Chapter 5. Sidang Tesis

"Silahkan Saudara Anara memaparkan tesisnya." Penguji sidang tesis Anara Prof. Mukhtar mempersilahkan Anara untuk pemaparan Tesisnya.

"Selamat Pagi, Salam sejahtera bagi kita semua. Terima kasih kepada Pembimbing Saya yang sudah hadir disini, Kepada Para penguji, dan Teman-teman semua yang hadir hari ini. Perkenalkan Saya Anara Putri Paramartha Jurusan Manajemen hari mempresentasikan hasil penelitian Tesis Saya yang Berjudul " Pengaruh Stres Kerja dan Emosi terhadap Perilaku Kontraproduktif Guru di Sekolah Menengah Atas di Kota X."

Anara yang sudah mulai pemaparan Tesis disakaikan Dosen Pembimbing, Dosen Penguji dan Rekan-Rekan peserta sidang lainnya. Tak Luput teman-teman kelas Anara yang menyaksikan sidangnya tak terkecuali Radit dan Vina. Vina yang baru mendaftarkan sidang, sementara Radit minggu lalu sudah lebih dulu sidang.

Suasana di ruang sidang pun begitu saat kondusif dan atraktif. Anara begitu menguasai tesisnya sehingga setiap pertanyaan yang diberikan penguji kepadanya dapat ia jawab dengan lancar dan yakin.

Sedangkan di pojok ruang tersebut Radit dan Vina menonton jalannya sidang tesis Anara dengan pikirannya masing-masing.

"Baiklah semua perserta sidang hari ini sudah menyampaikan pemaparan tesisnya. Kami selaku Panitia sidang, Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji akan melakukan penilan terhadap hasil sidang hari ini. Silahkan bagi semua mahasiswa diperkenankan istirahat dan meninggalkan ruang sidang dan berkumpul lagi di ruang ini pada Pukul 14.00 untuk mengetahui apakah Tesis yang Saudara paparkan hari ini Lulus atau Tidak." itulah penjelasan ketua sidang tesis hari ini dan seluruh mahasiswa yang ada diruang tersebut keluar untuk beristirahat.

"Anara, keren banget tau tadi...." Vina yang langsung memeluk sahabatnya Anara dan menghampirinya.

"Kamu tadi keliatan mantap dan siap banget Nara." Radit yang menghampiri Nara dengan senyuman manisnya.

"Senyum itu manis sekali, Sayangnya tertuju untuk Nara," Batin Vina menyadari Senyuman Radit pada Anara.

"Lega rasanya udah selesai sidang, tapi masih deg degan nunggu hasilnya nie." Anara seperti biasa yang selalu tau bagaimana perasaan Vina ketika Radit mulai seperti itu kepada dirinya.

"Gw yakin 100% kalo lo pasti Lulus sidang hari ini Ra." Vina berkata dengan sangat yakin sambil mengepal tangan tanda semangat.

"Aamiin." jawab Anara.

Radit yang dari tadi masih terus menatap Anara dengan senyumnya, terlihat memiliki rencana dalam hatinya.

"Btw, temenin gw makan yuk Vin, Dit, soalnya dari pagi gw belum makan nie, Laper." Nara menggiring kedua temannya itu menuju kantin kampus mereka.

14.00

Semua mahasiswa peserta sidang tesis masuk kembali keruangan. Dari wajahnya semua terlihat begitu gugup menantikan hasil sidang. Tak terkecuali Anara, wajahnya tampak serius dan mulutnya terus berdoa.

Hingga dipojok ruangan Radit yang selalu menatap kearahnya tidak ia sadari. Namun Vina yang selalu curi-curi pandang pada Radit tahu betul bahwa kini Radit tengah menatap Anara.

"Terima kasih kepada seluruh Mahasiswa peserta sidang tesis hari ini. Kami sebagai Panitia sidang tesis hari sudah berunding dan mempertimbangkan hasil Sidang hari ini. Kami senang banyak ide-ide baru yang muncul dan perspektif baru dari hasil penelitian yang Saudara -Saudara lakukan. Namun tentunya ada beberapa bagian mengenai substansi yang masih harus direvisi. Untuk detailnya Saudara nanti bisa lihat langsung catatan maupun revisi dari kami di tesis Saudara masing. Dan untuk hasil sidang hari ini, Kami selaku panitia sidang tesis menyatakan bahwa,,,," ketua panitia sidang menjeda pengumumannya dan...

"Lulus dengan Catatan ada perbaikan!" Lanjut ketua sidang memberikan pengumuman.

"Alhamdulillah. terima kasih ya Allah," Anara mengusap wajahnya dan raut kebahagiaan terpancar dari wajahnya. seketika juga senyuman itu mampu menciptakan senyuman di wajah Radit yang tak lepas memperhatikan Anara dari tadi.

