Baskara Bima Megantara. Nama itu kini terngiang-ngiang dikepala Anara. Entah mengapa ia begitu terpesona dengan Pria yang memiliki fostur tubuh tinggi, bahu yang bidang, mata cekung, hidung mancung, dan satu lagi yang membuat terlihat manis, senyum yang terhias lesung pipi begitu membuat hati Anara yang selama ini hampir tak bergeming kini seakan menuntut untuk terus bisa bertemu dengan sang pemilik.
Ah,,, mengapa terus terbayang Baskara, padahal seumur hidupnya banyak pria tampan silih berganti tak terkecuali Raditya, namun hatinya tidak pernah bergetar maupun bergeming, berbeda dengan Baskara yang mampu merontokan konsentrasinya saat ini ditengah dirinya sedang serius didepan laptop mengetik kata per kata dalam tesisnya.
Tesis yang kini masih tahap revisi dan revisi. Siang ini Anara akan bimbingan tesis ke Prof. Dian, pembimbing keduanya setelah beberapa waktu yang lalu sudah ke Prof. Budi selaku pembimbing tesis pertamanya.
"Anara Putri Paramartha!" suara Vina mengejutkan Anara yang tanpa sadar melamun dengan mata menerawang.
"Hai Vin, darimana?" Gelapan Anara menjawab panggilan Vina.
"Ya ampun Nara, Nara. Lo itu ngelamunin apa sie, gw panggil-panggil dari tadi ga jawab-jawab. Hayoooo,,, ngelamun Jorok ya!" Goda Vina sambil mendudukan bokongnya dikursi depan Anara duduk.
"Sembarangan Lo Vin!" Anara berusaha mengalihkan Vina yang mulai jahil dan mulutnya pastilah Losdol kalo bicara.
"Heheheheheee, lagian ngelamun aja, Hati-hati loh Nar, Ayam tetangga gw kebanyakan ngelamun mati!" Vina yang masih senang meledek sahabatnya itu.
"Huuuhsss, sembarangan. Emang gw Ayam." Anara mendengus kesal dengan ledekan sahabatnya.
"Btw, Lo udah sampe kampus aja jam segini, Ada jadwal bimbingan? Bukannya Prof. Budi lagi keluar negeri ya?" Vina sambil membuka laptonya dan mengeluarkan beberapa note untuk bahan tesisnya.
"Gw mau bimbingan ke Prof.Dian, menyerahkan revisi. Lo sendiri tumben, biasanya paling susah kalo gw ajak ke kampus?" Anara melanjutkan mengotak atik tesisnya yang sempat tertunda karena teringat Baskara.
Vina mengalihkan pandangannya keluar jendela perpus dan menghela nafas panjang.
"Biar cepet kelar Nar, biar cepet sidang terus wisuda, terus,,," Vina tidak melanjutkan kata-katanya dan terus menatap keluar jendela.
"Terus apa Vin?"Anara yang mulai merasakan ada perbedaan dengan sahabatnya yang biasanya ceria namun beberapa waktu ini menjadi lebih pendiam dan sering melamun.
Vina yang sadar dengan tatapan menelisik Anara segera mengalihkannya dengan candaan dan keriuhan ala Vina.
" Terus Kelar beban hidup gw." Jawab Vina sekenanya dan berusaha kembali ceria.
"Gw kira kenapa lo Vin," Anara tersenyum dengan jawaban Vina, namun dihati kecilnya nampak Vina seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Namun Anara tidak akan memaksa Vina untuk bercerita, toh Vina pasti memiliki pertimbangannya sendiri.
"Btw, Lo masih kesekolah SMA lo?" kini Vina yang berusaha membuka obrolan dengan topik lain.
"Udah enggak, kan udah selesai Penelitiannya." mata Anara masih terus menatap laptopnya sambil mengetik tanpa memandang wajah Vina.
"Kirain masih kesekolah, Masih Ketemuan gitu sama Pak Baskara si Guru Ganteng." Vina sengaja mendekatkan wajahnya demi memastikan ekspresi Anara saat ia menyebut nama Baskara.
"Ya enggaklah, Ngapain gw kesana, urusan kita kan udah selesai." Anara berusaha menjawab wajar karena ia paham betul maksud pertanyaan Vina.
Tak puas dengan jawaban yang Anara berikan Vina semakin penasaran dan kembali kepo. Namun ditengah obrolannya yang asik meledek Anara datang teman sekelas mereka yang membuat Vina salah tingkah.
"Anara!" senyum itu selalu manis dan selalu membuat Vina terpesona namun nama yang dipanggil malah belum merespon malah masih asik bekutat didepan laptop dan tak sadar dengan seseorang yang kini sedang duduk disampingnya.
Melihat Raditya yang langsung duduk disamping Anara membuat Senyum Vina yang semula merekah seketika padam dan bukan Vina namanya kalau tidak kembali ceria walaupun ada sedih direlung hatinya karena selama ini Radit tidak menyadari perasaannya.
Sadar bahwa ada seseorang yang duduk disampingnya, Anara menyapa dan tetap bersikap seperti biasanya. Anara tahu betul perasaan sahabatnya Vina yang menaruh hati kepada Radit, Namun pria itu malah mendekatinya.
Anara sebisa mungkin tidak mau membuat sahabatnya Vina bersedih. Selain itu ia pun memang tak pernah menanggapi perasaan Radit karena di hati Vina tidak sedikitpun ada perasaan untuk Radit, Anara hanya menganggap Radit sebagai teman sekelasnya.
"Hai, Dit." Jawab Anara menoleh ke Radit yang berada disampingnya dan kembali mengalihkan mata ke laptop melanjutnya merevisi tesisnya.
"Mau bimbingan ya Nar? Kalo gitu bareng yuk, Aku juga mau ke Prof.Martin untuk minta ACC pengajuan sidang." Tawaran Radit kepada Nara dan sekaligus membuat Vina sedikit murung.
" Maaf Dit, Aku ga ada jadwal bimbingan ke Prof.Budi, Aku mau bimbingan ke Prof.Dian." Anara menyimoan datanya dan mengoffkan laptopnya bersiap untuk pergi karena ia mau segera bertemu Prof.Dian.
"Mau kemana Nar?" Vina melihat gelagat Anara hendak pergi.
"Gw mau ke Prof.Dian dulu ya, asistennya ngabarin kalau saat ini Prof.Dian bisa ditemui, jadwal dimajukan karena siang nanti Prof.Dian akan menjadi penguji di sempro. Gw tinggal dulu ya Dit, vin, Bye." Anara segera meninggalkan sahabatnya dan Radit di kursi perpus.
Sepeninggalnya Anara Raditpun hendak pergi. Melihat itu Vina langsung berusaha membuat Radit kembali. Reflek tangan Vina menahan lengan Radit. Kedua berpandangan dan sekian detik terdiam. Mata itu selalu mampu membuat detak jantung Vina berlari-lari tidak beraturan.
Radit yang kaget dengan apa yang kini dilakukan Vina, mencoba bersikap biasa saja. Bukan ia tidak menyadari bahwa selama ini Vina menyukai dirinya namun hatinya terlanjur menaruh hati kepada Anara. Ya,,, sejak pertama di parkiran waktu seleksi tes masuk. Dimana saat itu Anara sedang berbicara dengan Panitia seleksi untuk memberikan solusi kepada peserta lain yang tertinggal kartu pesertanya dan membuat antrian menjadi panjang. Saat itu Radit terkesima dengan Anara tepatnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nyonya Gunawan
Jgn di pendam di ungkapin donk..
2022-11-23
2