Bab 4

Hari ini adalah hari terakhir Hamzah bekerja, karena proyek yang ia kerjakan sudah selesai. Itu artinya Hamzah tidak akan mendapat pekerjaan lagi.

Tentu saja Hamzah tidak akan tinggal diam dan berpangku tangan, ia memutuskan untuk ikut melaut bersama Iqbal, kakak dari Larissa yang memiliki perahu nelayan sendiri.

"Kak, besok aku mau ikutan melaut sama kakak. Kerjaan ku sudah selesai, jadi aku nggak ada kerjaan lagi" ucap Hamzah saat ia melihat Iqbal hendak memasuki kamarnya.

"Ok!. Nanti kita berangkat pukul tiga dini hari. Nanti aku bangunin kalau udah mau berangkat!" jawab Iqbal.

"Iya, kak, makasih!." Hamzah lantas masuk ke dalam kamarnya sendiri. Kemudian ia mengambil sebuah amplop dari balik saku baju kerjanya tadi, lalu menghampiri Larissa yang tengah sibuk melipat baju. "Yank, ini uang hasil kerjaku kemarin. Kamu yang simpan, ya. Tolong pergunakan dengan baik" ucapnya sambil menyodorkan amplop tadi.

"Iya, yank. Makasih!."

"Oh ya, besok aku sudah tidak kerja lagi di proyek, karena pembangunan sudah selesai. Tapi kamu nggak usah cemas, aku tadi sudah bilang ke kak iqbal akan ikut melaut, dan kakak mengizinkan."

"Iya, Yank. Nanti aku siapin bekal buat kamu. Jam berapa kamu pergi melaut?."

"Sekitar jam tiga dini hari. Nanti kak Iqbal akan membangunkan ku kalau akan berangkat."

"Baiklah!."

Hening sejenak.

"Kamu masih sibuk, nggak?."

"Ada apa emangnya?."

"Aku mau minta dibikinkan kopi."

"Oh, nanti aku buatkan, tapi aku masukin baju-baju ini ke dalam lemari dulu, ya. Kamu istirahat saja dulu!."

"Baiklah! makasih banyak, yank!."

Hamzah pun merebahkan diri diatas kasur, sedang Larissa memasukkan baju-baju yang telah ia lipat ke dalam lemari. Kemudian ia beranjak menuju dapur untuk membuatkan Hamzah secangkir kopi.

"Ini, Yank kopinya!" ujar Larissa sambil meletakkan kopi tersebut diatas nakas.

"Makasih!" jawab Hamzah seraya bangkit dari tidurannya.

Hamzah pun menyeruput kopi tersebut, sedang Larissa melanjutkan pekerjaan lain yang belum selesai.

...****************...

Tak terasa sudah sebulan mereka menikah. Larissa mampu menyisihkan sedikit uang untuk ditabung, walaupun belum terlalu banyak. Dan dari tabungan tersebut Hamzah berencana untuk membeli sebuah sepeda motor.

Hamzah pun mengutarakan niatnya tersebut kepada Larissa. "Yank, aku ingin membeli sepeda motor. Gimana? kamu setuju nggak?."

"Tapi tabungan kita belum seberapa. Apa cukup untuk membeli sebuah motor?."

"Tadi temenku ngasih kabar kalau dia ingin menjual sepeda motornya karena sedang butuh uang. Harganya juga tergolong murah."

"Tapi bagaimana dengan kondisinya? apa masih bagus?."

"Tadi kulihat kondisinya masih bagus. Kebetulan sepeda itu memang sudah lama ku incar. Dulu aku sering memakainya."

"Kamu yakin?."

"Sangat yakin!."

Larissa pun menghela napas, menyerah pada keinginan suaminya. "Kalau gitu terserah kamu. Tapi tidak ada salahnya kalau kamu cek sekali lagi."

"Iya, Yank. Rencananya nanti malam aku mau mengajak kak Iqbal untuk mengecek sekali lagi."

Hening sejenak.

"Emh...Yank, aku boleh minta sesuatu nggak?" tanya Hamzah ragu-ragu.

"Ada apa? katakan saja!."

"Boleh nggak aku pinjam dulu kalung mu. Buat jaga-jaga kalau nanti uangnya kurang."

"Tapi, Yank, ini kalung dari ibuku. Aku tidak berani sembarangan menjualnya. Aku harus minta izin dulu dengannya, ya walaupun ibu bilang semua perhiasan yang kupakai ini memang untukku" ucap Larissa menolak.

"Kalau begitu kamu minta izin dulu sama ibu. Nanti kalau ada rezeki pasti aku ganti!."

"Tapi, Yank..."

"Aku mohon. Aku sangat menginginkan sepeda motor itu" ucap Hamzah penuh harap.

Larissa kembali menghela napas. Rasanya tak kuasa untuk menolak keinginan suaminya. "Ya sudah. Nanti aku akan coba bicara sama ibu. Tapi aku nggak janji apakah ibu akan mengizinkan."

