Telfonku berdering, aku harap itu Rendy.
Sudah 2 minggu ini Rendy tak mengabariku.
Terakhir aku bertemu dengannya aku menasehatinya agar berhenti minum dan konsumsi nar*ko**.
Harapanku agar hubungan ini bisa berlanjut tanpa dan kata berpisah.
Seseorang punya keburukannya masing masing, dan aku mencoba memperbaiki itu dari Rendy, agar ia bisa berubah lebih baik lagi, dan ada alasan untukku untuk tetap mempertahankannya.
Hanya itu yang bisa aku lakukan, aku tau pasangan seperti itu tidak baik bagiku tapi aku terlanjur mencintainya.
Rendy juga pernah ingin menodaiku tapi aku menolaknya berulang ulang.
Aku ingat keluarga yang membesarkanku dirumah, mengharapkan aku menjadi wanita baik baik, untungnya Tuhan masih melindungiku.
Aku terlepas dari amukan Rendy setiap kali dia nekat, tapi bodohnya aku selalu bertahan di hubungan ini. Aku masih berharap Rendy mau berubah demi aku.
Setelah pertemuan itu malah ia tak mengabariku sama sekali.
Sms maupun telfon tak ada jawaban. Rumahnya pun kosong.
Saat ada sms masuk itulah alasanku selalu berharap bahwa itu adalah Rendy.
Sudah berminggu minggu aku menunggu kabar darinya.
Tapi harapanku sia sia.
Suatu hari, telfonku berdering.
Betapa terkejutnya aku, air mataku menetes tak terkendali, aku diam diam menangis di kamar tanpa memberitahu siapapun.
Sms itu dari adik perempuan Rendy, dia memberitahuku bahwa satu minggu yang lalu Rendy mengalami kecelakaan tunggal dan mengalami gagar otak parah, setelah dia dioperasi, dia mengalami koma selama satu minggu.
Aku tak bisa tidur semalaman, keesokan harinya aku pamit ke ibuku untuk menemui Rendy. Aku tak bicara banyak pada ibuku, baik tentang kondisi Rendy saat ini.
Aku diantar adik Rendy kerumah sakit, aku terpaku melihat keadaanya, saat itu juga aku pertama kali bertemu dengan ibunya Rendy.
Ia baik dan sepertinya orang yang penyayang dan kuat.
Bagaimana tidak, ia berhasil membesarkan 4 orang anaknya tanpa suami, suaminya terlalu sering merantau dan jarang sekali pulang, walaupun untuk setahun sekali.
Saat itu aku meminta adiknya memperkenalkan aku sebagai temannya bukan pacar Rendy kepada keluarga yang lain.
Ada alasan aku melakukan itu, yang terpenting kondisi Rendy saat itu, itulah yang terpenting bagiku saat itu.
Saat aku menjenguknya, aku diberi kesempatan oleh dokter untuk masuk menemui Rendy yang terbaring koma.
Tubuhnya tak berdaya, rambutnya botak karna dicukur untuk keperluan operasi besar, selang oksigen, selang susu, selang obat dimana mana, menjalar di mulut dan hidungnya.
Satu minggu ini hanya susu khusus diselang itu yang ia makan, hanya obat dan oksigen itu yang masuk ke tubuhnya. Sungguh sangat mengenaskan dia saat itu.
Tak sanggup aku melihatnya.
Aku putuskan untuk pamit, tak tega aku lama lama melihatnya terbaring seperti itu.
Selang beberapa hari kemudian.
Waktu itu saat bulan ramadhan, tepat esok hari ialah hari lebaran bagi umat islam.
Gema takbir malam itu saling bersahut sahuttan.
Kupanjatkan doa terbaik bagi Rendy dan doa terbaik untuk orang orang yang kusayangi.
Dan tepat di hari itu juga.
Tengah malam telfonku berdering lagi, ku harap itu kabar baik, semoga Rendy sadar dari koma.
Tetapi betapa terkejutnya aku,
Hp ku terjatuh setelah aku membaca sms dari Dea, adik Rendy.
Air mataku tak bisa terbendung, pecah sejadi jadinya di sudut kamarku.
Rendy meninggal...!!!.
Aku tak tidur semalaman aku menangis di sudut kamar, aku mengingat semua kenangan bersamanya, kenapa Allah tega mengakhiri hidupnya, gumamku dalam hati.
Aku terus menangis dalam diam.
Tak ada yang tau aku menangis, bahkan ibu dan nenekku sekalipun.
Keesokan pagi ibuku curiga, gak biasanya aku belum bangun jam segini.
Ibu masuk kekamarku, aku sedikit sesenggukan di pojok kamar, ibu menghampiriku dengan gelisah.
"Kin kamu kenapa, kok nangis", ibu memelukku.
Aku mulai menangis lagi, nenek menghampiriku juga.
