Bab 2

Hari ini adalah acara resepsi pernikahan mereka. Sejak pagi suasana rumah Larissa sudah ramai. Semua sibuk memastikan acara nanti berjalan dengan lancar.

Larissa sedang merias diri di kamarnya. Dibantu oleh Lia, sepupu sekaligus sahabatnya. Ia tampak cantik saat mengenakan kebaya berwarna ungu yang membalut tubuh rampingnya. Semakin menambah keanggunan dirinya.

Sejenak Larissa melihat pantulan dirinya di cermin. Ia tersenyum kecil mendapati bayangan dirinya disana. 'Setelah apa yang ku lalui selama ini, aku tidak menyangka akhirnya aku menikah juga'.

Rombongan pengantin pria telah datang. Larissa segera keluar dari kamar, menyambut kedatangan sang suami. Dan acara pun segera dimulai.

Acara digelar dengan sangat sederhana. Tidak ada pelaminan, apalagi singgasana. Hanya beberapa kursi sederhana yang ditata rapi untuk para tamu, serta sebuah tenda untuk menaungi jalannya acara. Tapi semua itu tidak mengurangi kekhidmatan acara.

Pengeras suara mulai dihidupkan. Pembawa acara membuka jalannya acara dengan bacaan basmalah. Larissa duduk disamping Hamzah. Diapit oleh mbok puh Kasri, saudara tertua Baskoro, serta mbok puh Wati, adik Baskoro.

Semua susunan acara berjalan dengan lancar. Larissa berjalan menghampiri rombongan pengantin pria. Kebanyakan mereka adalah keluarga besar Baskoro yang berasal dari Magelang.

Baskoro merupakan anak ke tujuh dari dua belas bersaudara, itu sebabnya keluarga mereka sangat banyak. Mereka sengaja datang jauh-jauh untuk melihat keponakan mereka menikah.

Larissa menyalami mereka satu persatu, meminta restu darinya. Sambil bersalaman, Hamzah memperkenalkan mereka satu persatu. Ini adalah pertemuan pertama istrinya dengan keluarga besar dari ayahnya itu.

Acara pun telah usai, mereka kembali ke rumah masing-masing. Larissa masuk ke kamar, hendak melepas penat yang mendera. Tapi batu saja ia merebahkan tubuh, ia sudah dipanggil lagi. Dia harus melakukan ritual selanjutnya, yaitu weweh.

Dalam tradisi mereka, pengantin wanita harus mengantarkan jamuan makan pada masing-masing keluarga pengantin pria. Itulah yang disebut dengan weweh manten.

Semua keluarga sudah didatangi. Hanya tinggal satu keluarga saja, yaitu keluarga paman. Kakak dari ibu mertua larissa.

Masalah mulai datang, karena keluarga paman berada diluar kota, sedang mereka tidak mempunyai kendaraan untuk menjangkaunya. Mereka saling pandang untuk mencari solusi.

"Kalian naik bis kota saja. Sekalian bisa jalan-jalan berdua" ujar salah satu kerabat, memberi solusi.

Mereka setuju dengan ide tersebut. Mereka masuk ke kamar untuk berganti pakaian dan bersiap.

Masalah kembali muncul, karena mereka tidak mempunyai uang untuk ongkos naik bis. Mereka saling pandang, tak berselang lama mereka sama-sama tertawa.

"Kita ini lucu, Yank. Baru menikah tapi sudah ada masalah" ujar Larissa.

"Kita jalanin aja dulu, semua pasti ada jalannya. Ini aku ada beberapa uang amplop dari temen-temenku tadi" ujar Hamzah, menyerahkan beberapa lembar uang pada Larissa.

Larissa menerima uang tersebut. "Aku juga ada sedikit uang amplop dari temen. Lumayan buat tambah-tambah" mengambil amplop yang tadi ia simpan di lemari.

Mereka pun akhirnya berangkat ke rumah paman dengan menaiki bis kota. Hamzah membantu larissa membawa beberapa barang. Senyum tersungging terus terukir di wajah mereka.

Setelah beberapa lama, mereka pun sampai juga di rumah paman. Mereka disambut dengan hangat.

Paman memberi beberapa wejangan pada mereka, agar saling melengkapi dalam membina rumah tangga. Dia juga meminta maaf karena tadi tidak bisa hadir di acara resepsi pernikahan mereka.

Setelah berbincang cukup lama, mereka pun pamit pulang. Paman melepas kepergian mereka dengan doa restu.

Sepanjang perjalan pulang, mereka saling bergandengan tangan. Larissa merebahkan kepala di dada bidang suaminya. Hamzah pun menunjukkan perhatian pada istrinya. Mereka terlihat sangat bahagia walau ditengah keterbatasan.

