"Vin!" Anara memanggil Vina sambil memastikan mobilnya sudah terkunci dan berjalan menghampiri sahabatnya yang sudah memasang wajah cemberut.
"Ya ampun Nara, akhirnya lo sampe juga, gw udah sampe dilalerin disini." Omelan Vina yang panjang dan nyerocos layaknya emak-emak kepada anaknya.
"Tadi macet Vin, lo taukan gimana jalan kalo pagi. Ya udah yuk cepet kita udah ditunggu Pak Waluyo."Anara menggandeng lengan sahabatnya sambil terus memasuki sebuah gerbang sekolah.
Vina pun mengikuti sahabatnya dan langsung tersenyum kembali segeranya mereka sudah sampai depan gerbang sekolah mengambil data penelitiannya.
Anara dan Vina memang baru kenal ketika mereka sama-sama mulai kuliah Pasca Sarjana. Pertemuan Awal mereka terjadi saat Tes penerimaan masuk kampus tersebut. Vina yang saat itu sedang berdebat dengan panitia penerimaan tes dan langsung dihampiri Anara.
#Flashback On#
"Pak, Saya itu beneren kok masuk salah satu peserta seleksi, masa saya bohong" Suara Vina yang mampu membuat orang melihat kearahnya.
"Coba kamu tunjukkan bukti lembar Kartu Peserta Seleksinya? Kalo ga bisa, ya dengan terpaksa kamu tidak kami perbolehkan untuk masuk mengikuti seleksi" Seorang panitia dengan agak kesal karena merasa Vina hanya mencari-cari alasan.
Dengan kekesalannya Vina terus menggerutu dan mencari-cari Kartu Peserta tersebut.
"Mbak bisa tunjukkan kartu peserta seleksinya?" Pinta panitia ketika Anara hendak masuk keruangan Seleksi.
"Oh, ini Pak," Anara langsung menunjukkan Kartu Seleksi yang ada ditangannya.
"Sebentar saya cek," Panitia tersebut segera memastikan kartu peserta Anara dan Melihat ke arah Anara.
"Ok. Silahkan Masuk." Panitia Selesai Memverifikasi dan mempersilahkan Anara Masuk.
" Pak! terus Saya gimana, masa Saya ga boleh masuk?" Vina kembali memohon dan sedikit memaksa.
Anara yang hendak berjalan masuk seketika berhenti dan bertanya ada masalah apa.
"Maaf Pak kenapa Ya?" wajah berusaha mencari tahu keadaan apa yang membuatnya penasaran.
"Ini mbak, mbak ini memaksa untuk ikut Seleksi tapi tidak bisa menunjukkan bukti kalau ia salah satu peserta seleksi." Panitia menjelaskan ke Anara dengan wajah masih kesal karena Vina terus ngotot.
"Kenapa Ga coba Bapak Lihat pengumuman Website Jurusan, disana tertera Nama peserta seleksi." Anara menjawab dengan santai, jujur entah kenapa Anara sendiri mau repot masuk kepermasalahan yang ada, biasanya ia jarang melakukan hal seperti itu.
"Betul Pak saran Mbak ini, Sebentar Saya juga kemarin sempat download Kartu Seleksinya." Sambil menunjukkan HP nya kepada panitia dan Panitia menerima HP Vina.
Panitia segera menelpon dan Ia pun kemudian menatap Vina.
"Ok, Ini bisa sebagai bukti bahwa mbak bisa ikut seleksi. Tapi jangan lupa Mbak, nomor peserta ujiannya juga nanti dicantumkan ya." Panitia Akhirnya memberikan izin Vina masuk ruang Seleksi dan mengikuti tes.
" Nah, gitu donk Pak. Terima kasih Pak. Vina segera mengambil HPnya dari tangan Petugas dan masuk ke dalam, segera setelahnya ia mengejar Anara dan memanggilnya.
"Hai, kamu tes juga ya," Vina Sambil meraih bahu Anara dan membuka percakapannya.
"Oh iya, Aku Vina Aprilia, Makasi ya tadi udah bantuin aku, kalo ga ada kamu aku bakal batal ikut seleksi" Vina mengulurkan tangannya dengan senyuman ceria.
"Anara Putri Paramartha." Anara membalas jabat tangan Vina.
Sejak itulah Anara dan Vina menjadi dekat, mungkin pribadi Anara yang sedikit kalem, sedangkan Vina yang selalu ceria membuat keduanya cocok berteman.
#Flashback Off#
Sesampai di Pos Security Anara langsung mengatakan maksudnya dan menjelaskan bahwa ia sudah buat janji bertemu dengan Pak Waluyo.
"Sebentar ya Mbak, Saya hubungi dulu." Security itu menelpon seseorang dan mempersilahkan Keduanya masuk, Tapi sebelumnya Security itu mengatakan bahwa Pak Waluyo sedang ada Rapat dan meminta mereka menunggu di Lobby sekolah.
Anara dan Vina pun masuk. Seketika mata Anara menerawang melihat bangunan yang kini sudah jauh berbeda ketika ia masih bersekolah dulu.
Sudah 5 tahun Lalu ia tidak lagi menginjakkan kakinya karena setelahnya lulus SMA Anara langsung keluar negeri untuk meneruskan S1 nya dan baru kini ia kembali kesini itu pun karena Saat ini ia sedang ada keperluan dari kampusnya.
"Anara, Nara!" Vina yang sedari tadi melihat mata Anara menerawang dan berusaha membuyarkan Anara dari Lamunannya.
Anara tersadar dan seketika matanya tertuju ke depan, Saat seorang berbaju batik menghampiri mereka berdua.
Entah kenapa jantung Anara berdetak lebih cepat dan tanpa sadar Pria itu mengulurkan tangan untuk bersalaman dan tentu segera disamber oleh Vina dengan sangat antusias.
.
.
.
.
Vina ga boleh melihat cowok ganteng. Langsung main serebot aja Nih.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments