5 tahun sudah ibuku membina rumah tangganya.
Hari ini aku akan memiliki seorang adik.
Tangisan terdengar dari dalam ruang bersalin. Ya......, aku memiliki seorang adik, adik perempuan.
Kunamai dia Nara sesuai izin ibuku, sedikit penggalan dari namaku.
Dalam hati aku janji merawatnya seperti aku ini adalah seorang ibu juga baginya, meskipun saat itu aku masih duduk di bangku smp kelas 3.
"Hallo cantik", ku sapa adikku tuk pertama kalinya.
Meskipun dia terlahir prematur di usia 7 bulan , adikku sehat sempurna tidak kekurangan apapun, meskipun beratnya hanya 2 kg.
Karena keadaan ibuku sudah pulih, dan dokter mengizinkannya untuk pulang, sore hari itu juga kita langsung pulang ke rumah.
Adikku kurawat seperti anakku sendiri, aku belajar banyak hal tentang merawatnya.
Tetapi ada perubahan sikap ayah tiriku kepadaku, seolah dia sudah memiliki anak sendiri dan aku bukan siapa siapa, itulah yang kupahami saat itu.
Karena lahir prematur, adikku butuh perhatian ekstra, lain dari bayi lahir cukup bulan lainnya, Nara sering sakit sakitan, saat usianya menginjak 2 tahun dia mengalami demam sampai kejang, kami panik, langsung aku dan ibuku berangkat ke puskesmas saat itu juga.
Setelah diperiksa dokter.
Adikku harus opname sesuai arahan dokter, sejak saat itu setiap panas Nara sering sekali kejang.
Selama opname aku yang merawatnya, menyuapinya, memandikannya, bahkan saat tidur aku yang menggendongnya, Nara tidak mau jika orang lain yang merawatnya karna setiap hari saat tak disekolah aku yang merawatnya.
Sungguh ku sayangi dia seperti anakku sendiri.
Tapi seolah olah aku hanya dibutuhkan saat Nara membutuhkannku.
Jika Nara tak membutuhkanku, aku seperti tak dianggap dan merasa tak memiliki orang tua lagi.
Sebenarnya apa salah ku...??.
Aku tak bisa memilih di keluarga mana aku dilahirkan, dan orang tua macam apa yang akan menjadi orang tuaku.
Yang masih ku yakini adalah, Allah telah melahirkanku di keluarga ini dan aku telah kehilangan sosok ayah di usia anak anak pasti ada alasannya.
Hanya Allah yang tau apa alasan di balik semua itu.
____##_____
Pacar pertamaku
Tahun 2012, Tahun terakhirku di Smp.
Ujian setiap hari, tugas bertumpuk.
Tugas berkelompok makin sering kulakukan.
Disaat saat seperti itu ada saja ulah temanku.
Bisa dibilang romansa anak smp dan cinta monyetnya di mulai.
Ada satu temanku memberitahuku bahwa nomerku telah diberikan ke seorang pemuda, seperti itulah anak jaman dulu, bahkan face book pun kami belum memilikinya, awalnya aku marah karna belum pernah ada teman lelaki selain teman sekolahku, dan tak pernah aku menyimpan nomer pemuda di hp ku.
Setelah pulang sekolah benar saja, hpku berdering.
Ada notif sms di hp ku, maklumlah waktu itu hp ku bukan android dan belum mengenal whatsapps.
Kubaca sms itu, tidak bernama, siapa ini..?.
"Hay
namaku rendy, salam kenal.
aku dapat nomermu dari santi temanmu, semoga kamu tak marah".( isi sms)
Aku mencoba membalas smsnya.
"Hay salam kenal juga, namaku Kinara, toh sudah terlanjur kau tau nomerku, tidak masalah".( balasan sms ku ).
Sejak saat itu aku berteman hanya melalui sms dengannya, 1 bulan berlalu dia memintaku menjadi pacarnya.
Deggg..
Takut bercampur senang, baru kali ini ada pemuda yang menyatakan cinta padaku.
Dengan memberanikan diri,
Kuterima dia jadi pacarku, biarpun hanya cinta monyet, tak apalah, anggap saja sebagai teman dekat, batinku.
Setelah berpacaran kami bertemu tuk pertama kalinya, di warnet, yaaaa...!! karna kami masih anak anak dan aku pun takut ketahuan ibuku.
Setelah bertemu, aku dibuat kaget bukan kepalanh.
Ya Tuhaann dia ternyata sudah tak bersekolah dan lebih tua 3 tahun dariku, tapi aku sudah terlanjur menjawab iya kemarin. Lebih baik aku jalani saja dulu batinku lagi.
Kurahasiakan hal ini sampai aku naik ke kelas dua SMK.
