suara wanita terdengar bergema di ruang kamar ku, suara itu terdengar di iringi oleh kerasnya suara angin yang berhembus kencang. Karena pintu kamar tidak bisa ku buka, aku pun hanya bisa pasrah menunggu hingga semua ini berakhir.
" Airin!!!! "
Suara bisikan yang bergema di ruangan kamar ku terdengar lagi, kali ini dia menyebutkan namaku, aku tidak mau merespon suara itu.
" Hi Hi Hi Hi. "
Tiba tiba sosok itu muncul di depan jendela tengah yang belum pecah.
Aku tetap diam, karena aku memang harus menerima ini semua.
Aku sudah mencari celah yang mungkin bisa ku lewati untuk keluar dari kamar ini, tetapi tidak ada lagi celah bisa ku pakai untuk keluar dari kamar ku ini.
" Huh. "
Aku bersandar di pintu kamar ku yang tidak bisa terbuka.
Aku duduk dengan tetap memandangi sosok wanita yang berada di luar jendela tengah. Dia mengenakan long dress, rambut panjangnya berkibar, pupil matanya hitam sangat kecil dan bercahaya. Dia melotot ke arah ku, tangannya terbuka seolah ingin mencakar ku .
" wuss.."
Dengan secepat kilat wanita itu menghampiri ku, jarak jendela dan pintu kamar ku sekitar tiga meter, dan dia menghampiri ku dengan sangat cepat sekali.
Dia lalu memegang pundak ku dan tiba-tiba kakiku terangkat kemudian dia membuatku mengapung jauh di atas lantai.
" Airin, kini tiba waktunya bagi mu untuk bernafas (hidup) di dua alam yang berbeda, kamu tidak bisa menghindari takdir ini, jalani lah dan selesaikan seluruh misteri yang kamu temukan. "
Ucap sosok itu memberikan ku amanah dengan suara bergema dan menakutkan.
Setelah pesan itu selesai, sosok itu menghilang bersama angin kencang tadi.
" Duk.."
Aku terbanting dari ketinggian dua meter dari atas lantai dan seketika semuanya pun terlihat gelap.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Kim Be
kren mirip kisah nyata dgn someone...
2020-01-03
0
@Nissmelnis_1008
mantull ceritanya and seru bngtt,awalny sich aku gk terlalu suka pas di episode1 tpi pas di lanjut smpai episode 3 kerennn ceritanyaa
2019-11-27
2
☆ Rhea Deedra ☆
Asik bgt, bisa hidup di Dua Alam..
Bisa nambah temen..
🤭🤭🤭
2019-10-02
4