Unconditional Love 5

"Sayang, ajak temanmu sarapan, sekarang!" pekik Yuliana dari arah ruang makan.

"Ibuku sudah memanggil. Kamu mau kan sarapan bersama keluargaku?" Pertanyaan Nadira langsung dibalas anggukan cepat oleh Tina.

Di ruang makan, Yuliana terlihat sibuk menata piring-piring di atas meja, sedangkan Agung, ayah Nadira, telah bersiap dengan sepiring nasi di hadapannya. Yuliana menghidangkan nasi putih hangat, telur dadar, perkedel kentang, dan sayur sop sebagai menu sarapan pagi itu. 

Langkah Nadira dan Tina yang semakin mendekat sehingga dapat mencium aroma kelezatan yang kian menyeruak menebar nafsu makan mereka berdua. Buru-buru Nadira duduk di samping Agung setelah mempersilakan Tina duduk di sisi seberangnya.

"Kamu cantik sekali, Sayang," puji Agung, saat melihat penampilan berbeda putrinya. "Bahkan jika untuk penyamaran, kemungkinan besar dengan penampilan seperti itu akan berhasil," imbuhnya. 

"Hanya perubahan kecil, Ayah," jawab Nadira. "Nadira akan tetap menjadi putri kesayangan, Ayah. Akan tetap seperti itu untuk selamanya," tambahnya. 

"Bagaimana dengan kacamatamu, Sayang? Apa kamu dapat melihat dengan jelas tanpa mengenakannya?" Yuliana memang menyukai perubahan dalam penampilan Nadira, akan tetapi seorang ibu tersebut juga mencemaskan keadaan Nadira jika tanpa mengenakan kacamata. 

"Tante, maaf untuk sebelumnya. Saya ingin membantu Nadira agar dia tidak perlu mengenakan kacamata di sekolah. Saya memberikannya softlens khusus untuk penderita miopia, jadi dapat saya pastikan aman untuk Nadira." Tina memahami gelagat Nadira yang menunjukkan kebingungan sekaligus ketakutan. Akhirnya dirinya memutuskan untuk mewakili Nadira menjelaskan tentang alasan Nadira tidak mengenakan kacamata di hari itu. 

"Tina, apa ada tenggat waktu berapa lama pemakaiannya?" Sudah sewajarnya Yuliana akan mencemaskan tentang pilihan Nadira mengenakan softlens. 

"Ada, Tante. Umumnya waktu maksimal menggunakan softlens adalah selama delapan jam, jadi sebelum mencapai delapan jam, saya akan membantu Nadira melepasnya," terang Tina. 

"Tante tidak bermaksud apa-apa. Tante hanya takut terjadi suatu hal yang buruk pada mata Nadira." Yuliana dengan perasaan lega dapat menyunggingkan senyumnya, sebab mendapat penjelasan yang rinci dari Tina. 

"Saya menyadari ketakutan Tante. Karena Ibu saya juga sama persis seperti Tante saat mengetahui saya terkadang mengenakan softlens saat pergi ke sekolah," jawab Tina. 

"Ya sudah kalau begitu, mari kita makan sekarang." Yuliana segera mengisi piring Tina dengan nasi putih beserta lauk-pauknya, dan hal tersebut membuat Tina merasa tidak enak hati. 

"Terima kasih, Tante. Tapi seharusnya Tante tidak melakukan hal tadi, saya jadi merasa tidak enak," tutur Tina. 

"Tidak perlu seperti itu, Tante juga melakukan hal sama pada Nadira," jelas Yuliana, sembari menyibukkan tangannya menyiapkan isi piring untuk Nadira.

"Ibuku adalah wanita yang sangat penyayang, jadi jangan heran jika beliau melakukan hal seperti tadi kepadamu," sahut Nadira, yang sesaat kemudian beralih menatap wajah ayu ibunya seraya menyunggingkan senyumnya dan langsung mendapat balasan lengkungan tipis di bibir Yuliana. 

Ruang makan tersebut berubah menjadi hening, hingga suara dentingan sendok beradu dengan piring terdengar berisik mengiringi kegiatan sarapan pagi mereka semua. Sepuluh menit berlalu, Agung menyelesaikan sarapannya terlebih dahulu, lalu disusul Nadira dan Yuliana secara bersamaan, dan diakhiri oleh Tina. 

"Ayah tidak bisa membonceng kalian berdua secara bersamaan, lalu solusinya bagaimana?" Agung yang masih sibuk mengenakan sepatunya, sesekali menatap ke arah Nadira untuk meminta jawaban. 