Selagi Anara merapikan berkas-berkas sidangnya dan membuka tesis nya yang ada beberapa catatan tentunya untuk direvisi kedua sahabatnya Radit dan Vina Menghampiri dan mengucapkan selamat.

"Selamat ya Anara," peluk Vina dan Anara pun menerima pelukan sahabatnya itu dengan senang.

"Selamat ya Ra," Radit memberikan selamat kepada Nara dengan senyum yang terus mengembang pada wajahnya.

"Makasi ya Kalian berdua hari ini hadir buat nyemangatin gw." ucap Anara kepada Radit dan Vina.

"Sama Nara, doain gw juga ya minggu depan gw sidang." ucap Vina.

"Aamiin." Anara dan Radit bersama.

"Oh iya Nar, jalan yuk kita sekalian rayain buat lo." Vina masih menggandeng lengan Anara menuju lobby kampus tentunya Radit masih bersama mereka.

"Maafin gw ya Vin, bukannya ga mau jalan sama kalian, tapi bokap nyokap gw mau ngajakin pergi." Jelas Anara yang memang itu bukan sekedar Alasan. Karena memang Papa Mamanya mengajak Anara untuk Dinner.

"Yah,,, oke deh,,,kalo ga gini aja pas setelah gw sidang deh minggu depan, jadi kan tenang tuh, semua udah sidang. gimana? usul Vina yang sebenernya dihati kecil paling dalam mereka bertiga bisa kumpul. Karena dengan cara seperti itu Vina punya alasan untuk mengajak Radit.

"ide bagus tuh Vin. Oke kalo gitu. gw sekalian cabut ya, maafin ya,,, " Anara dengan wajah ga enak hati karena menolak ajakan Vina kali ini.

"Gpp, ywd lw hati-hati ya dijalan. Gw juga mau balik deh, gw jadi deg-degan nie menghadapi minggu depan gw sidang." Vina kembali ingat jadwal sidangnya.

"Gw doain lo lancar disidang minggu depan dan kita bisa lulus bareng dan wisuda bareng." Doa Anara bagi mereka bertiga khususnya untuk vina yang baru akan sidang tesis minggu depan.

"Aamiin." serentak ketiganya secara bersamaan.

Karena Vina dan Anara masing-masing berbeda parkiran maka keduanya berpisah selepas pintu keluar fakultasnya. Sementara Anara yang sadar bahwa Almamaternya tertinggal diruang sidang, ia pun bergegas kembali menuju lantai 3.

"Mau kemana Nar?" Radit memanggil Anara.

"Almamater gw ketinggalan diruang sidang. Lo belum pulang Dit?" Anara berbasa basi kepada Radit.

"Gw tadi ke akademik dulu buat nyerahin final revisi." Radit mengiringi langkah Anara menuju Lift dan Anara menekan lantai 3 menuju ruang sidang.

Tak ada percakapan dan suasana dalam Lift juga hening. Hanya ada Anara dan Radit. Dalam sunyi itu Radit memecah sepi dengan pertanyaannya.

"Nar, Bisa bicara sebentar ga?" Pintu Lift terbuka dan Anara melangkahkan kaki keluar serta berbalik menghadap Radit yang mengajaknya bicara.

Jujur perasaan Anara ga enak. Bukan kepedean atau bagaimana. Anara hanya menerka-nerka apa yang mau Radit katakan padanya.

Ternyata ketika Anara hendak masuk keruangan untuk mencari Almamaternya, kembali suara Radit memanggilnya kali ini dengan meraih lengan Anara.

Anara sedikit terkejut dan berbalik kembali kehadapan Radit. Ia melihat wajah Radit yang begitu serius tidak seperti biasanya. sorot mata itu begitu tajam. Anara kikuk melihat tatapan Radit dan mencoba mencairkan suasana.

"Mau ngomong apa Dit?" Anara memulai percakapan dengan wajar.

"Aku tau mungkin waktu dan tempatnya ga tepat, dan bikin kamu kaget. Tapi aku yakin ini saatnya buat aku untuk mengampaikan hal ini yang memang sudah lama mau aku sampaikan." Hening sejenak,,,

"Aku suka sama kamu Anara. Aku mau menjalin hubungan serius sama kamu. Aku mau menjadi bukan sekedar teman kampus kamu." Kembali raut wajah itu menampakkan keseriusan dan tatapan yang dalam.

"Aku tahu, ini mungkin mengejutkan kamu. Untuk itu aku ga minta kamu untuk jawab sekarang. Kamu bebas berfikir terlebih dahulu sebelum kamu menjawabnya. Aku akan tunggu jawaban kamu." Mantap Radit mengampaikan maksud hati yang selama ini ia pendam kepada Anara.

Anara yang belum menjawab apa-apa. Ditatapnya wajah Radit. Anara sesungguhnya tidak terlalu terkejut akan apa yang disampaikan Radit. Namun ia hanya tidak menyangka bahwa hari inilah saat yang ia takutkan terjadi.