"Rendy meninggal buk", aku memeluk ibuku seerat eratnya menahan rasa sakit kehilangan Rendy dan menangis dalam dekapannya.
Ibu dan nenek saling bertatapan, lalu ibu menyuruhku untuk mandi dan bersiap ke rumah Rendy, ibu ingin aku melihat Rendy untuk yang terakhir kalinya.
Usai bersiap, aku diantar ibuku datang melayat ke rumah Rendy.
Saat aku sampai disana keranda mayat Rendy masih disholatkan.
Aku duduk disamping adik dan ibunya yang sangat terpukul akan hal itu.
Saat kyai selesai mensholati jasad Rendy, para lelaki nampak memanggul kerandanya berjalan menuju ke pemakaman, bersamaan dengan itu semua tangisan pecah terutama aku.
Tak ku sangka Tuhan mengambil alih, ia memutuskan apa yang tidak bisa kuputuskan, walaupun aku tahu itu hal yang buruk jika terus dipertahankan tapi aku tetap menpertahankannya dengan alasan cinta.
Sehingga Allah memutus hubungan ini dengan ajal, Allahhuakbarr.
Ya Allah begitu kecil kami dihadapanmu. Ampuni kami.
Setelah kejadian itu aku murung selama berbulan bulan, aku lebih sering sholat sunnah saat aku gundah dan mengingat kejadian itu, hanya itu yang bisa membuatku tenang saat itu.
2 bulan berlalu, aktifitas sekolahku kembali normal, program PSG ku telah usai.
Aku lebih pendiam dari biasanya disekolah. Sungguh itu sangat berat bagiku.
Tahun yang berat yang pernah kualami.
____##___
Teman temanku mak comblang.
Tak tahan melihatku murung, teman temanku bergantian mencarikanku pengganti Rendy.
Aku memang tak menanggapinya, tapi mereka kekeh dengan idenya.
Sarahhh, salah satu teman akrabku, menyebar nomer hp ku ke teman cowoknya.
Dan yahhh bisa ditebak apa yang terjadi, memang aku tak cantik, tapi pemuda sekarang belum tau orangnya pun sudah menyatakan cinta. Ya seperti Rendy dan aku dulu.
Lely, temanku juga, mak comblang kedua.
Dia mengenalkan aku dengan teman sahabatnya.
Gea merayuku agar berkenalan dengan kakak pacarnya.
Tak mau kalah, Rosa teman sebangkuku, mengenalkanku pada teman samping rumahnya. Ya ampunnn........
Akhirnya aku permainkan semuanya, satu persatu aku persilahkan berkenalan denganku, tapi akhirnya ku tinggalkan satu persatu.
Mungkin mereka mengataiku sok cantik, tapi jika masalah hati, orang lain pun akan berlaku sama sepertiku.
Sulit untuk hati berkata ya jika ia merasa jawabannya adalah tidak.
Akhirnya semua sahabatku mundur, menyerah akan keadaannku.
Entah apa yang mereka pikirkan saat itu, biarlah hanya mereka yang tau.
Hanya waktu.......
Itulah yang bisa menyembuhkanku.
____##___
Kekangan ibu dan nenek
Tahun ini aku lulus dari bangku SMK, alhamdulillah ya Allah, ucapan syukur tak hentinya aku panjatkan dalam hatiku.
Aku kehilangan Rendy tapi aku mulai bisa berpositif tingking dengan takdir Allah.
Bagaimana tidak, Allah melindungiku dari nafsu Rendy selama ini, jika saat itu aku tak bisa mempertahankan kehormatanku, entah bagaimana aku sekarang.
Aku membayangkan saat Rendy tiada dan kehormatanku pun terlanjur hilang, Astagfirullah mungkin aku sudah g*la saat ini, tak mungkin aku bisa lulus SMK dan menatap mantap ke masa depanku kelak.
Aku lulus dengan nilai cukup baik, semua anggota keluarga senang, kecuali ayahku, hanya kata jelek yang keluar dari mulutnya, ia juga senang Rendy tiada, ini kesempatannya memilihkan aku jodoh sesuai keinginannya.
Kesempatanku kuliah sangat tidak mungkin, meskipun aku ingin.
Sebab nenek tak mengizinkan aku jauh dari rumah. Pikirnya anak perempuan setinggi apapun pendidikannya hanya akan berakhir menjadi ibu rumah tangga dan berada di dapur.
Sungguh untuk kali ini aku sebenarnya tak sependapat dengan nenekku, tapi aku tetap diam.
Bahkan ibuku juga diam sebab jika aku kuliah pun nenekku yang menanggung biayanya, jadi semua keputusan ada di tangan nenekku.
Satu bulan setelah kelulusan, sekolahku mengadakan job fair di berbagai kota dan luar negeri, bekerja sama dengan banyak perusahaan rokok, mall, pabrik makanan dan banyak lagi.
Aku sangat antusias mengikuti job fair itu, kubuat 3 surat lamaran pekerjaan untuk melamar pada hari itu.
