Pernikahan Terpaksa Tamara

Pernikahan Terpaksa Tamara

Bab 1

“Ayah tidak mau tahu, kamu tetap akan ayah pindahkan ke pesantren!” Terdengar suara keras itu dari dalam rumah yang cukup megah di sebuah kota.

“Tapi, Yah. Apa aku salah membela temanku? Aku hanya....”

“Cukup banyak ulah yang kamu buat, itu sudah cukup membuat Ayah malu. Kamu persiapkan dirimu, besok Ayah akan urus semuanya.” Laki-laki bertubuh kekar itu masuk ke dalam kamar paling besar di rumah itu. Ia menutup pintu dengan keras.

“Bu, tapi aku...” Tamara menatap nanar ibunya.

“Sudah, ikuti saja kemauan Ayahmu. Itu yang terbaik untuk masa depanmu, Nak.” Wanita yang melahirkannya itu mengelus punggung anaknya dengan lembut.

“Kamu disana akan belajar menjadi wanita sholehah, Nak. Disana juga dekat dengan rumah nenek.”

Tamara adalah gadis cantik berkulit putih, kecantikannya seperti bidadari. Tetapi sayang dia salah pergaulan di sekolahannya. Ia bersama geng nya selalu membuat onar di sekolah, sehingga sering kali kedua orang tuanya mendapat surat panggilan.

Jika hidupnya di desa, mungkin dia akan disebut bunga desa. Banyak laki-laki yang mendekatinya. Tapi dirinya belum pernah tertarik dengan siapa pun laki-laki. Tamara bisa dikatakan gadis yang agak tomboy tidak suka berpenampilan feminim apalagi jika ia akan dikirimkan ke pondok. Yang artinya dia akan merubah penampilannya drastis. Setiap harinya akan memakai sarung dan baju yang longgar, juga berhijab.

Belum lagi kebiasannya yang suka tongkrong tidak jelas akan menghilang begitu saja.

***

Keesokan Harinya di sekolah.

Tamara berjalan menunduk dengan muka muramnya. Ia mengarah ke ruang kelasnya untuk berpamitan dengan semua teman-temannya, tak lupa teman satu gengnya.

“Lo yakin, Ra?” tanya Mega ketua geng

“Tak ada pilihan lain, Ga.”

“Masak Lo ga bisa bujuk bokap lo sih?”

“Bokap gue kalo udah ketok palu gak bisa di ganggu gugat.”

“Yahh, Ra. Masak beneran Lo bakal mondok sih. Apa lo yakin bakal betah?”

Teman-temannya terus saja merayu Tamara agar tak jadi pindah, sebab gadis itu terlalu baik. Ia sering membayarkan makanan ketika tongkrong. Tentu saja gengnya sangat menyukai Tamara.

“Maaf semuanya. Mungkin ini yang terbaik buat masa depan gue. Gue harap kalian gak akan melupakan gue. Gue pamit.”

Tamara meninggalkan tempat itu dengan langkah berat, laki-laki tampan sudah menunggunya di mobil.

“Ayo kita pulang, Yah.”

“Kamu sudah berpamitan dengan semuanya?”

“Sudah, Yah.”

Permana menjalankan mobilnya dengan laju cepat. Hari ini sudah menjelang siang, ia harus segera mengambil barang-barang anaknya yang sudah di siapkan istrinya.

Dirumah ada Mang Dadang yang tampak siap mengangkut beberapa koper dan tas yang kebanyakan isinya baju baru untuk Tamara mondok. Hampir semuanya baru, karena memang tak ada baju Tamara yang masuk kriteria mondok.

Sebelum berangkat ke pondok, Tamara berpamitan dengan ketiga Kakaknya yang tak kalah cantik darinya. Ayahnya sengaja menghubungi mereka agar berkumpul dirumah untuk kepergian Tamara.

Ketiga kakak Tamara memang sudah memiliki rumah sendiri, mereka ikut suaminya masing-masing. Tetapi diantara semua anaknya memang hanya Tamara yang menyalahi garis keturunan Ayah dan Ibunya. Hanya Tamara yang salah bergaul. Meski ia juga memiliki adik tapi adiknya memiliki sifat yang lembut dan feminim sama dengan ketiga kakak perempuannya.

Pasangan Permana dan Sari memiliki lima anak perempuan yang cantik-cantik. Tak di pungkiri lagi karena pasangan tersebut juga tampan dan cantik.

“Kak, aku pamit ya.” Tatapan nanar Tamara kepada ketiga kakaknya bergantian.

“Hati-hati. Jaga diri di pondok ya, kakak akan merindukanmu.”

“Iya, Kak. Aku juga bakal rindu.”

Ia menunduk memegang pundak kecil yang tingginya hanya seperutnya.

“Dek, kamu baik-baik ya di rumah. Jaga Ayah Ibu dengan baik. Jangan seperti Kakak.”

Adiknya yang masih duduk di kelas satu menengah pertama menangis tersedu. Haru menyelimuti ruangan penuh kerapian itu.

“Kak, aku ga punya teman lagi di rumah. Kak, jangan pergi.” Difa semakin merengek, ia berlari menghampiri Ayahnya.