Sejujurnya ia tahu betul Radit adalah pribadi yang baik. tidak ada hal buruk apapun yang bisa membuat Anara sebutkan untuk menolak Radit. Ia pun menyadari bagimanapun juga Vina sahabatnya juga menyukai Radit.

Tentu Anara tidak mau hubungan persahabatnya dengan Vina rusak karena hal ini. Terlepas semua itu, Hati kecil Anara memang hanya menganggap Radit teman nya.

Tidak ada perasaan lain dan hatinyapun tidak bergetar bila bersama Radit. Tidak seperti ketika ia berjumpa dengan Baskara. Ya nama itu, mengingatnya saja membuat hati Anara hangat. Namun sekaligus teringat akan hari itu.

Perlahan Anara memulai buka suara memecahkan keheningan.

"Dit, sebelumnya aku terima kasih atas apa yang kamu sampaikan ke aku. aku juga mau berterima kasih kalau selama ini kamu membantu aku selama perkuliahan. Tapi,,, " Anara menjeda ucapannya,,, kembali menarik nafas dan melanjutkannya.

"Dit,,,Maaf,,,Aku ga bisa membalas permintaan kamu. Aku hanya menganggap kamu sebagai teman aku. Aku berharap kamu ga kecewa atas jawaban aku ini." Anara mengatur setiap kata yang akan ia sampaikan kepada Radit.

Hendak kembali mencari almamaternya untuk mengalihkan ...

"Apa semua itu karena Vina!" Radit memotong langkah Anara dan berhasil membuat Anara kembali berhadapan denganya.

"Bukan begitu Dit, hanya memang aku selama ini menganggap kamu teman." Anara meyakinkan.

"Baiklah kalau begitu. Paling tidak aku cukup lega sudah menyampaikan perasaan yang selama ini aku tahan dan baru aku bisa sampaikan saat ini. Aku tidak akan kecewa kepadamu Nar, karena perasaan seseorang tidak bisa dipaksaan. begitu kamu. Aku menghargai kejujuran kamu. "Radit berusaha tegar walau hatinya sakit.

"Aku berharap walaupun kamu nolak aku, kamu ga bakal menghindarkan kalau ketemu aku? kita masih bisa tetap berteman kan Nar?" Radit mencoba menata hatinya agar nampak biasa di depan Anara.

" Ya kita akan tetap selalu berteman sampai kapanpun. Karena kamu teman yang baik." Sebenarnya ada rasa tidak enak kepada Radit dengan kejujurannya.

"Oke. Kalo gitu aku duluan ya." pamit radit.

"Oh iya, ini." sambil membuka tasnya radit menyerahkan Almamater Anara.

"Tadi pas kamu sama Vina bergegas keluar ruangan aku melihat ini di kursi ruang sidang. Jadi aku bawa sekalian dan sekarang aku kembalikan." Radit menyerahkan Almamater Anara.