Cukup lama juga ya.....!!
Setelah itu aku memberanikan diri membawanya kerumah memperkenalkan ia pada ibuku dan nenekku.
Ada rasa takut dalam hati, tapi tak apa dari pada aku diam diam terus menemuinya di jalan.
Titt..tittt
"Assalammualaikum", sapanya dari teras rumah.
"Walaikumsalam", sahutku dari dalam rumah.
Dia beneran datang...!!!, batinku.
Kuperkenalkan dia dengan nenek dan ibuku, dia disambut ramah dirumah ini, apalagi ia bercerita bahwa ia perantauan tambang emas.
Hemmmm..., nenekku paling suka pemuda yang pekerja keras apalagi yang nyata pendapatannya.
Saat Rendy akan pulang, tiba tiba ayahku pulang dari ladang, anehhh..??, biasanya ayahku pulang baru nanti sore.
Aku sudah mulai ketakutan saat itu, ibu bersikap biasa menerima Rendy, tapi ayahku...???, aku tak yakin.
Benar saja, saat Rendy pulang ayahku marah pada ibuku.
"Gak tau malu, model gadis seperti janda, sudah berani bawa laki laki macam lo*t*.", sambil melotot pada ibuku.
Aku terkejut bukan main, apakah harus seperti itu tanggapannya. Apakah aku seburuk itu..??, Astagfirullah, gumamku dalam hati.
Sejak saat itu aku tak berani undang Rendy kerumahku lagi, dan karena itu aku malah berani datang kerumahnya bertemu dengan keluarganya.
Entah apa yang kupikirkan sampai berani bertamu ke rumahnya.
Lagi lagi aku terkejut, Rendy keluar dari ruang keluarga menemuiku di ruang tamu, ia memakai celana selutut tanpa memakai baju.
Badannya bertato, kaki bertato, sungguh aku benar benar terkejut , aku tak menyangka dia pacarku.
Benarkah apa yang kulihat...??, gumamku.
Saat ku minta penjelasannya malah aku lebih terkejut lagi.
Pacarku seorang pemabuk dan pemakai, Astagfirullah, bagaimana ini..??, jika aku putuskan kali ini apakah ia tidak dendam padaku. Lebih baik aku diam dan mencari situasi yang tepat.
Karena keputusannku yang menunda nunda niatku meminta putus, akhirnya aku malah lebih hanyut di rasa cintaku padanya.
Aku menepis semua hal buruk tentangnya.
Di mataku selalu ada toleransi untuk pacarku itu, yang sebenarnya sudah tak baik lagi untuk dipertahankan.
____##__
Aku semakin dijelek jelekkan oleh ayah tiriku.
Makin hari.
Ayahku semakin berani berkata jelek tentang hal yang berhubungan denganku.
Setiap harinya, aku semakin jauh dengannya, berbicara pun tak berani ku lakukan.
Banyak saudara yang bicara kepadaku bahwa jika ia ada kesempatan, ayahku akan berbicara buruk tentangku diluar sana.
Tapi aku tetap diam, jangan sampai ibu dan nenekku tahu masalah ini.
Kuanggap itu hanya angin lalu.
Pagi itu sekolahku libur, ayahku terlihat akan berangkat keladang.
"Punya anak gak bisa masak, bisanya tidur, memalukan", ketus ayahku.
Ibu dan nenekku hanya terdiam tak menjawab.
Sungguh itukah ayah untukku..??, gumamku.
Aku makin bertabiat jelek setiap hari menurutnya.
Ayahku sendiri menjelek jelekkanku, sedangkan ibuku hanya bisa diam, Astagfirullah.
Jika ia mendapatkan anak tiri yang bisanya membangkang dan suka kluyuran, apakah ia akan senang akan hal itu..??.
Aku terkadang bingung, anak macam apa yang ia harapkan.
Jika ia tak menyukaiku, kenapa ia menikahi janda yang sudah memiliki anak.
Jika ia sadar dengan pilihannya.
Seharusnya ia juga bisa menerima konsekuensinya bagaimana nantinya ia bisa mendidik dan merawat anak tirinya, bukan malah menjadikannya musuh.
Memang di luar sana cerita buruk tentang ayah tiri itu sudah biasa.
Tetapi tak bisa disangkal juga, ada ayah tiri yang bisa menyayangi anak tirinya lebih dari ia menyayangi dirinya sendiri, dan sebenarnya itulah yang ku harapkan diri sosok lelaki yang ibuku nikahi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Syavininaz
yang sabar ya Anara
2022-12-09
1
Hawa zaza
next
2022-05-25
1
Pujiati
"Ujian Kesetiaan" hadir
2022-05-15
2