Chapter 4. Permintaan Papa

"Saya rasa kamu sudah siap untuk maju sidang. Untuk itu persiapkan materi dan mental kamu, minggu depan kamu bisa ikut sidang." ACC Prof.Budi di draf tesis Anara.

"Terima kasih banyak Prof. Saya akan mempersiapkan segala materi dan mental saya untuk menghadapi sidang minggu depan." Anara begitu senang, tesisnya di ACC untuk maju sidang minggu depan.

"Sekali lagi, Terima kasih banyak Prof, Saya pamit dulu Prof." Anara menyalami Prof.Budi sekaligus pamit diri karena segera ke bagian akademik kampus untuk mengurus segala keperluan sidang sekaligus mendaftarkan dirinya agar bisa ikut sidang minggu depan.

Rasa syukur dari dalam hati Anara begitu iya rasakan. Selangkah lagi iya akan segera menyelesaikan pendidikannya dan menyandang gelar sebagai Magister. Anara yang bergegas menuju ruang akademik tiba-tiba telp nya berdering.

"Iya Pa, Aku lg dikampus, aku mau ngurus daftar sidang tesis untuk minggu depan." Jelas Anara di telp kepada Papanya.

"Kamu hebat Sayang!"Nada kebanggaan terdengar dari Papa Anara.

"Sayang, Kamu pulangnya bisa mampir ke kantor Papa enggak?" Papa Gilang meminta Anara untuk kekantornya.

"Emang ada apa Pa?" Anara kini tengah menanda tangani berkas-berkas sidangnya sambil telponan dengan Papanya.

"Nanti papa jelaskan dikantor. Kamu bisa?" Pinta papanya lagi.

"Berkasnya sudah lengkap, Nanti kami akan menghubungi paling lambat 2 hari mengenai jadwal sidangnya sekaligus nama penguji sidangnya." Staf akademik menjelaskan kepada Nara.

"Oke Pak kalau begitu Saya tunggu infonya. Terima kasih." Anara bergegas kembali memasukan dokumen yang ia peroleh dari staf akademik tersebut.

"Halo Nara, Bisa kan?"Papa Gilang yang dari tadi mendengarkan pembicaraan Nara dengan orang lain disana kembali menanyakan apakah Nara akan ke kantornya.

"Maaf Pa, Maaf tadi Nara sambil urus-urus dokumen. Iya Pa, Nara langsung otw ke kantor Papa ya." Nara pun bergegas menuju parkiran untuk segera ke kantor Papanya.

"Oke kalo gitu Sayang, Papa tunggu ya. Hati-hati dijalan. Jangan ngebut ya!" pesan papa gilang kepada putri semata wayangnya yang begitu iya sayangi.

"Sipppp Pa!" Nara pun menutup telponnya dan segera pergi meninggalkan parkiran kampus menuju kantor Papanya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, mobil Anara sudah berada diparkiran perusahaan Papanya. Segera ia masuk kekantor dengan terlebih dahulu mampir ketoilet karena sudah kebelet pipis dari diperjalanan.

"Sore mbak Nara, Tumben mampir ke kantor" Sapa Pak Agus ketika melihat Anara sampai di depan ruangan Papanya.

"Apa kabar Pak Agus, Papa ada di dalam?" Nara menjawab sapaan pegawai senior Papanya yang sudah ia kenal dari kecil.

Pak Agus adalah salah satu pegawai papanya yang begitu loyal. Sejak Anara kecil sering ikut Papanya kekantor dan Pak Agus sudah bekerja dikantor Papanya.

"Ada mbak, masuk aja. Bapak juga ada didalam. kebetulan tadi Saya baru dari sana." jelas Pak Agus menjawab pertanyaan Nara.

"Nara masuk dulu ya Pak." Narapun bergegas menuju ruangan papanya yang berada dipaling ujung.

"Silahkan mbak." jawab Pak Agus sekaligus pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Sore Pa," ketukan Nara dan membuka pintu ruangan Papanya"

"Oke Pak Brata, Sampai ketemu minggu depan ya." Papa Gilang mengakhiri telponnya.

