Langit membaca Pesan dari Ibunya bahwa orangtuanya akan datang sebentar lagi. Langit melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Ia segera berlari turun ke bawah dan masuk ke kamar Neeha. Neeha memang tidak mengunci pintu karena biasanya Ia tak akan melihat Langit lagi, Suaminya itu biasa mendekam dan bertapa di ruang baca.
Sesekali saat Neeha menonton serial TV Favoritnya, Langit turun untuk mengambil buah di kulkas atau menuang minuman. Mereka bahkan tidak tertarik dengan kegiatan satu sama lain.
Saat Langit sudah berada di dalam. Terdengar suara nyanyian aneh yang memekakkan telinga. Neeha keluar dari Kamar mandi sambil handukan sebadan juga rambutnya yang masih basah.
Selagi terbawa dengan lagu aneh yang ia nyanyikan. Neeha melepas handuknya dan menari berputar, seolah ia sedang konser teater. Langit hanya berdiri menatap tubuh polos Istrinya tanpa suara, dengan mulut menganga secara natural.
Neeha lalu berjalan untuk mengambil pakaian tidurnya. Karena ia melihat Langit sudah berdiri menatapnya. Langsung Neeha berteriak dan menutup tubuhnya dengan tangan dan berbalik.
"Aaaa keluar!"
" saya sengaja eh maksud..saya datang itu Ib buu." Langit tergagap gagap.
"Keluar!" teriak Neeha sekali lagi.
Langit segera keluar kamar. dan mengatakan kalau Ibunya akan datang sebentar lagi. Meminta Neeha merapikan kamar dan menghapus kecurigaan.
Langit lalu tiba-tiba merasakan ada yang menegang di bagian terlarang bawahnya. Ia segera menuang dan meminum air, lalu langsung naik tangga ke kamarnya.
Langit menutup pintu, masuk ke kamar mandi dan menatap wajahnya di cermin. "Apa yang kamu lakukan Langit, Kamu diam dan menatap wanita itu?" Langit bertanya pada dirinya sendiri.
Langit mengusap jantungnya yang berdebar. Ia bahkan menyalahkan juniornya yang tidak sadar situasi. "Tidak mungkin kamu terangsang sekarang"
******
Ibu dan ayah Langit masuk. Mereka memperhatikan anak dan menantunya.
"Wajah kamu kok merah sekali Nee?" tanya Ibu mertuanya.
"Apa menantu ayah sakit ?. Biar ayah resepkan obat" Ayah mertuanya yang jadi kepala di klinik pengobatan tradisional ikut bicara.
Gimana gak merah, aku dilihat tanpa sehelai pakaian pun sama putra kalian yang gak tahu sopan santun masuk kamar tanpa permisi.
"Gak apa kok Bu, Yah" jelasnya.
"Langit, kamu harus serius jagain menantu Ayah ini!"
"Iya Yah..." jawabnya malas.
"Ayah sama Ibu duduk aja dulu, ayo!" Neeha mengantarkan Ibu Mertuanya sambil membawakan bawaan dari Ibu Mertuanya.
Saat Neeha dan Ibu Mertuanya itu ke dapur. Ayah Langit, Sanjaya memuji betapa beruntungnya Langit mendapat istri seperti Neeha.
"Andai aja Ayah tahu, kalau dia gak bisa apa-apa. Dia gak bisa masak, gak bisa nyuci, gak bisa bersih-bersih rumah" Ucapan Langit mengalir begitu saja.
"Kamu lebih dewasa, kamu harus bisa sabar dan mengajarkannya pelan-pelan. Bagaimana juga kamu tahu betul dia adalah satu-satunya keturunan perempuan dari keluarganya!. dan juga kalian yang memutuskan untuk tidak mempekerjakan asisten rumah tangga kan...." Panjang lebar Ayahnya berpetuah.
*****
Di dapur...
"Ayo, kamu minum sekarang satu!"
Neeha melihat ramuan cair dengan aroma rempah yang amat kuat bewarna hijau kehitaman tersebut. yang baru saja dituang Ibu mertuanya ke dalam gelas bening.
Apa ini ramuan racun?. Baunya kerasa nyengat banget.
Neeha lalu dengan terpaksa meminum ramuan dengan menahan nafas. Agar rasa ramuan agak nano-nano dan bisa ditelan.
"Gimana? enak kan Nee?" tanya Ibu mertuanya.
Neeha hanya tersenyum, gak mungkin dia bilang rasanya aneh dan tidak enak. " Ini ramuan apa ya Bu?"
"Ramuan kesuburan. Ibu minum ini biar bisa cepat hamil dan awet muda" Ibu mertuanya nyengir gak karuan.
Neeha hanya bisa menanggapi Ibu mertuanya dengan senyuman canggung. Ramuan itu lalu dimasukkan ke kulkas.
****
Neeha mengupas buah-buahan bersama Ibu Mertuanya. Buah yang sudah bersih dan rapi terpotong diletakkan di atas piring keramik lebar, lengkap dengan 3 tusukan lidi yang menancap.
Mereka membawa buah-buahan ke meja tempat Para lelaki duduk. Tak lupa Neeha juga membawakan minuman dari teko bening berisi air hangat.
Selama 1 setengah jam Neeha mendengar celotehan Kedua mertuanya. Di tambah ia yang masih mengingat kejadian saat Langit menatapnya tanpa suara tadi tanpa sehelai pakaian.
Usai saling bercerita. Bukannya pulang, Kedua mertuanya itu justru ingin menginap selama malam ini. Mereka sengaja datang dengan taksi online.
****
Karena mertuanya memakai kamar tamu. Terpaksa Neeha sekamar dengan Langit.
Suasana yang benar-benar akward. Neeha hanya dapat duduk di atas Ranjang dan mereka diam.
Kalo dia gak minta maaf awas aja
Langit mengeluarkan selimut dan kain lebar dari lemari. Lalu membentangkannya di lantai samping ranjang.
"Kamu mau tidur di ranjang atau di bawah?" tanya Langit.
"Di kasur" jawabnya ketus.
"Kalo gitu saya di bawah" Langit mulai duduk.
"Mas..."
Langit menatap wanita yang sedang duduk di ranjangnya. Neeha berpangku tangan, menatap matanya tajam.
"Aku harusnya dapat permintaan maaf gak sih Mas, atas kejadian tadi"
Langit diam dan berpikir. Setelah cukup lama diam. Langit menatap Istrinya "Kenapa?, kita kan sudah sah" Langit merebahkan badannya.
Hah, whatt sudah sah. Dasar Brengsek. Kita cuma pura-pura di Depan orang lain bukan di rumah.
****
Baik Neeha dan Langit sama-sama berusaha melelapkan mata. Mereka mendadak insomnia.
Langit masih terbayang gambaran Neeha. Untuk pertama kalinya, walau sudah kepala tiga. Ia belum pernah melihat langsung tubuh seorang wanita yang polos tanpa tertutup benang sehelai pun.
dan Neeha juga sama, ditambah efek ramuan yang membuat perutnya terasa agak kembung. Neeha mengusap perutnya pelan dan berusaha tidur.
*****
Saatnya Dua Mertua mulai menggibah...
Setelah Nyonya Sanjaya itu menyebutkan perlakuan Neeha. dan rencananya. Sanjaya hanya terdiam
"Jadi, menurut Ayah gimana?"
"Saya oke saja, kita harus bersyukur mereka tidak menolak pernikahan. Untuk urusan anak, biar itu jadi urusan mereka Bu. Kita tidak bisa terlalu mencampuri, atau nanti kita dicap jadi Mertua menyebalkan"
"Tapi Ibu juga mau segera punya cucu Yah. Kaya orang-orang komplek loo"
"Sabar Bu, Biarkan Mereka saling memahami dahulu" Tegur suaminya.
"Iya sih Yah, pokoknya Ibu udah seneng Nee jadi Mantu kita" Istrinya tersenyum puas. "Menantu yang manis dan cantik, sopan pada Orangtua"
"Ayah juga, sikap kaku dan dingin Langit, dan tidak percaya cinta lagi. Semoga bisa agak mencair ya Bu"
"Kalau kaku dan dingin itu kan turunan bapaknya. Kalau Gak percaya cinta sih,...Seratus lima puluh persen. Ibu yakin Nee pasti bisa merubah Langit. Pasti Putra kita bisa merasakan cinta lagi Yah"
Ibu berhenti sebentar. "Semoga Wanita jahat itu tidak kembali lagi Yah, kalau dia kembali..."
"Wussh Bu, sudah, yang lalu jangan diingat lagi!" suaminya melarang.
"Ibu masih kesal Yah, tiap ingat wanita itu. Ibu pikir dia tulus sama Putra kita. Tapi demi cinta palsu Pria lainnya yang bahkan sudah beristri Diaa... tega..."
"Bu, sudah. Itu sudah berlalu"
...
Wanita itu adalah penyebab begitu terlukanya Langit. Mereka berencana menikah saat usia 25 Tahun.
Tapi Wanita itu justru mengaku bahwa ia sudah tidur dengan Pria lain, mengatakan semua mimpinya akan terjamin. Mengatakan bahwa cinta itu buta dan bisa ditentukan untuk siapa saja yang harus.
Wanita itu meninggalkan Langit ketika berusia 24 Tahun. Usia yang masih muda dan pikiran dangkal yang mempercayai cinta di depan mata.
Wanita itu pergi tanpa rasa bersalah. Sementara Langit sangat terpukul dan mencari dimana kurangnya ia dalam hal ketulusan. Langit tidak bisa mencintai wanita manapun lagi sejak saat itu, hingga kini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Bintangfajar21
wah, apakah ada laki-laki yang seperti Langit ya kak? Ditinggal karena diselingkuhi pun masih intropeksi diri
2022-04-05
0