Jadi cantik itu susah dan butuh waktu serta proses yang lama. Bukan satuh hari langsung jadi cantik.
"Jadi kapan kita mulainya, aku udah nggak sabar nih." Rara terus mengekor Sinta yang sedang membawa baju yang sudah di setrika. Sinta meletakkan baju lipatan yang sudah disetrika ke dalam lemari plastik dan menutupnya.
"Aku pengen cantik. Supaya orang-orang ngak Mandang renda aku lagi, aku muak digituin kak." Rara terus mengoceh. Sinta menutup pintu lemari. Dan mmembelokan tubuhnya ke belakang meghadap Rara sambil berkacak pinggang.
"Jadi kamu pengen jadi cantik, tapi itu ngak mudah Lo." Sinta memeluk dadanya.
"Ngak papa pokoknya aku mau jadi bidadari." Rara ngotot. Sinta terpaksa harus menuruti kemauan adiknya daripada nanti ngambek dan nangis-nangis di kamar.
"Oke."
Rara senang bukan main saat Sinta mau mengajarinya jadi cantik. Jujur Sinta juga senang akhirnya Rara mau jadi cantik. Dengan begitu ia takkan di buliy lagi di sekolah. Semua orang akan menyukainya.
"Jadi kapan kita mulai." Rara sudah tak sabar. Sambil memegang kedua pipinya.
"Munkin hari ini kita mulai." Ucap Sinta degan ekspresi santai.
"Hore." Rara melompat-lompat.
___
"Itu apa kak." Tanya Rara ke sebuah benda mirip buku. Rara sedang berbaring di Sofa karena di suruh Sinta.
"Ini adalah kalander tanggal. Untuk menghitung perubahannya." Sinta mengantungkan di salah satu paku di dinding. Sinta mulai megambil alat-alat dan meletakkannya di atas meja.
"Jadi sekarang apa kak." Tanya Rara yang terkesan cerewet.
"Kita memakai ini. Cocok buat kulit kamu yang kering kayak gurun sahara." Sinta memegang sebuah Creem. Sinta mengoleskan seluruh Creem itu di sekujur tubuh Rara. Rara yang selalu rewel kalau Sinta mengoleskan krim itu mulai berpikir.
"Enak juga ya rasanya. Kulit dingin." Batin Rara.
"Kalau udah pake ini, kamu Jagan keluar rumah ya, atau terkena paparan sinar matahari langsung." Pesan Sinta.
"Ya kak boro-boro mau terkena sinar matahari. Keluar rumah aja ngak pernah." Ucap Rara sewot.
"Kalau aja kamu lupa."
"Sekarang tutup mata kamu." Rara menuruti dan menutup matanya. Sinta memakaikan masker bedak ke muka Rara.
"Ini dibiarkan selama 12 menit." Sinta menjelaskan. Setelah itu tahap selanjutnya. Sinta megambil tomat dan meletakkannya di mata Rara yang tertutup. " Jagan banyak gerak." Sinta memperingati. Rara hanya meganguk.
Setelah 12 menit sudah. Rara buru-buru melepaskan tomat yang menutupi matanya. Dan buru-buru ke kamar mandi. Setelah sekian lama berbaring kayak orang mati.
Rara membasuh mukanya dengan air. Ia melihat ke cermin.tak ada perubahan sama sekali. Wajahnya tetap sama.
"Kak kok muka aku ngak ada perubahan." Teriak Rara dari dalam kamar mandi. Sinta menghampiri Rara. " Namanya juga pertama kali dek, memang belum ada perubahan nya. Kalo sudah berkali-kali baru muncul." Jelas Sinta.
"Ck." Rara berdecak kesal, Rara pikir bakal Langsung ada perubahan. Ternyata butu berkali-kali biar muncul perubahan.
___
4 Maret : kulit sudah tidak pecah-pecah.
Selama menjalani karantina untuk jadi cantik, hidup Rara serba diatur oleh Sinta dimulai dari tidak boleh makan itu Jagan begitu begini pokoknya serba diatur.
19 Maret : area kulit mulai agak memutih sedikit. Terutama di area wajah.
Rara sudah mulai tersiksa karena serba diatur.
6 April: Kulit sudah putih.
"Dek ikut Kakak yuk." Ajak Sinta.
"Kemana." Tanya Rara. " Ke salon." Jawab sinta. Hidup Rara sudah mulai terbiasa diatur. Lambat-laun perubahan mulai terlihat.
"Kamu cantik banget dek." Sinta kagum tak sia-sia yang ia lakukan. Rara sudah sangat cantik sekali dengan mirip bidadari kayak di surga.
"Iya kak." Rara mengamati seluruh wajah dan tubuhnya benar-benar berbeda sekali. Ia sekarang sudah mirip artis Korea.
Rara memeluk tubuh Sinta degan erat sekarang ia sudah percaya diri. " Terima kasih kak telah buat aku cantik seperti sekarang." Rara memeluk erat sekali tubuh Sinta sambil meneteskan air mata. Tak sia-sia proses yang lama ditunggu telah membuahkan hasil. Sekarang sosok Rara sudah cantik. Siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh hati .
.
.
.
.
"Kak aku pengen sekolah deh kak." Ucap Rara ke Sinta yang sedang meminum Green the di Cafe. Rara yang sekarang sudah tak takut lagi untuk keluar atau ke tempat-tempat umum yang banyak orang. Justru banyak yang minta foto bareng Rara dan Sinta.
"Oh my God Ra, kamu itu nanti sedih jika ke sekolah, karena dibuly la macem-macem. Kakak sedih ngeliat kamu digituin. Kalo kamu ingin sekolah. Kakak bakal cariin sekolah baru buat kamu ya." Sinta merasa permintaan Rara bukanlah pilihan bagus.
"Tapi, bagaimana dengan Kakak. Uang buat sekolah itu banyak Kak. Sedangkan pekerjaan Kakak aja cuma karyawan super market. Mana cukup buat sekolah baru lagi. Lagipula nih Kak, tahun ini aku bakal lulus kok, jadi ngak butuh waktu lama, setelah itu aku bakal cari kerja." Ucap Rara panjang lebar.
Sinta memegang tangan Rara. Sambil tersenyum dengan raut wajah sedih.
"Kakak bakal selalu dukung apa yang terbaik buat kamu, dengan satu syarat. Kamu Jagan bunuh diri lagi seperti waktu itu."
Rara terdiam agak lama, kepalanya menunduk tanpa Ekspresi wajah yang jelas.
"Aku berjanji ngak akan mengulangi lagi." Rara mulai megankat wajahnya dan tersenyum bahagia. "Karena aku sudah bahagia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
lala
di dunia novel bkin putih gk smpai sethn di dunia nyata pkai pemutih y putih kalo berenti balik ke item lg
2020-08-03
2
rantika ♪
kok gw udah lakuin sesuai cara yg Rara lakuin kok gak bening-bening apalagi gak pernah keluar rumah semasa libur ini, hadeuhh😐
2020-05-31
1