Nara langsung menghampiri Papa Gilang dan menyalaminya. Papa Gilang tentu menyambut putri tercintanya dengan pelukan sayang.

"Bagaimana Sayang, Kamu sidang minggu depan?" Papa Gilang membuka percakapan dengan menanyakan perihal kuliah Nara.

"Alhamdulillah Pa, Minggu depan Nara sidang tesis, Doakan Nara ya Pa, semoga lulus dan diberikan kelancaran." Nara yang selalu manja dengan Papanya seperti kini walaupun sudah mau lulus S2 ia masih tidak segan untuk duduk dipangkuan Papanya.

"Anak Papa yang pinter, yang cantik, yang manja pasti bisa melaluinya dengan lancar." Sahut Papa Gilang sambil menyubit hidung Nara yang mancung.

"Aamiin. Tapi manjanya gpp kali Pa," Nara yang protes dengan perkataan Papanya.

"Iya, Iya, kamu mau manja terus sama Papa juga gak Apa-apa, tapi nanti kalau udah punya suami kamu ga malu masih manja sama Papa." ledek Papa gilang pada putri kesayangannya.

"Ih papa, baru juga mau sidang, belum lulus, udah ngomong suami, nikah aja belum aku tuh." rajuk Nara kepada perkataan Papanya.

"Makanya nikah, jadi punya suami, jadi manjanya ga ke papa lagi, tapi ke suami kamu." ledek Papa Gilang pada putrinya yang selalu kesal kalau sudah berbicara pernikahan.

"Papa kok begitu ngomongnya? emang Papa udah ga mau Nara manja ke Papa, Papa udah ga sayang ya sama Nara?" Anara merengut dengan wajah yang dianggap lucu oleh Papa Gilang.

"Kok ngomong gitu, Kamu itu Selalu jadi kesayangan Papa sama Mama sampai kapanpun. Tapi Papa kan juga mau segera melihat kamu memiliki pendamping hidup yang sayang dan mencintai kamu terus kamu punya anak, Papa dan Mama punya cucu. Papa ga sabar ingin segera memiliki cucu Nar." Papa Gilang berbicara panjang lebar kepada putri semata wayangnya.

"Papa lucu deh, Pacar aja Nara ga punya, apalagi suami, Calonnya juga ga ada, terus cucu,,, Papa suka aneh-aneh nie." Nara berpindah ke sofa di ruang kantor Papanya.

"Loh kok Papa aneh, Papa kan berdoa yang baik-baik untuk masa depan putri papa satu-satunya. " Papa gilang duduk menghampiri Nara di sofa.

"Oh,,, jadi Papa nyuruh Nara mampir ke kantor buat ngomong ini.?"selidik Nara kepada Papanya.

"Kalo yang itu bukan soal ini Sayang. Papa minta kamu mampir kesini karena ada yang ingin Papa sampaikan ke kamu perihal perusahaan." Wajah papa gilang menjadi serius.

"Maksud Papa?" sepertinya Anara mulai menerka maksud papanya.

"Papa dan Mama sudah tidak lagi muda sayang. Papa merasa Papa sudah waktunya istirahat dari perusahaan. Papa mau kamu menggantikan Papa memimpin perusahaan ini." ternyata itulah maksud Papa Gilang Meminta Anara ke kantornya.

Anara bukan baru sekali mendengar niat papanya untuk mundur dan beristirahat dari perusahaan. Namun ia tak menyangka secepat ini ia diminta Papanya untuk menggantikan Papanya meneruskan perusahaan.

"Pa, emang papa mau kemana sie, Papa kan bisa untuk terus memimpin perusahaan namun ga harus Papa setiap hari dan terjun langsung. Papa percayakan kepada seseorang dan Papa memantaunya dari rumah." Anara yang masih belum siap untuk menjalankan perusahaan Papanya mencoba memberikan saran.

"Sayang, Papa tahu cita-cita dan keinginan kamu sebenarnya. Papa juga senang memiliki putri yang memiliki hati mulia. Papa sangat mendukung keinginan kamu untuk bisa mendirikan sekolah gratis dan memiliki rumah singgah bagi anak-anak yang membutuhkan. Namun, Papa berharap kamu tidak menolak keinginan Papa untuk bisa meneruskan perusahaan dan memimpinnya. Kamu satu-satunya darah daging Papa. Papa berharap kamu bisa mengabulkan permintaan Papa. Papa juga sudah membicarakan ini dengan mama." Papa Gilang menjadi lebih melow dan sendu terlihat dari sorot matanya.