"Makasi ya Dit. Kamu hati-hati ya." Anara menerima Almamaternya dan melihat punggung Radit mulai menjauh menuju Lift.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Chapter 1. Sebuah Tugas
2 Chapter 2. Pak Guru Ganteng
3 Chapter 3. Baskara Bima Megantara
4 Chapter 4. Permintaan Papa
5 Chapter 5. Sidang Tesis
6 Chapter 6. Patah Hati
7 Chapter 7. Sudah Punya Pacar
8 Chapter 8. Dita Permata Sari
9 Chapter 9. Setahun Berlalu
10 Chapter 10. Kerjasama
11 Chapter 11. Tawaran Perjodohan
12 Chapter 12. Dilema Rengga
13 Chapter 13. OM OM Galak
14 Chapter 14. Siapa Raditya?
15 Chapter 15. Grand Launching
16 Chapter 16. Dita dan Rengga
17 Chapter 17. Lunch
18 Chapter 18. Kejanggalan
19 Chapter 19. Sisi Lain Dita
20 Chapter 20. Rio Reifan Prabowo
21 Chapter 21. Wedding Rossa
22 Chapter 22. Anara Dilamar
23 Chapter 23. Panas, Panas, Panas!
24 Chapter 24. Vina, I Love You
25 Chapter 25. Buket Mawar Merah
26 Chapter 26. Pernyataan Cinta Rengga
27 Chapter 27. Melamar Dita
28 Chapter 28. Rengga & Dita Wedding
29 Chapter 29. Prahara BTS
30 Chapter 30. Wedding Anara &Baskara
31 Chapter 31. Drakoran Vina & Dita
32 Chapter 32. Honeymoon Anara & Baskara
33 Chapter 33. Kecurigaan Rengga
34 Chapter 34. Rengga Cemburu
35 Chapter 35. Wedding Vina & Rio
36 Chapter 36. Pengantin Baru
37 Chapter 37. Clara Kembali
38 Chapter 38. Jebakan Dita
39 Chapter 39. Kehadiran Cindy
40 Chapter 40. Tasya Mahalini Prabowo
41 Chapter 41. Abimana Aryasatya Permana
42 Chapter 42. Perjuangan Abimana
43 Chapter 43. Keraguan Rio
44 Chapter 44. Kehamilan Dita
45 Chapter 45. Tak Gentar Menghadapi Calon Mertua
46 Chapter 46. Lamaran Diterima
47 Chapter 47. Persiapan Wedding Abimana & Tasya
48 Chapter 48. Wedding Abimana & Tasya
49 Chapter 49. Abimana Sakit
50 Chapter 50. Kue Putu
51 Chapter 51. Kehamilan Anara
52 Chapter 52. Kehamilan Simpatik / Sindrom Couvade
53 Chapter 53. Honeymoon Abimana & Tasya
54 Chapter 54. Welcome Raka & Rama
55 Chapter 55. Love Care
56 Chapter 56. Ulang Tahun Keysa
57 Chapter 57. Adrian Revan Ibrahim
58 Chapter 58. Welcome Baby's Triplet
59 Chapter 59. Anindya Putri Megantara
60 Chapter 60. Tasya Hamil
61 Chapter 61. Selamat Jalan Granpa Brata
62 Chapter 62. Kekhawatiran Rengga
63 Chapter 63. Sagara, Shakila, Shafira
64 Chapter 64. Perpisahan (The End)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Chapter 1. Sebuah Tugas
2
Chapter 2. Pak Guru Ganteng
3
Chapter 3. Baskara Bima Megantara
4
Chapter 4. Permintaan Papa
5
Chapter 5. Sidang Tesis
6
Chapter 6. Patah Hati
7
Chapter 7. Sudah Punya Pacar
8
Chapter 8. Dita Permata Sari
9
Chapter 9. Setahun Berlalu
10
Chapter 10. Kerjasama
11
Chapter 11. Tawaran Perjodohan
12
Chapter 12. Dilema Rengga
13
Chapter 13. OM OM Galak
14
Chapter 14. Siapa Raditya?
15
Chapter 15. Grand Launching
16
Chapter 16. Dita dan Rengga
17
Chapter 17. Lunch
18
Chapter 18. Kejanggalan
19
Chapter 19. Sisi Lain Dita
20
Chapter 20. Rio Reifan Prabowo
21
Chapter 21. Wedding Rossa
22
Chapter 22. Anara Dilamar
23
Chapter 23. Panas, Panas, Panas!
24
Chapter 24. Vina, I Love You
25
Chapter 25. Buket Mawar Merah
26
Chapter 26. Pernyataan Cinta Rengga
27
Chapter 27. Melamar Dita
28
Chapter 28. Rengga & Dita Wedding
29
Chapter 29. Prahara BTS
30
Chapter 30. Wedding Anara &Baskara
31
Chapter 31. Drakoran Vina & Dita
32
Chapter 32. Honeymoon Anara & Baskara
33
Chapter 33. Kecurigaan Rengga
34
Chapter 34. Rengga Cemburu
35
Chapter 35. Wedding Vina & Rio
36
Chapter 36. Pengantin Baru
37
Chapter 37. Clara Kembali
38
Chapter 38. Jebakan Dita
39
Chapter 39. Kehadiran Cindy
40
Chapter 40. Tasya Mahalini Prabowo
41
Chapter 41. Abimana Aryasatya Permana
42
Chapter 42. Perjuangan Abimana
43
Chapter 43. Keraguan Rio
44
Chapter 44. Kehamilan Dita
45
Chapter 45. Tak Gentar Menghadapi Calon Mertua
46
Chapter 46. Lamaran Diterima
47
Chapter 47. Persiapan Wedding Abimana & Tasya
48
Chapter 48. Wedding Abimana & Tasya
49
Chapter 49. Abimana Sakit
50
Chapter 50. Kue Putu
51
Chapter 51. Kehamilan Anara
52
Chapter 52. Kehamilan Simpatik / Sindrom Couvade
53
Chapter 53. Honeymoon Abimana & Tasya
54
Chapter 54. Welcome Raka & Rama
55
Chapter 55. Love Care
56
Chapter 56. Ulang Tahun Keysa
57
Chapter 57. Adrian Revan Ibrahim
58
Chapter 58. Welcome Baby's Triplet
59
Chapter 59. Anindya Putri Megantara
60
Chapter 60. Tasya Hamil
61
Chapter 61. Selamat Jalan Granpa Brata
62
Chapter 62. Kekhawatiran Rengga
63
Chapter 63. Sagara, Shakila, Shafira
64
Chapter 64. Perpisahan (The End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!