"Menyebalkan...." Chiko memukul stir kemudi, Chiko sendiri adalah laki laki emosional yang kerap kali kesulitan mengendalikan amarahnya. Karena sikapnya itu membuat dia di segani para karyawan dan orang sekitar.
"Pokoknya dia harus mengandung anakku apa pun yang terjadi" Chiko menginginkan keturunan dari gadis itu. Sebenarnya Chiko sudah memiliki tunangan di luar negri, dia di jodohkan oleh kedua orang tuanya. Namun, Chiko berusaha keras menolak perjodohan itu sampai ia mencari cara membatalkan semuanya. Perjodohan itu terjadi atas wasiat nenek buyutnya yang menginginkan cucu kesayangannya menikah dengan cucu teman baiknya. Keinginan itu telah di setujui kedua belah pihak sejak usia Chiko memasuki 10 tahun. Setelah perjanjian di buka pihak keluarga, Chiko terpaksa menyetujui pertungan itu karena paksaan dan ancaman kedua orang tua.
"Dalam waktu dua bulan ini dia harus bisa hamil anakku" Tatapan matanya semakin memancarkan tekat yang kuat.
Setelah beberapa saat ia mengemudikan mobil menuju sebuah tempat.
"Temui saya di cafe itu" Ucap Chiko pada seseorang di telepon.
"Oke, saya tunggu" Sambungam telepon di putus begitu saja lalu kembali fokus pada stir kemudi.
Sesampainya di cafe tempat Alea bekerja, segera Chiko menghampiri seseorang laki laki paruh baya "Anda sudah datang" Tanya Chiko sembari menjabat tangan laki laki itu. Beliau adalah ayah kandung Alea.
"Baru saja, pak. Silahkan duduk"
"Emmmm....begini, saya mau tanya pasal keluarga anda. Saya hanya mau memastikan apakah putri anda punya sauda atau anak tunggal?"
"Saya punya dua putri, Alea dan Andira. Tapi, anak saya, Andira. Sudah lama meninggal dunia. Istri saya meninggal waktu melahirkan Alea" Wajah laki laki paruh baya iru terlihat murung, mengingat betapa kejamnya dunia telah mengambil semua kepunyaannya itu.
"Jangan sok sedih depan saya. Yang ingin saya tanyakan adalah, apakah istri bapak subur? Soalnya saya tidak mau nantinya anak anda tidak menghasilkan apa pun, saya bisa rugi besar" Ketusnya sambil melipat kedua tangan.
"Tentu istri saya subur, anak saya juga pasti subur. Anak saya pasti bisa melahirkan anak sebanyak mungkin, tenang saja. Dalam keluarga saya maupun keluarga iatri tidak ada yang mandul, semua anggota keluarga kami subur subur"Ucapnya dengan santai. Begitu kejam kehidupan ini sampai Seorang Ayah dengan tega menjual putrinya demi uang. Himpitan ekonomi kerap menjadikan seseorang lupa diri dan bertindak gegabah.
"Oke, kalau begitu saya tunggu sampai dua bulan ini. Jika dalam waktu itu dia tidak kunjung hamil, maka anda harus kembalikan uang saya dan ambil lagi putri tidak berguna anda"
"Jangan begitu dong, pak. Anak saya pasti bisa cepat hamil, saya berani menjaminnya. Tapi anda juga harus cek kesuburan siapa tau anda yang mandul" Tuturnya sambil menganduk kopi.
Chiko mengernyitkan dahi, sebagai seorang laki laki dia tidak terima kejantanannya di pertanyakan "Apa maksud anda? keluarga saya tidak ada yang mandul bahkan, saya enam bersaudara. Jadi jangan menanyakan kesuburan saya, mengerti!" Mata Chiko hampir lepas karena amarahnya di usik.
"Eit...jangan marah dulu, pak. Kan saya cuma mengira ira, jangan salah faham. Bukankah lebih baik melakukan tes dulu biar semua tau siapa yang bermasalah, kalau saling terbuka apa salahnya"
Brak...
"Jangan sembarangan kalau bicara. Saya pastikan saya subur, kalau pun bermasalah itu bukan saya melainkan putri anda" Jari tulunjuk Chiko menunjuk tepat di wajah orang tua itu.
"Jangan marah dong, Pak. Mending minum dulu, biar pikirannya adem."
Chiko bangkit dari duduknya sambil merapihkan jas "Tidak. Saya nggak ada waktu bersantai, saya bukan pengangguran seperti anda" Segera Chiko beranjak pergi.
"Sombong sekali dia..." Nyinyir ayah Alea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments