Umi menerima alasan Tamara, bahkan tidak curiga sedikit pun. Warga di sekitar juga tidak ada yang berani melapor karena mereka tahu bagaimana keluarga Reza.
Selain itu Umi sudah mengatakan akan memberikan waktu untuk refresing dengan cara bergantian dan ada pengawasan.
Pengawasan pondok hanya memantau ketika di pantai saja. Sedangkan Tamara ia masuk ke dalam toko.
****
Beberapa bulan kemudian.
Semua murid kelas dua belas di sekolahan Tamara tampak antusias, mereka menanti pengumuman kelulusan setelah beberapa hari mengikuti ujian akhir sekolah.
Tamara termasuk anak pintar di sekolah. Ia selalu mendapat peringkat satu di kelasnya, bahkan dulu ketika di kota ia kerap menjuarai lomba Olimpiade. Hanya saja dia salah pergaulan dan membuatnya tak lagi rajin belajar.
Dalam pergaulannya dengan geng yang di ketuai oleh Mega itu ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk jalan dan tongkrong.
Di pondok ini sekarang dirinya sudah mulai kembali rajin belajar, selain karena tak ada yang mengajaknya salah bergaul, juga karena Tamara ingin memberikan hasil terbaiknya kepada Ayahnya. Gadis cantik itu takut kalau Permana, sang Ayah akan menambah hukumannya.
Semua tampak lega setelah membaca pengumuman kelulusan yang ditempel di mading sekolah. Tahun ini tidak ada yang gagal.
Tidak seperti sekolahan di kota, pasti setelah ini mereka akan mengadakan pesta, konvoi di jalanan, dan saling mengotori baju mereka dengan tanda tangan teman-temannya.
Suasana di pondok hanya beberapa saat saja ramai. Beberapa jam kemudian mereka pulang ke pondok.
Ada banyak murid yang dikunjungi orang tuanya. Tapi kedua orang tua Tamara hari ini menelepon, mereka tidak bisa datang ke pondok sebab pekerjaan mendadak dan harus keluar kota, sedangkan Difa dititipkan kepada Kak Safira.
Kak Safira adalah anak pertama dari pasangan Permana dan Sari. Kak Safira datang ke rumah menemani Difa bersama anaknya yang berusia lima tahun. Ayah menyuruhnya karena dirasa anak kak Safira paling besar sehingga bisa diajak menemani Difa.
Sedangkan kedua kakaknya baru saja melahirkan, hanya berjarak beberapa bulan dari keduanya.
Tamara hanya menghabiskan waktunya di kamar setelah pengumuman itu. Gadis cantik pujaan Reza itu terus melamun lantaran ke dilemaannya.
Pengumuman kelulusan itu bahan dilemanya saat ini. Ia harus senang atau sedih.
Jika saat itu ia tidak bertemu dengan Reza dan membuatnya jatuh cinta mungkin hari ini adalah hari bahagianya, hari yang paling ditunggunya selama dua tahun lalu.
Namun, semua berubah menjadi indah. Hari-harinya selalu berbunga, dirinya juga semakin semangat belajar dan mengaji. Bahkan dia sudah khatam dua kali. Tentu itu membuat Permana dan Sari bangga, Tamara dulu masih sangat terbata dalam mengajinya saat awal masuk pondok.
Sekarang ada Reza yang memberatkan langkahnya untuk pulang lagi ke kota.
Ditambah memikirkan bagaimana reaksi Ayahnya, jika Reza nanti akan melamarnya di depan Ayah secepat itu.
Umi terdengar mengetuk pintu kamarnya, ia memanggil Tamara karena Ayahnya menelepon. Lamunannya membuyar sementara.
Tamara segera mengambil gagang telepon yang di letakkan Umi di sebelah badan telepon. Terdengar di ujung telepon suara mesin sedang dijalankan.
“Ayah,” ucapnya lirih
“Nak, bagaimana hasil kelulusanmu? Maafkan Ayah belum bisa menjenguk ataupun menjemputmu dalam waktu dekat ini.”
“Tak apa, Yah. Alhamdulillah aku lulus. Untuk nilainya besok ayah lihat saja sendiri.”
“Baiklah. Mungkin bulan depan Ayah baru bisa kesana. Sekalian menjemputmu pulang.”
“Pulang?”
“Iya. Kamu sudah selesai kan,” tanya Permana
“I-ya,Yah, sudah..” jawabnya gugup
“Bukankah kamu menanti hal itu?”
“ Hmmm, iyaa Ayah.”
Tamara tak berani mengatakan tentang hubungannya dengan Reza.
Percakapan di ujung telepon sudah terputus. Saat dirinya berbalik badan hendak berjalan menuju kamarnya ia menabrak sesuatu disana.
Suatu badan yang bidang, tubuh tinggi, melebihi Reza. Bukan tampan tapi kali ini manis. Tamara hanya menundukkan pandangan, sepertinya ia tahu siapa yang telah di tabraknya itu. Itu karena tercium bau parfum yang menempel pada tubuh itu.
Siapa lagi kalau bukan gurunya mengaji, yang kerap di panggil ustad Ziddan.
Ustad Ziddan memang mengajarinya mengaji sebelum menyetor kepada Umi. Khusus untuk santri yang masih awal memulai belajar ngaji saja. Jika sudah masuk tahap hafalan tidak berhadapan dengan ustad Ziddan lagi.
...**Apakah Tamara akan segera mengatakan hubungannya dengan Reza kepada Ayah?...
Lalu bagaimana reaksi Ayah?
Terimakasih sudah setia membaca 🥰🥰🥰🥰🥰**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
KesyaArni
Haio milih spa reza ap zidan...
Mau nbak mungkin tamara di paksa nikah ma zidan yak 🤔
2022-03-03
0
_Ndah
bakal goyah ga ya si tamara🤔
2022-03-02
0
Essy Juni
cinta segitiga nih kayanya 🤭
2022-03-02
0