Setiba di rumah, malam mulai merayap. Mereka melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Setelah usai, mereka lanjut dengan makan malam bersama. Kebahagiaan benar-benar terpancar di wajah masing-masing. Optimis untuk menjalani hidup baru mereka.

...****************...

Tiga hari sudah mereka resmi menjadi sepasang suami-istri. Sepupu ibu mertua Larissa datang ke rumah. Dia mengajak Hamzah untuk bekerja, melanjutkan proyek yang mereka ambil, tapi sempat terhenti karena mempersiapkan pernikahan ini.

Hamzah menyetujui ajakan itu, lagipula mereka memang sedang butuh uang. Tidak mungkin bila dia berdiam diri terus. Dia merasa malu pada keluarga Larissa, apalagi saat ini mereka masih menumpang dirumah ibu.

"Pengantin baru belum seminggu kok udah buru-buru kerja. Takut banget nggak bisa makan. Itu pamali tahu, ntar rezekinya malah susah!" cibir salah satu tetangga.

"Rezeki itu asalnya dari Allah, Bu. Kita hanya bisa berusaha. Lagipula, kalau saya tidak bekerja, ibu mau ngasih saya makan!" ujar Hamzah halus, membalas cibiran itu.

Ibu tersebut terlihat kesal mendengar jawaban Hamzah. Ia mendengus sebal. "Dibilangin malah ngeyel. Ya udah , terserah. Saya sumpahin beneran kejadian, biar tahu rasa, kamu!" meninggalkan pekarangan rumahnya.

Hamzah mengusap dada mendengar perkataan ibu tersebut. "Sabar, Hamzah!".

"Kok ada ya, orang macam begitu!" ujar Larissa, ia ikutan kesal mendengar ucapan ibu tadi.

"Udah, biarin aja. Orang memang suka melihat hidup orang lain dari luarnya saja, tanpa tahu sebenarnya bagaimana. Kalau orang Jawa bilang, melu keplok, gak melu tombok! ( ikut bicara, tidak ikut merasakan!)" ujar Hamzah, menenangkan istrinya.

Hamzah mengajak istrinya masuk kembali kedalam rumah, agar dia tidak terus kesal dengan perkataan ibu itu. "Nggak usah dipikirin lagi ucapan ibu itu, ya. Yang terpenting Itu aku dan kamu, karena kitalah yang menjalani, bukan orang lain".

Larissa menghela napas untuk menghilangkan kekesalan dirinya. " iya, Yank, maaf!".

Hamzah tersenyum mendengar ucapan Larissa. "Yang harusnya minta maaf itu aku, bukannya kamu. Aku minta maaf, ya, karena belum bisa membahagiakan kamu!" ujarnya dengan sepenuh hati.

Larissa tersenyum mendengar ucapan Hamzah. "Tidak apa, Yank. Menjadi istrimu saja sudah membuatku bahagia".

Malam semakin larut. Mreka pun masuk ke kamar, mengistirahatkan tubuh mereka yang penat.

Keesokan hari Hamzah mulai bekerja. Setelah sarapan pagi, ia pun berpamitan pada istrinya. "Yani, aku berangkat dulu!"

"Iya, Yank. Kita berangkat sama-sama, ya. Aku juga mau keluar, mau bantuin ibu di warung lagi. Bosan kalau dirumah terus nggak ngapa-ngapain. Boleh, kan!"

"Tentu saja boleh! lagipula kita kan satu arah" ujar Hamzah, mencubit kecil hidung istrinya.

"Ish, kamu ini!" mendengus kesal, mengusap hidungnya yang terkena cubitan.

Hamzah tertawa melihat ekspresi Larissa. "Ya udah, ayo kita berangkat!".

Mereka pun berangkat dengan menaiki sebuah sepeda butut. Hamzah mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Sedang Larissa ada diboncengkan belakang, melingkarkan lengannya pada pinggang Hamzah. Mereka terlihat sangat mesrah. Tanpa perduli pada tatapan orang yang memandang rendah.

Setelah lama mengayuh, mereka pun sampai juga di warung ibu. "Nanti pulangnya tungguin aku, ya. Aku akan menjemputmu!".

Larissa menganggukkan kepala sebagai jawaban. Hamzah pun berlalu, sedang Larissa membantu melayani pembeli yang mulai berdatangan.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta dn mr playboy mampir thor sekalian kufavoritkan

2022-10-29

0

Senajudifa

Senajudifa

so sweetx

2022-10-29

0

tintakering

tintakering

bakal penuh perjuangan 😁

2022-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Baba 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Baba 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!