"Apa salah satu dari kalian ikut Ibu saja? Ayah membawa satu, dan Ibu juga membawa satu," tawar Yuliana, yang langsung mendapat geleng kepala dari Nadira dengan cepat. 

"Jalan menuju sekolah Ibu sangat jauh dan sama sekali tidak searah dengan sekolah Nadira, jika Ibu mengantar salah satu dari kami, maka yang ada Ibu akan terlambat,"  sanggah Nadira dengan cepat. 

"Tante, Om, saya bersama Nadira akan menaiki taksi saja, itu tidak masalah karena saya diberi uang saku lebih oleh orang tua saya," sahut Tina, memberikan jalan keluar. 

"Apa itu tidak merepotkanmu, Nak?" Yuliana tidak enak hati dengan Tina. 

"Setelah sepiring nasi dengan lauk-pauk yang luar biasa, membawa Nadira menaiki taksi bersama saya bukanlah balasan yang setimpal," jawab Tina, disusul gelak tawa dari Agung, Yuliana, dan Nadira. 

"Terima kasih ya, Tina. Tante titip Nadira, kalian hati-hati di jalan, ya," pesan Yuliana, langsung mendapat anggukan dari Nadira dan Tina. 

Setelah mencium punggung tangan Yuliana dan Agung, Nadira bersama Tina langsung berjalan meninggalkan pekarangan rumah Nadira. Nadira dan Tina berjalan sebentar sebelum menemukan taksi yang lalu lalang di sekitar jalan raya. 

"Terima kasih untuk semuanya, Tina." Nadira, menatap wajah cantik Tina yang tidak jauh dari pandangannya. 

"Untuk tadi lupakan saja, karena aku sudah mendapatkan balasannya, dan itu jauh lebih berharga menurutku." Tina terus menatap ke jalanan hingga mendapati taksi yang melaju ke arahnya. "Hentikan taksi itu, Nadira," imbuhnya, seraya melambaikan tangan ke jalanan untuk memberi kode pada taksi agar berhenti. 

Tina dan Nadira berhasil menghentikan taksi bersama-sama, hingga akhirnya mereka berdua dapat berangkat ke sekolah tepat waktu. Sepanjang perjalanan, Tina memberikan banyak saran pada Nadira agar dapat menghadapi kecongkakan Kesya.

"Kesya adalah gadis yang angkuh, untuk menghadapinya kamu tidak perlu membuat dirimu setara dengannya," tutur Tina, hendak memulai penjelasannya. 

"Saat gadis tersebut merundung seseorang, maka hal yang sering ia lakukan adalah melakukan kekerasan fisik, lalu disusul dengan hinaan, atau mungkin sebaliknya. Menurutku hal itu sudah menjadi ciri khasnya," sambung Tina. "Untuk itu kamu tidak perlu melakukan perlawanan saat Kesya melakukan kekerasan fisik padamu, cukup menghindar saja dan tanpa memberikan balasan," imbuhnya. 

"Lalu bagaimana dengan hinaannya?" Lambat laun Nadira dapat memahami segala saran yang Tina berikan untuknya. 

"Saat seseorang menciptakan api, kamu tidak perlu membuatnya berkobar dengan menuangkan minyak tanah ke dalamnya, yang kamu perlukan adalah sebuah air untuk memadamkannya, bukan?" Tina sengaja menjeda ucapannya dengan tujuan agar Nadira dapat mengetahui sendirian kelanjutannya.

"Berarti jika dia lemparkan hinaan padaku, tidak perlu aku kembali mencacinya. Yang harus aku lakukan adalah tenang, dan mencari kata-kata dalam otakku untuk membuatnya bungkam, apa seperti itu?" Nadira sebenarnya tidak yakin dengan jawabannya, akan tetapi anggukan dari Tina membuatnya merasa bangga. 

"Kamu sangat pintar, Nadira. Akan tetapi yang harus kamu perhatikan adalah, bahwa sesungguhnya mencari solusi di bawah tekanan adalah hal yang sulit. Itu yang akan kamu rasakan saat mencari kalimat untuk membungkam mulut Kesya, di tengah hinaan yang dia berikan padamu pasti sangat sulit. Karena saat itu kamu harus mengesampingkan kondisi emosionalmu, agar dapat berpikir dengan jernih," papar Tina.

Nadira mengangguk paham. "Terima kasih untuk konsultasinya pagi ini, apa bisa saya atur jadwal untuk kembali berkonsultasi, besok?" Gurau Nadira, disambut gelak tawa Tina. 

"Sebentar, saya akan memeriksa schedule untuk menentukan waktu agar dapat membuat jadwal pertemuan kita yang selanjutnya." Tina membalas gurauan Nadira dengan seimbang. 

Perjalanan menuju sekolah yang paling mengesankan. Di mana gelak tawa bertebar di sekitarnya, sungguh membuat Nadira amat bahagia. Bumantara yang luas melukiskan warna kebiruan, menandakan hari itu akan cerah. Lalu lalang kendaraan yang perlahan mulai padat, seolah membuktikan aktivitas para masyarakat. Hari itu memang seperti biasanya, menyuguhkan sesuatu seperti hari-hari sebelumnya, hanya saja kesan yang didapatkan Nadira merupakan hal baru yang ia dapatkan saat bersama Tina.

Terpopuler

Comments

Kak Icha

Kak Icha

Semangat terus ya 🥰🥰🥰

2022-07-23

0

Kymilla Cania Juita

Kymilla Cania Juita

tulisannya rapi banget... semangat!

2022-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Rintihan Terlepas
2 Unconditional Love 2
3 Unconditional Love 3
4 Unconditional Love 4
5 Unconditional Love 5
6 Unconditional Love 6
7 Unconditional Love 7
8 Unconditional Love 8
9 Unconditional Love 9
10 Unconditional Love 10
11 Unconditional Love 11
12 Unconditional Love 12
13 Unconditional Love 13
14 Unconditional Love 14
15 Unconditional Love 15
16 Unconditional Love 16
17 Unconditional Love 17
18 Unconditional Love 18
19 Unconditional Love 19
20 Unconditional Love 20
21 Unconditional Love 21
22 Unconditional Love 22
23 Unconditional Love 23
24 Unconditional Love 24
25 Unconditional Love 25
26 Unconditional Love 26
27 Unconditional Love 27
28 Unconditional Love 28
29 Unconditional Love 29
30 Unconditional Love 30
31 Unconditional Love 31
32 Unconditional Love 32
33 Unconditional Love 33
34 Unconditional Love 34
35 Unconditional Love 35
36 Unconditional Love 36
37 Unconditional Love 37
38 Unconditional Love 38
39 Unconditional Love 39
40 Unconditional Love 40
41 Unconditional Love 41
42 Unconditional Love 42
43 Unconditional Love 43
44 Unconditional Love 44
45 Unconditional Love 45
46 Unconditional Love 46
47 Unconditional Love 47
48 Unconditional Love 48
49 Unconditional Love 49
50 Unconditional Love 50
51 Unconditional Love 51
52 Unconditional Love 52
53 Unconditional Love 53
54 Unconditional Love 54
55 Unconditional Love 55
56 Unconditional Love 56
57 Unconditional Love 57
58 Unconditional Love 58
59 Unconditional Love 59
60 Unconditional Love 60
61 Unconditional Love 61
62 Unconditional Love 62
63 Unconditional Love 63
64 Unconditional Love 64
65 Unconditional Love 65
66 Unconditional Love 66
67 Unconditional Love 67
68 Unconditional Love 68
69 Unconditional Love 69
70 Unconditional Love 70
71 Unconditional Love 71
72 Unconditional Love 72
73 Unconditional Love 73
74 Unconditional Love 74
75 Unconditional Love 75
76 Unconditional Love 76
77 Unconditional Love 77
78 Unconditional Love 78
79 Unconditional Love 79
80 Unconditional Love 80
81 Unconditional Love 81
82 Unconditional Love 82
83 Unconditional Love 83
84 Unconditional Love 84
85 Unconditional Love 85
86 Unconditional Love 86
87 Unconditional Love 87
88 Unconditional Love 88
89 Unconditional Love 89
90 Unconditional Love 90
91 Unconditional Love 91
92 Unconditional Love 92
93 Unconditional Love 93
94 Unconditional Love 94
95 Unconditional Love 95
96 Unconditional Love 96
97 Unconditional Love 97
98 Unconditional Love 98
99 Unconditional Love 99
100 Unconditional Love 100
101 Unconditional Love 101
102 Unconditional Love 102
103 Unconditional Love 103
104 Unconditional Love 104
105 Unconditional Love 105
106 Unconditional Love 106
107 Unconditional Love 107
108 Unconditional Love 108
109 Unconditional Love 109
110 Unconditional Love 110
111 Unconditional Love 111
112 Unconditional Love 112
113 Unconditional Love 113
114 Unconditional Love 114
115 Unconditional Love 115
116 Unconditional Love 116
117 Unconditional Love 117
118 Unconditional Love 118
119 Unconditional Love 119
120 Unconditional Love 120
121 Unconditional Love 121
122 Unconditional Love 122
123 Unconditional Love 123
124 Unconditional Love 124
125 Unconditional Love 125
126 Unconditional Love 126
127 Unconditional Love 127
