Senyum Chiko berharga

"Dia berulah lagi,Ma? kalau begitu masa bodoh, saya nggak mau tau" Chiko memutus panggilan telepon dari mamanya.

"Siapa?"Tanya Adam.

"Dia datang."

Adam mengernyitkan kedua alis "Kikan maksud kamu?"

"Hem...." Chiko mengangkat kedua kakinya ke atas meja, sedangkan dirinya bersandar di kursi ruang kerja. Kehidupan Chiko seolah terusik dengan kedatangan Kikan. Merasa tidak aman ia segera mancari cara bagaimana supaya dia cepat punya anak lalu memberitahu semua keluarga sehingga mereka tidak akan menikahkan Chiko dengan Kikan.

"Saya harus memikirkan cara untuk lepas dari pertunangan ini"

Adam tidak menyangka gadis secantik Kikan di tolak mentah mentah oleh sahabatnya. Tidak di ragukan lagi, Kikan anak orang kaya, memiliki banyak usaha di bidang kecantikan, dan dia juga seorang artis ternama. Kikan kerap membintangi berbagai film dan selalu menjadi peran utama. Tidak sedikit film yang di bintanginya berhasil meraih penghargaan dunia. Tapi, tetap saja Chiko tidak menyukai gadis itu.

"Saya titip kantor lagi, ya. Terpaksa saya harus tangani kasus dia dulu. Pusing saya kalau udah menyangkut urusan Kikan" Mengacak rambur sambil menurunkan kaki dari atas meja.

"Saya pergi dulu, ya" Chiko bangkit lalu bergegas pergi.

"Siap, pak. Laksanakan"

Ting...

Chiko melihat layar ponsel, melihat beberapa pesan dari Alea. Di pesan itu tertulis sebuah permohonan agar dia bisa keluar dari rumah itu, ia ingin sekedar jalan jalan di sekitar rumah.

"Wanitaku sudah mulai berani minta ijin, baguslah kalau begitu. Perlahan dia akan luluh dan menerimaku dengan baik." Chiko tersenyum sambil terus berjalan dengan menatap layar ponsel.

"Astaga, apa aku salah lihat atau sedang bermimpi?" Salah seorang karyawati menepuk pipinya melihat pemandangan langka yang belum pernah ia dapati. Selama dia bekerja di perusahaan itu baru pertama kalianya melihat Chiko tersenyum. Matanya terus menatap Chiko yang perlahan meninggalkan kantor, dengan wajah kagum karyawati itu masuk ruang kerja sambil duduk, membayangkan senyum manis bos gantengnya itu.

"Heh, kenapa dia?" Tanya rekan satu ruangan kepada salah satu orang di sana.

"Nggak tau, coba deh gue tanya dulu" Seorang karyawan mencoba mendekatinya "Kenapa kamu? seneng banget mukanya, bonus bulan ini keluar, ya?"

"Bonusnya luar biasa" Memegang dua pipinya lalu membayangan senyum manis Bos Chiko itu, dan dia senyum senyum sendiri.

"Hah bonus? yang benar kamu, cair berapa juta?" Mendengar kata bonus tentu membuat semua pekerja di ruangan menghampiri dia.

"Jawab dong cair berapa juta? gue lagi butuh duit nih"

"Bonusnya bukan duit tapi senyum pak Chiko"

"Astaga, gue kira duit ternyata cuma senyum. Nih gue juga bisa senyum..." seorang karyawan melebarkan senyum.

"Idih...apaan sih lo" Mendorongnya.

"Ya ampun pasti ganteng sekali, ih kamu beruntung banget, deh"

"Lagian cuma senyum aja ampe seneng minta mapun, gila kalian"

"Ada apa ini?" Tiba tiba Adam masuk ke ruangan itu, dia selaku asisten Chiko mendengar kegaduhan dari rauang kerja mereka, sehingga Adam pun mengeceknya.

"Tidak, Pak. Kami hanya...."

"Hanya apa? kalian itu di bayar buat kerja bukan buat bercanda kaya gini. Ayo sekarang kembali ke tempat masing masing, dan kerjakan tugas hari ini. Kalau saya dengar kalian masih gaduh, saya tidak segan mengadukan kalian sama Pak Chiko, mengerti kalian?" Tegas Adam, sosok yang sudah lama menemani Chiko dari awal merintis perusahaan bersikap tegas dan kaku seperti Chiko.

"Mengerti, pak" Jawab mereka serempak.

"Kalau begitu kerjakan tugas kalian lalu serahkan pada saya" Segera Adama keluar dari ruangan mereka.

"Pak Adam nggak jauh beda sama Bos Chiko, galaknya minta ampun"

"Stttt....jangan keras keras, kalau dia denger bisa habis kita."

Mereka pun segera melanjutkan pekerjaan mereka.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***