Gorengan dan jajanan anak anak kujajakan di warung, setaun sudah aku usaha kecil kecilan, untungnya tak seberapa, tapi tetap ku tekuni hanya untuk mencari kesibukan, sehingga aku bisa melupakan niatku bekerja di perantauan.
Teman satu sekolahku ada yang telah menikah, banyak yang memilih merantau meniti karirnya di negeri tetangga, banyak juga yang bekerja di kota sekedar menjadi pelayan toko, pegawai toko emas dan pegawai apotik.
Tak bisa ku tutupi ke iri an ku pada mereka, masa dimana bisa bekerja, merasakan hidup di rantau dan pastinya bisa membeli sesuatu dengan hasil keringatnya sendiri.
Sering aku mengintip grub sekolah, banyak kabar tentang anak anak SMK yang berhasil di rantau, meskipun hanya sekedar lulus kontrak dan training.
Satu nama yang menjadi perhatianku, teman sekelasku, masih ku ingat dia dengan jelas.
Namanya Burhan, saat pelajaran dia habiskan untuk tidur, pemalas dan suka menggoda wanita.
Tapi tak kusangka, dia lulus les bahasa asing program setengah tahun, dan sekarang dia menjalani masa training di pabrik negara Korea dengan penghasilan 10 juta per bulan, sungguh kuasamu Ya Allah, jika dia bisa lulus training gajinya akan naik ke angka 15 juta per bulannya.
Sungguh bagaimana aku tak iri, aku hanya dirumah menjual gorengan berdiri di depan kompor seharian, jika untung, aku bisa mendapatkan 20 rb seharinya..keluhku.
Telfonku berdering, nomer tak dikenal.
"Assalammualaikum, dengan siapa..??", memulai percakapan.
"Walaikumsalam, apa kabar..??".
"Siapa..??".tanyaku lagi.
"Kamu sudah lupa denganku..??". balik bertanya.
"Kamu yang telfon, kamu yang balik bertanya", ketusku.
"Aku Satria, apa kabarmu?".
Begitu terkejutnya aku, kami sudah lost kontak selama satu tahun, dan terakhir kali kita bicara aku memarahinya.
Bagaimana tidak, saat aku memakai gaun pemberiannya, aku dihina seolah olah gemuk tubuhku karna jamah.han lelaki. Setelah kejadian itu aku blok nomernya dari hp ku.
"Kamu mau menghinaku lagi...??", ketusku.
"Enggak..maaf jika kamu masih tersinggung, aku dulu cuma mau memastikan kamu wanita seperti apa, gak taunya kamu marah besar kepadaku". Berbicara dengan nada santainya.
"Bukan begitu caranya, kamu tau bagaimana seorang wanita berusaha menjaga harga dirinya, hanya karna kata kata dari seseorang yang tak tahu benar tentang kita, itu bisa merusak harga diri wanita di masyarakat", kesalku.
"Iya iya maaf ya,..", dengan nada memohon padaku.
"Ya sudah, aku mau lanjut jaga warung".
"Ehh tunggu jangan ditutup telfonnya, emang kamu jualan apa..??". tanyanya.
"Ya cuma jajanan anak anak".
"Cilok bumbu kacang ada...??".
Pasti dia lihat status facebook ku..batinku.
"Ada kenapa..??". jawabku.
"Sipp..aku pesen 10 bungkus ya, nanti aku ambil, kebetulan aku dirumah baru pulang dari Surabaya.
"Beneran...??".mengeryitkan keningku.
"Bener, nanti share aja lokasinya okee".
"Oke deh", seruku.
"Assalammualaikum", dia menutup telfonnya.
Walaikumsalam,..batinku.
Aku udah share lokasi, cilok 10 bungkus dah kusiapin, tinggal dia beneran dateng gak,..?, apa cuma main main, awas aja..gumamku.
___
Jumpa tuk pertama kali.
Sore itu, telfonku berdering lagi.
"Rumahmu sebelah mana..??", serunya.
Ini suara Satria, ternyata benar dia tepat janji.
"Kamu sampai mana..??", tanyaku.
"Aku dah muter muter 2 jam didesamu", serunya.
Aku sedikit tersenyum, kenapa bisa nyasar si...batinku.
"Sekarang kamu dimana..??".
Ia menjelaskan posisinya saat itu, hanya dua gang dari rumahku.
Aku susul dia, benar juga dia berhenti di pinggir jalan raya.
Aku sedikit faham wajahnya dari profil facebooknya.
"Hay, Satria bukan..??", tanyaku memastikan.