Aku sudah berpakaian hem putih dan rok hitam, tanda aku siap mengikuti wawancara kerja.
Saat aku bersiap, ibuku masuk kekamarku.
Kagetnya aku, ibuku menangis tersedu sedu memintaku untuk tidak mendaftar kerja.
"Kin jangan ikut wawancara ya, ibuk gak mau kamu kerja, jika kamu kekurangan apapun biar ibuk yang kerja". Tangisnya pecah.
Aku cuma terdiam, oh Tuhan apa lagi ini.
Lalu apa gunanya aku mati matian sekolah, belajar sampai nilaiku patut dibanggakan, semua tak ada artinya, gumamku dalam hati.
Aku tak menjawab ibuku sepatah katapun, aku meninggalkan ibuku di kamar dan berlalu mengendarai motorku ke sekolah dengan menangis sepanjang jalan.
Kuberanikan diri mendaftar lamaran kerja sesuai niat awalku, satu di pabrik rokok dan 2 surat lamaran lagi di mall yang terletak di kota.
Kedua lamaranku lolos.
Alhamdulillah, tinggal mengikuti interview di kantor pusat dan mengikuti seleksi lanjutan, gumamku.
Satu minggu kemudian jadwal interview ku dikirim melalui sms.
Aku teringat tangisan ibuku hari itu, aku mulai meneteskan air mata lagi, kekangan ini sungguh menyulitkanku.
Akhirnya aku mengalah, aku lepas semua.
Tak ada interview yang aku hadiri. Hanya demi ibuku.
Aku juga tak menghiraukan ocehan ayah tiriku yang menyinggungku tidak berguna.
Demi adikku, agar tidak merasakan kehilangan ayah sepertiku, agar ibuku tidak bercerai hanya karna aku memberontak.
___##__
Belajar mandiri.
Lagi lagi aku termenung selama satu minggu tanpa semangat, tapi akhirnya aku bangkit, aku tak mau patah semangat, kalau aku tidak bisa kerja diluar aku bisa kerja dirumah, gumamku. Mencoba menyemangati diriku sendiri.
Aku menemui nenekku.
"Nek aku minta sesuatu", kuutarakan niatku.
"Minta apa kin..??", sahut nenekku.
"Aku tak boleh kuliah, tak boleh bekerja, aku mau minta modal jualan makanan di teras rumah, bolehh..??", jelasku.
Tak kusangka nenek malah senang dan menyetujui keinginanku.
Keesokan harinya aku dibelanjakan semua kebutuhan untuk jualan.
Bahkan aku juga dibelikan hp android agar bisa lebih mudah jualan baju online sebagai resseler.
Aku memang punya bisnis resseler sejak kelas 3 smp, tapi karena hp tak memadai sulit untukku mencari pelanggan.
Semua sudah beres, aku tekuni jualan gorengan dan makanan di teras ini.
Semoga ada rejeki yang datang, aminnn, kunfayakun, semua atas izin Allah, doaku dalam hati.
Saat aku tidak bisa ke pasar, ibuku lah yang pergi belanja kebutuhan warungku, ia berangkat berboncengan dengan ayahku, sambil menggerutu dia mengantar ibuku.
Ibuku tak menghiraukan ocehannya.
Ibuku hanya takut anak gadisnya diwaktu subuh harus pergi ke pasar sendirian, jadi ia mengalah untuk ambil bagian berbelanja.
Telfonku berdering, ada sms masuk, siapa..??, tak kukenal nomernya.
ternyata pelanggan baju online ku, seorang lelaki bernama Satria.
Saat itu dia ada pesanan baju untuk pacarnya, karena dia masih diperantauan akhirnya aku diminta menyerahkannya langsung pada pacarnya kala itu.
Sesaat sebelum aku nenyerahkannya, dia kembali menelfonku, supaya aku tidak jadi memberikan pesanannya kepada pacarnya.
Ia mengatakan bahwa ia telah putus beberapa saat yang lalu.
Lalu gaun yang telah terbeli dia berikan kepadaku.
"Ambillah aku sudah tidak membutuhkannya", pakailah gaun itu sebagai hadiah dariku", itulah isi sms dari satria.
Aku hargai pemberiannya, aku pakai dan aku foto, kukirim ke padanya lewat whatsapps tanda terima kasihku kepadanya,bahwa aku juga telah memakai pemberiannya.
Entah ide bodoh itu tiba tiba muncul di pikiranku.
Telfonku kembali berdering.
Melotot aku saat melihat balasan pesan darinya.
"Apaaaaa..!!, siapa dia berani menghinaku, tak sudi aku memakai baju ini lagi", aku sangat marah saat itu, sungguh salah apa aku padanya.
Sampai akhirnya aku putuskan semua kontak dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Pujiati
"Ujian Kesetiaan" hadir lagi Thor.
semangat 💪
2022-05-16
1