Anara sangat sedih mendengar penuturan Papanya sekaligus bingung. Iya menyadari Papa dan Mamanya saat ini bisa dikatakan tidak muda lagi. Iya pun tidak bisa bisa memungkiri apa yang dikatakan Papanya adalah benar. Anara adalah darah daging mereka satu-satunya. Papa Mamanya begitu sayang menyayanginya. Mereka menunggu hingga 10 tahun untuk mendapatkan anak dan itu pun tidak mudah. Mama Nita melakukan bermacam-macam cara untuk memiliki anak. program inseminasi dan bayi tabung pun tidak luput dicobanya. Alhamdulillah ditahun kesepuluh pernikahan Papa Gilang dan Mama Nita mereka diberikan kepercayaan untuk memiliki keturunan. Ya dialah Anara Putri Paramartha.

Sepeninggal dari kantor Papanya Anara terus berpikir mengenai permintaan Papanya. Terlalu egois rasanya jika Anara sebagai anak tidak menuruti keinginan orang tua. Terlebih selama ini Papa dan Mama selalu mengikuti apapun jalan yang Anara inginkan. Tak pernah mereka melarang Anara selama apa yang Anara pilih dan lakukan dikoridor yang benar. Namun jauh dilubuk hati kecil Anara, keinginannya seperti yg tadi papanya juga ketahui ingin ia realisasikan.

Dalam kemacetan yang penuh kebisingan diluar Anara kini menikmati alunan nada merdu dari Fiersa Besari" Celengan Rindu"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Chapter 1. Sebuah Tugas
2 Chapter 2. Pak Guru Ganteng
3 Chapter 3. Baskara Bima Megantara
4 Chapter 4. Permintaan Papa
5 Chapter 5. Sidang Tesis
6 Chapter 6. Patah Hati
7 Chapter 7. Sudah Punya Pacar
8 Chapter 8. Dita Permata Sari
9 Chapter 9. Setahun Berlalu
10 Chapter 10. Kerjasama
11 Chapter 11. Tawaran Perjodohan
12 Chapter 12. Dilema Rengga
13 Chapter 13. OM OM Galak
14 Chapter 14. Siapa Raditya?
15 Chapter 15. Grand Launching
16 Chapter 16. Dita dan Rengga
17 Chapter 17. Lunch
18 Chapter 18. Kejanggalan
19 Chapter 19. Sisi Lain Dita
20 Chapter 20. Rio Reifan Prabowo
21 Chapter 21. Wedding Rossa
22 Chapter 22. Anara Dilamar
23 Chapter 23. Panas, Panas, Panas!
24 Chapter 24. Vina, I Love You
25 Chapter 25. Buket Mawar Merah
26 Chapter 26. Pernyataan Cinta Rengga
27 Chapter 27. Melamar Dita
28 Chapter 28. Rengga & Dita Wedding
29 Chapter 29. Prahara BTS
30 Chapter 30. Wedding Anara &Baskara
31 Chapter 31. Drakoran Vina & Dita
32 Chapter 32. Honeymoon Anara & Baskara
33 Chapter 33. Kecurigaan Rengga
34 Chapter 34. Rengga Cemburu
35 Chapter 35. Wedding Vina & Rio
36 Chapter 36. Pengantin Baru
37 Chapter 37. Clara Kembali
38 Chapter 38. Jebakan Dita
39 Chapter 39. Kehadiran Cindy
40 Chapter 40. Tasya Mahalini Prabowo
41 Chapter 41. Abimana Aryasatya Permana
42 Chapter 42. Perjuangan Abimana
43 Chapter 43. Keraguan Rio
44 Chapter 44. Kehamilan Dita
45 Chapter 45. Tak Gentar Menghadapi Calon Mertua
46 Chapter 46. Lamaran Diterima
47 Chapter 47. Persiapan Wedding Abimana & Tasya
48 Chapter 48. Wedding Abimana & Tasya
49 Chapter 49. Abimana Sakit
50 Chapter 50. Kue Putu
51 Chapter 51. Kehamilan Anara
52 Chapter 52. Kehamilan Simpatik / Sindrom Couvade
53 Chapter 53. Honeymoon Abimana & Tasya
54 Chapter 54. Welcome Raka & Rama
55 Chapter 55. Love Care
56 Chapter 56. Ulang Tahun Keysa
57 Chapter 57. Adrian Revan Ibrahim
58 Chapter 58. Welcome Baby's Triplet
59 Chapter 59. Anindya Putri Megantara
60 Chapter 60. Tasya Hamil
61 Chapter 61. Selamat Jalan Granpa Brata
62 Chapter 62. Kekhawatiran Rengga
63 Chapter 63. Sagara, Shakila, Shafira
64 Chapter 64. Perpisahan (The End)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Chapter 1. Sebuah Tugas
2
Chapter 2. Pak Guru Ganteng
3
Chapter 3. Baskara Bima Megantara
4
Chapter 4. Permintaan Papa
5
Chapter 5. Sidang Tesis
6
Chapter 6. Patah Hati
7
Chapter 7. Sudah Punya Pacar
8
Chapter 8. Dita Permata Sari
9
Chapter 9. Setahun Berlalu
10
Chapter 10. Kerjasama
11
Chapter 11. Tawaran Perjodohan
12
Chapter 12. Dilema Rengga
13
Chapter 13. OM OM Galak
14
Chapter 14. Siapa Raditya?
15
Chapter 15. Grand Launching
16
Chapter 16. Dita dan Rengga
17
Chapter 17. Lunch
18
Chapter 18. Kejanggalan
19
Chapter 19. Sisi Lain Dita
20
Chapter 20. Rio Reifan Prabowo
21
Chapter 21. Wedding Rossa
22
Chapter 22. Anara Dilamar
23
Chapter 23. Panas, Panas, Panas!
24
Chapter 24. Vina, I Love You
25
Chapter 25. Buket Mawar Merah
26
Chapter 26. Pernyataan Cinta Rengga
27
Chapter 27. Melamar Dita
28
Chapter 28. Rengga & Dita Wedding
29
Chapter 29. Prahara BTS
30
Chapter 30. Wedding Anara &Baskara
31
Chapter 31. Drakoran Vina & Dita
32
Chapter 32. Honeymoon Anara & Baskara
33
Chapter 33. Kecurigaan Rengga
34
Chapter 34. Rengga Cemburu
35
Chapter 35. Wedding Vina & Rio
36
Chapter 36. Pengantin Baru
37
Chapter 37. Clara Kembali
38
Chapter 38. Jebakan Dita
39
Chapter 39. Kehadiran Cindy
40
Chapter 40. Tasya Mahalini Prabowo
41
Chapter 41. Abimana Aryasatya Permana
42
Chapter 42. Perjuangan Abimana
43
Chapter 43. Keraguan Rio
44
Chapter 44. Kehamilan Dita
45
Chapter 45. Tak Gentar Menghadapi Calon Mertua
46
Chapter 46. Lamaran Diterima
47
Chapter 47. Persiapan Wedding Abimana & Tasya
48
Chapter 48. Wedding Abimana & Tasya
49
Chapter 49. Abimana Sakit
50
Chapter 50. Kue Putu
51
Chapter 51. Kehamilan Anara
52
Chapter 52. Kehamilan Simpatik / Sindrom Couvade
53
Chapter 53. Honeymoon Abimana & Tasya
54
Chapter 54. Welcome Raka & Rama
55
Chapter 55. Love Care
56
Chapter 56. Ulang Tahun Keysa
57
Chapter 57. Adrian Revan Ibrahim
58
Chapter 58. Welcome Baby's Triplet
59
Chapter 59. Anindya Putri Megantara
60
Chapter 60. Tasya Hamil
61
Chapter 61. Selamat Jalan Granpa Brata
62
Chapter 62. Kekhawatiran Rengga
63
Chapter 63. Sagara, Shakila, Shafira
64
Chapter 64. Perpisahan (The End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!