Alea terbangun, melihat di sampingnya sudah tidak ada laki laki yang menyiksa dirinya secara fisik mau pun mental, ia menenggelamkan wajah di balik selimut "Sebenarnya dia itu siapa? kenapa memperlakukanku dengan begitu kejamnya" Alea meringkuk sambil menangis.
Dari kemar mandi keluarlah laki laki itu....
"Sudah bangun..." Ucapnya sembari membenahi handuk yang melilit di pinggang. Sosok Mr X ini belum juga di ketahui sebab topongnya terus melekat.
Dari balik selimut Alea mengintip "Sebenarnya apa mau kamu?"
Mr X tersenyum, melangkahkan kaki menuju arahnya "Tujuan saya jelas menginginkam kamu seorang" Di belai rambut Alea sambil melihat wajah cantiknya tenggelam perlahan.
"Jangan sentuh saya" Alea menepis tangan Mr X lalu bersembunyi di balik selimut.
"Meski kamu bersembunyi di balik dinding beton pun, saya akan tetap menemukan kamu, karena kamu adalah hasratku....hahahaha" Tawa Mr X mengingatkan dia pada seseorang kala itu.
Ya, suara tawa itu adalah si penyewa cafe.
"Kamu...." Alea terduduk sambil memegangi selimut yang melilit dari pangkal leher.
"Bukankah kamu penyewa cafe itu?"
Sontak Mr X terdiam, segera ia melepas topeng.
...Astaga ganteng sekali......
Di balik topeng terdapat wajah yang sangat tampan sampai Alea tak bisa lepas dari pandangan. Alea terus menatap tanpa berkedip.
"Terpesona, ya..."
Ucapan Laki laki itu membuat lamunan Alea buyar. Segera ia memalingkan pandang "Mau apa kamu sebenarnya? apa salahku sampai kamu memperlakukanku dengan sangat kejam?"
"Salah kamu adalah karena terlalu unik, jadi kamu akan berada di sisiku selama aku belum melepasmu" Dengan santai Chiko bersandar pada bahu sofa sambil melirik wanitanya.
"Mulai sekarang kamu hanya milikku" Ultimatum Chiko menusuk telinga Alea.
"Hak apa yang kamu miliki atas diriku" Protes Alea.
Chiko bersantai melipat kedua kakinya lalu memperlihatkan senyum "Atas dasar tubuhmu"
Sontak Alea ketakutan melihat tatapan Chiko mengarah pada bagian sensitivenya.
"Dasar otak bambu" Alea hendak bangkit namun, Chiko membawanya dalam pelukan hangat. Alea terus meronta, tangan kanannya memegangi selimut yang melingkar di bawah ketiaknya dan tangan kirinya mencoba melepas pelukan tangan Chiko.
"Aku ingin lagi" Bisiknya.
"Dasar psikopat keji"
"Apa kamu bilang?" Chiko marah ketika dirinya di samakan seperti orang dengan gangguan mental yang di sebut psikopat. "Heh (Meraih gadu Alea dengan sedikit mencengkeram) jangan sampai kesabaranku habis, harusnya kamu berterima kasih padaku. Dengan aku membelimu maka hutang kedua orang tuamu terbayarkan."
Bagai petir menyambar, telinga Alea mamanas mendengar sebuah pernyataan Chiko.
"Apa kamu bilang?" Alea menatap mata Chiko, mencari jawaban dari ucapan itu.
Chiko melepas cengkraman di dagu Alea lalu turun dari ranjang, langkah kaki menuju jendela kamar, pandangan lurus dan satu tangan memegang sisi jendela.
"Ya, kamu telah di jual oleh ayahmu sendiri. Jadi, mulai malam itu kamu resmi menjadi milikku"
Hati Alea sakit tak berdarah sampai air matanya meluap "Kamu pasti bohong. Tidak mungkin ayah menjualku, tidak akan mungkin. Kamu pasti bohong"
Chiko mendengus "Terserah mau percaya atau tidak yang jelas kamu selamat di tanganku. Jika malam itu aku tidak menyelamatkan kamu dari para tua bangka itu, saya pastikan hidup kamu hari ini jauh lebih buruk" Chiko menoleh, melihat wajah pucat si gadis cantik tersebut. Air mata wanitanya tumpah membuat tangan mengepal.
"Jangan lagi pertanyakan hal yang menyakiti hati kamu atau kamu semakin terluka" Chiko meraih kemeja di depan meja rias lalu memakainya.
"Hari ini saya ijinkan kamu keluar kamar. Tapi jangan kabur dari sini karena kamu sudah jadi hak milik saya" Ketus Chiko sambil meraih dasi di atas meja. "Pakaikan ini untukku" Mendekat, meminta sang wanita memakaikan dasi.
"Tidak, saya tidak mau" Alea menolak dengan membuang muka.
"Patuhi ucapan saya atau kamu tau sendiri akibatnya..." Chiko mencengkeram lengan sang gadis. Karena ketakutan, Alea pun mematuhinya. Dasi yang di pakaikan tidak begitu rapi hingga membuat Chiko marah.
"Kamu sengaja ya..." Dengan kasar Chiko mendorong tubuh Alea.
"Awas kamu, nanti malam akan saya beri pelajaran" Karena amarahnya meluap, Chiko kembali mengunci pintu kamar.
Alea menangis sejadinya, ia tak menyangka ayah kandungnya mampu berbuat sekejam itu padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments