Karena sepatu

Terkadang setelah kita mengalami masa-masa yang pahit dan buruk. Tuhan akan menggantinya dengan masa yang indah dan bahagia. Jadi tunggu saja

Manik coklat itu membesar setelah tau apa isinya.

"Sepatu." Rara mengernyitkan dahi.

"Kok ada sepatu sebagus ini di gudang." Rara megambil salah satu pasang sepatu hak tinggi itu. Sepatu bewarna pink yang sudah lama tapi masih bagus dan mengkilap.

Rara meletakkan sepatu itu di samping kakinya. Mencocokan ukurannya.

"Kayak nya cocok deh." Mata Rara berbinar-binar setelah tau ukuran sepatu itu cocok dengan ukuran kakinya.

"Gue cobain aja." Rara melihat ke kiri-kanan memastikan Sinta tidak ada di sini. Ia tidak tau harus menjelaskan apa jika Sinta melihatnya. Karena Rara malu jika Sinta melihat.

Rara merasa percaya diri setelah mengenakan sepatu itu. Ia merasa bedah dari biasanya. Rasanya nyaman. Rara tak berhenti berjalan mondar-mandir sambil bergaya berkacak pinggang layaknya seorang Model yang berjalan di depan orang banyak.

"Dek suara jatuh tadi suara apaan." Seru Sinta yang merasa kawatir dengan suara jatuh tadi. Ia takut kalo terjadi apa-apa pada Rara. Sinta berjalan melankah ke ruangan yang paling atas. Yang digunakan sebagai gudang. Matanya membulat setelah mengintip dari celah kayu gudang dekat jendela.

"Pfffft ." Sinta menutup mulut menahan tawa. Melihat Rara yang berjalan berkacak pinggang sambil memakai sepatu hak tinggi. Yang membuat Sinta ingin tertawa geli adalah Rara melambaikan tangannya seolah-olah orang-orang sedang menyambutnya dan mengerakan-gerakan rambutnya dengan gaya.

"Perkenalkan saya Puteri Rara Wulan  seorang model yang terkenal di dunia dengan kecantikannya." Ucap Rara halu. Sambil berjalan berkacak pinggang. Tanpa Rara sadari seseorang sudah lama memperhatikannya sambil berdiri di pintu masuk.

Rara yang merasakan diawasi menole ke pintu. Ia begitu kaget melihat Sinta berdiri di sana dengan tagan memeluk dadah. Yang lebih megerikan ia tersenyum penuh arti.

"Kamu ngapain dek di sini?" Tanya Sinta.

Rara langsung salah tingkah ia melepaskan sepasang  sepatunya dan menyembunyikannya di belakangnya tubuhnya.

"Kkak kok ada di sini." Rara merasa heran,  Kenapa Sinta bisa tau dia disini.

"Ngak kakak denger suara jatuh aja di gudang. Kakak pikir apa ternyata kamu toh." Sinta berjalan mendekati Rarah sambil tersenyum penuh arti. Rara melankah mundur.

"Apa yang kamu pegang dek." Sinta memirinkan kepalanya ke samping melihat apa geragan yang disembunyikan Rara meskipun dia sendiri sudah tau.

"Rara ngak megang apa-apa kok."ucap Rara merasa canggung.

"Oh.., kok tagan kamu disembunyiin di belakang." Sinta semakin mendekat ke arahnya. Membuat  tubuh Rara menabrak rak buku yang berada di belakang karena sudah tidak ada lagi jalan mundur.

"Ngak kok, aku memang senang nyembunyiin tagan aku di belakang." Bual Rara berharap Sinta percaya dan pergi dari ruangan ini.

Sinta memalinkan pandangannya ke arah kotak sepatu yang terbuka.

"Kok kotak sepatu mama kebuka si dek, terus isinya Mana." Tanya Sinta masih tersenyum penuh arti.

"Emang sepatu itu punya Mama." Rara mengernyitkan dahi.

"Ya iya begok, gudang ini aja dulunya kamar Mama masa kamu ngak tau sih."

"Ngak tau Rara ngak tau." Raut wajah Rara sangat cemas.

Sinta mulai tertawa terbahak-bahak. Sambil memegangi perutnya. Sampai-sampai air matanya keluar.

"Yang tadi kakak liat Lo."Sinta masih tertawa.

"Yang mana."

"Yang Perkenalkan aku Putri Rara Wulan seorang model terkenal di dunia dengan kecantikannya." Sinta memperagakan gaya Rara tadi. Rara mulai mengakui kalo ia tertarik untuk jadi cantik.

"Iya deh iya, Rara akui Rara memang suka pake sepatu ini. Rasanya kayak percaya diri aja gitu." Rara memperlihatkan sepatu itu.

"Kok tumben kamu suka make yang beginian, biasanya juga ogah." Sinta memeluk dadanya sambil mengernyitkan dahi sangat heran dengan tingkah Rara yang suka berubah setiap saat. Entah setan apa yang membisikinya.

Rara langsung memeluk Sinta degan erat sambil membenamkan muka ke tubuh Sinta. Tak lama kemudian Rara berbicara dengan memohon.

"Kak tolong buat Rara jadi cantik." Ucap Rara sambil memohon." Sinta hanya terdiam apa yang dibilang Rara barusan terbilang aneh. Sinta membelai rambut Rara degan lembut.

"Kakak bisa bikin kamu jadi cantik." Ucap Sinta dengan sungguh-sungguh.

Rara yang membenamkan mukanya ke tubuh Sinta karena malu ngomong itu langsung menatap Sinta sambil tersenyum dengan mata berbinar-binar.

"Seriusan." Rara sudah tak sabar pengen jadi cantik.

"Iya, tapi cantik itu butuh proses dan waktu. Jadi kamu harus sabar menunggu dan menuruti semua omongan kakak."

"Iya aku mau kak." Ucap Rara dengan sungguh-sungguh.

Terpopuler

Comments

rantika ♪

rantika ♪

mau cantik Ra? kamu wudhu sana, gw jamin langsung bersinar wajah lo

2020-05-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!