"Terimakasih banyak, Yank. Aku sangat mengharapakan berita baik darimu!" ucap Hamzah dengan mata berbinar.

"Ya sudah! Sekarang aku mau menata makanan dulu. Bentar lagi waktunya berbuka."

Hamzah pun menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Larissa berlalu menuju dapur untuk menyiapkan hidangan berbuka puasa, karena memang saat itu sedang bulan puasa.

Tak berselang lama setelah Larissa usai menata hidangan, adzan Maghrib pun berkumandang, menandakan waktu untuk berbuka puasa bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa.

Larissa pun mengajak Hamzah untuk berbuka puasa bersama, dan kemudian dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah.

Usai menjalankan ibadah tarawih di masjid, Larissa pergi membantu ibunya berjualan rujak, karena saat bulan puasa seperti ini mereka memang buka usai berbuka.

Sedang Hamzah pergi ke rumah temannya yang tadi ia bilang akan menjual motornya, tentu saja kali ini ditemani oleh Iqbal.

Saat pembeli mulai berkurang, Larissa mencoba mengutarakan keinginan Hamzah tadi. Dan sesuai dengan dugaan, ibunya tidak setuju dengan rencana itu. "Tidak, ibu tidak setuju kamu menjual kalung itu. Lagipula kakakmu juga sedang butuh uang. Ia ingin memperbesar perahunya."

"Tapi, Bu, bukankah ibu pernah bilang kalau perhiasan yang aku pakai ini sudah menjadi milikku. Jadi terserah aku mau dipakai buat apa, kan!"

"Tetap saja, ibu tidak setuju! Lebih baik sekarang kau pinjamkan uang tabunganmu itu pada kakakmu dulu. Nanti kalau ada rezeki, ibu akan belikan kalian sepeda yang lebih bagus!."

Larissa diam, ia sangat kecewa dengan keputusan ibunya. Karena sedari dulu ia selalu mengutamakan keinginan kakaknya. Tapi mau bagaimana lagi, sekeras apapun ia mencoba, tetap saja ibunya tidak akan setuju. Ia hanya bisa berpasrah sambil berharap semoga suaminya bisa mengerti keadaannya.

Beberapa saat kemudian Hamzah datang. Ia tidak sabar untuk mendengar apakah ibunya memperbolehkan untuk menjual kalung yang dikenakan istrinya itu atau tidak. Ia segera menghampiri istrinya yang sedang bersantai di belakang warung.

"Gimana, yank? Apakah kamu sudah bilang ke ibu?" tanya Hamzah langsung setelah ia berada di dekat istrinya.

"Sudah, yank!" jawab Larissa datar.

"Terus, gimana kata ibu? dia setuju, kan?" tanyanya lagi dengan antusias.

Larissa menggelengkan kepala. "Tidak, Yank. Ini tidak setuju!."

Hamzah terlihat sangat kecewa mendengar jawaban dari istrinya.

Hening sesaat.

"Yank, tadi ibu bilang kak Iqbal mau memperbesar perahunya. Ibu meminta untuk meminjamkan dulu uang tabungan kita padanya. Katanya nanti ibu akan mengganti dengan membelikan sepeda motor yang lebih bagus kalau ada rezeki" ujar Larissa lirih setelah beberapa saat saling diam.

"Tapi kak Iqbal tidak pernah bilang ingin meminjam uang dari kita. Bahkan tadi saat ku ajak mengecek sepeda, dia juga nggak ngomong apa-apa" jawab Hamzah dengan mengerutkan dahi.

"Mungkin dia malu untuk mengatakan. Dia pasti ingin kita mengerti sendiri. Apalagi tadi ini yang minta."

"Ya nggak bisa begitu juga, dong. Kalau niat mau pinjam, ya bilang. Gimana kita bisa mengerti kalau dia nggak pernah bilang" ucap Hamzah kesal. Ia tidak suka dengan cara ibu mertua dan kakak iparnya dalam meminjam uang.

"Tap, Yank...."

"Kalau dia memang niat mau pinjam uang, suruh bicara! jangan dengan cara diam seperti ini. Lagipula kita juga sedang butuh uang. Apa kamu nggak kasihan denganku, kesana kemari jalan kaki!" ujar Hamzah sedikit emosi.

"Tapi ibu berjanji akan membelikan sepeda untuk kita nantinya!."

"Aku lebih suka membeli dengan hasil keringatku sendiri!."

Larissa memilih untuk diam, tidak ingin membantah ucapan Hamzah lagi. Karena ia tahu, ,semakin ia membantah, semakin Hamzah marah.

Hamzah pun pergi meninggalkan larissa yang tengah dilanda kebimbangan.

Terpopuler

Comments

mamayot

mamayot

aku like lagi ya kak, semangattttttt

2022-12-02

0

tintakering

tintakering

keinginan adalah sumber penderitaan 😊

2022-11-26

0

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta dn mr.playboy mampir

2022-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Baba 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Baba 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!