128 Unconditional Love 128
129 Unconditional Love 129
130 Unconditional Love 130
131 Unconditional Love 131
132 Unconditional Love 132
133 Unconditional Love 133
134 Unconditional Love 134
135 Unconditional Love 135
136 Unconditional Love 136
137 Unconditional Love 137
138 Unconditional Love 138
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Rintihan Terlepas
2
Unconditional Love 2
3
Unconditional Love 3
4
Unconditional Love 4
5
Unconditional Love 5
6
Unconditional Love 6
7
Unconditional Love 7
8
Unconditional Love 8
9
Unconditional Love 9
10
Unconditional Love 10
11
Unconditional Love 11
12
Unconditional Love 12
13
Unconditional Love 13
14
Unconditional Love 14
15
Unconditional Love 15
16
Unconditional Love 16
17
Unconditional Love 17
18
Unconditional Love 18
19
Unconditional Love 19
20
Unconditional Love 20
21
Unconditional Love 21
22
Unconditional Love 22
23
Unconditional Love 23
24
Unconditional Love 24
25
Unconditional Love 25
26
Unconditional Love 26
27
Unconditional Love 27
28
Unconditional Love 28
29
Unconditional Love 29
30
Unconditional Love 30
31
Unconditional Love 31
32
Unconditional Love 32
33
Unconditional Love 33
34
Unconditional Love 34
35
Unconditional Love 35
36
Unconditional Love 36
37
Unconditional Love 37
38
Unconditional Love 38
39
Unconditional Love 39
40
Unconditional Love 40
41
Unconditional Love 41
42
Unconditional Love 42
43
Unconditional Love 43
44
Unconditional Love 44
45
Unconditional Love 45
46
Unconditional Love 46
47
Unconditional Love 47
48
Unconditional Love 48
49
Unconditional Love 49
50
Unconditional Love 50
51
Unconditional Love 51
52
Unconditional Love 52
53
Unconditional Love 53
54
Unconditional Love 54
55
Unconditional Love 55
56
Unconditional Love 56
57
Unconditional Love 57
58
Unconditional Love 58
59
Unconditional Love 59
60
Unconditional Love 60
61
Unconditional Love 61
62
Unconditional Love 62
63
Unconditional Love 63
64
Unconditional Love 64
65
Unconditional Love 65
66
Unconditional Love 66
67
Unconditional Love 67
68
Unconditional Love 68
69
Unconditional Love 69
70
Unconditional Love 70
71
Unconditional Love 71
72
Unconditional Love 72
73
Unconditional Love 73
74
Unconditional Love 74
75
Unconditional Love 75
76
Unconditional Love 76
77
Unconditional Love 77
78
Unconditional Love 78
79
Unconditional Love 79
80
Unconditional Love 80
81
Unconditional Love 81
82
Unconditional Love 82
83
Unconditional Love 83
84
Unconditional Love 84
85
Unconditional Love 85
86
Unconditional Love 86
87
Unconditional Love 87
88
Unconditional Love 88
89
Unconditional Love 89
90
Unconditional Love 90
91
Unconditional Love 91
92
Unconditional Love 92
93
Unconditional Love 93
94
Unconditional Love 94
95
Unconditional Love 95
96
Unconditional Love 96
97
Unconditional Love 97
98
Unconditional Love 98
99
Unconditional Love 99
100
Unconditional Love 100
101
Unconditional Love 101
102
Unconditional Love 102
103
Unconditional Love 103
104
Unconditional Love 104
105
Unconditional Love 105
106
Unconditional Love 106
107
Unconditional Love 107
108
Unconditional Love 108
109
Unconditional Love 109
110
Unconditional Love 110
111
Unconditional Love 111
112
Unconditional Love 112
113
Unconditional Love 113
114
Unconditional Love 114
115
Unconditional Love 115
116
Unconditional Love 116
117
Unconditional Love 117
118
Unconditional Love 118
119
Unconditional Love 119
120
Unconditional Love 120
121
Unconditional Love 121
122
Unconditional Love 122
123
Unconditional Love 123
124
Unconditional Love 124
125
Unconditional Love 125
126
Unconditional Love 126
127
Unconditional Love 127
128
Unconditional Love 128
129
Unconditional Love 129
130
Unconditional Love 130
131
Unconditional Love 131
132
Unconditional Love 132
133
Unconditional Love 133
134
Unconditional Love 134
135
Unconditional Love 135
136
Unconditional Love 136
137
Unconditional Love 137
138
Unconditional Love 138

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!