“Ayah, jangan pisahkan Difa dengan Kak Tamara. Difa kesepian, Ayah dan Ibu sibuk bekerja.”

“Sayang, kalian hanya berpisah dua tahun ke depan kok. Itu juga kalo nanti kamu rindu Ayah akan mengantarkanmu bertemu kak Tamara disana. Ayah janji.”

Tamara saat ini duduk di kelas dua pertengahan semester. Jadi kurang lebih ia akan mondok selama dua tahun disana.

“Ayah janji ya.”

“Iya sayang.”

Tamara diantar Ayah dan Ibunya yang di kemudikan Mang Dadang, sopir pribadinya.

Perjalanan ini sangat jauh. Rumah nenek Tamara dari ibunya berada di ujung selatan, dekat dengan pantai.

Karena mobil penuh dengan barang, jadi Difa tidak bisa ikut mengantar. Ia di rumah di temani ketiga kakaknya. Para suami mereka tak ikut pulang ke rumah karena tak bisa mengambil cuti dadakan.

Kak Safira, Kak Karina, dan Kak Ayu, adalah ketiga kakak Tamara. Mereka bertiga hampir mirip meski terpaut usia beberapa tahun.

Deburan ombak sudah mulai terdengar dari dalam mobil yang memecah hujan kala sore itu. Mang Dadang menepikan mobilnya di sebuah pondok pesantren ternama di wilayah itu. Ayah Tamara juga sangat mengenal pemimpin pondok itu. Itu sebabnya Tamara di kirim kesana agar Ayahnya dapat memantau lewat seseorang yang ia kenal disana.

Haji Maskuri, ulama terkenal di pondok itu. Dulu Permana mengenal Sari melalui beliau, Sari adalah murid terbaiknya. Sedangkan Permana teman semasa SMA-nya. Jadi usia keduanya lumayan terpaut jauh. Kendati begitu, Permana tetap terlihat awet muda dengan ketampanannya.

“Saya titipkan anak saya kepada anda, teman baikku,” Ayah merangkul Tamara kuat.

“Serahkan semua pada kami, insyaAllah kami akan menjaganya dengan baik. Tak usah cemas.”

“Terima kasih. Saya percaya itu.”

Ibu Tamara hanya bisa menghapus air mata yang membasahi pipinya. Meski beliau dulu juga merasakan mondok di tempat yang sama, tetapi sebagai seorang Ibu belum pernah merasakan ditinggal anaknya mondok. Hanya Tamara.

Nalurinya sebagai ibu tetap tidak bisa ia tutupi. Ada sedikit sesak di dada atas perpisahan dengan anaknya.

Tamara memeluk erat ibunya yang terisak pelan. Ia yang terlihat tomboy sebenarnya tak kuasa lagi jika harus berpisah dengan ibunya. Wanita terdekatnya selama ini.

Setelah kepergian Ayah dan Ibunya, Tamara tak henti menangis. Derai air matanya masih mengalir mengiringi kegiatan menata baju-bajunya di lemari yang sudah mereka sediakan untuk Tamara.

Ditemani Rista, teman barunya yang juga sekamar ia membereskan barang-barang.

“Sudah, jangan menangis terus. Kamu akan baik-baik saja disini. Aku akan menjadi teman baikmu. Namaku Rista,” ucap gadis itu mengulurkan tangannya.

“Terima kasih. Aku Tamara.”

Keduanya bersalaman sambil bercengkrama hingga masuk waktu magrib.

“Sudah magrib. Ayo kita segera ke masjid, jangan lupa pakai mukena sekalian.”

“Iya. Tunggu aku.”

Seusai sholat magrib berjamaah, kegiatan harian adalah menyetor ayat bagi penghafal Al- Qur’an.

Tetapi Tamara masih tahap awal belajar mengaji. Ia hanya menyetor bacaan. Semua memaklumi Tamara dan menerimanya dengan baik.

“Ternyata begini rasanya mondok,” ucap Tamara ketika sudah berbaring di atas kasurnya yang kecil. Tak seperti di rumahnya yang sangat luas.

“Iya, Ra. Aku menikmatinya.”

“Bagaimana kamu bisa menikmati? Apa ini adalah kemauanmu sendiri?”

“Tidak. Ini juga karena baktiku kepada kedua orang tua ku. Tapi ketika semua di nikmati akan menjadi mudah kita lakukan. Kalau kita selalu menyesali dan membandingkan maka akan sulit menjalaninya.”

“Oh begitu. Aku akan coba menikmati. Ohya, aku lupa belum beli kebutuhan pribadiku seperti alat mandi.”

“Tak apa, nanti ku antar ke toko dekat persantren ini.”

“Apa kita di izinkan keluar?”

“Iya. Asal tak lama dan tidak melebihi jam yang di tentukan. Habis isya’ kita kesana.”

***

Terpopuler

Comments

Mala Mukamalah

Mala Mukamalah

Baca karya baruku "PELAKOR PILIHAN MAMA MERTUA" yuk 🥰

2022-09-25

0

Mala Mukamalah

Mala Mukamalah

Hallo semuanya, mampir di karya keduaku yuk, judulnya Mr. H Tampan Tapi PHP 😍😍😍 pasti baper dehhh

2022-06-18

0

Taehyung

Taehyung

nyimak

2022-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!