"Kinara..??", tunjuknya padaku.
"Iyaaa, yuk rumahku dah deket kok". Motor kunyalakan lagi.
Ia mengikutiku dari belakang, dia menenteng kresek berisikan es krim, mungkin udah meleleh, aku tertawa kecil.
Sampai di teras rumah, aku persilahkan dia masuk, ku perkenalkan dengan ibu dan nenekku.
Ia mengucap salam dan mencium punggung tangan ibu dan nenekku. Sambil menyodorkan es krim yang sengaja dibelikan untuk adikku ,benar dugaanku, es krim sudah leleh karna sudah 2 jam keliling desa.
"Siapa Kin,..?", senggol ibuku.
"Temen buk, kebetulan mau beli dagangan kita", jelasku.
Aku ngobrol banyak dengan Satria, dia baik, karna dia bawa oleh oleh untuk adikku jadi cilok yang ia pesan aku berikan percuma.
Tak lama, dia pamit.
Setelah hari itu kami sering berbalas chat, dan akhirnya dia menyatakan cinta padaku, bahkan dia ingin serius mau melamarku. Entah kenapa aku tak menolak, seakan aku sudah tak mau lagi pacaran dan ujung ujungnya mengingat Rendy yang hanya akan membuatku mempermainkan laki laki.
Cukup aku tau dia, Satria pekerja keras, dan tak merokok apalagi mengenal alkohol maupun nar*ko*b*.
Aku tak mau mengulang kesalahanku yang dulu.
Sebulan setelah Satria berkunjung kerumah, aku dikenalkan pada keluarganya, ia dibesarkan oleh bibinya, ibu kandungnya bekerja menjadi Tkw di Singapura dan pulang 5 tahun sekali, sementara ayahnya pulang ke kampung halamannya meninggalkan anak anaknya disini.
Satria dua bersaudara, kakaknya laki laki juga masih membujang.
Saat itu aku diajak Satria berkeliling ke salah satu tempat wisata. 2 jam perjalanan dari desanya.
Disana dia melamarku dengan sebuah cincin, aku mengangguk tanda setuju, tak butuh waktu lama aku menaruh rasa pada Satria. Entah aku sudah yakin dengan keputusanku.
___
Ayah tiriku murka.
Keesokan harinya Satria berkunjung ke rumah, mengutarakan niatnya ke ibu dan nenekku, ayahku tidak pernah ada dirumah, setiap pulang pasti larut malam, dan ia pun tak kan mungkin suka dengan keputusanku ini.
Ibu dan nenek senang mendengar niat Satria, nanti akan dirundingkan dengan ayahnya Kinara dulu, kapan waktu yang tepat untuk keluarga Satria memintaku secara kekeluargaan, ibuku menjelaskan.
Malam itu ibuku mengutarakan semuanya, benar juga filingku, ayahku tak suka, ia marah besar mengataiku sesuka hatinya, ibu dan nenekku hanya bisa diam tak bersuara, tapi nenekku tetap kekeh memperjuangkan keinginanku.
Saat itu juga, ibu, nenek dan aku dibuatnya terkejut.
Ada 3 orang lelaki datang kerumah, ternyata berniat melamarku. Apa maksudnya ini..??..batinku.
Aku sedikit takut, kalau aku kalah dalam hal ini, bagaimana.
Sebanyak yang aku dengar, aku lebih terkejut lagi saat keluargaku berterus terang jika aku sudah ada yang mau melamar, tamu itu marah, mereka menjelaskan, perjodohan itu sudah dibicarakan matang dengan ayah tiriku, ungkap salah satu lelaki paruh baya itu.
Dan sedihnya aku, aku dijodohkan ayahku karna dijanjikan imbalan berupa sepetak ladang. Air mataku menetes.
Tanpa sepengetahuanku, tanpa ibu dan nenekku tahu, aku ditukar dengan sebuah ladang. Astagfirullah .., apa lagi ini Tuhan..??, dalam batin aku menjerit.
Aku mengirim chat pada Satria, aku meminta Satria tak menunda nunda keluarganya datang melamarku. Setelah ketiga tamu itu pulang, ayahku lagi lagi marah, mengolok ngolokku sesuka hatinya, memang dia tak berani mengolokku didepan mukaku, tapi di depan ibuku dan nenekku.
Sampai nenekku mulai sakit sakitan.
Oh Tuhann tolonglah aku....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Pujiati
Menarik ceritanya....seperti realita sebuah kehidupan nyata
2022-05-16
1