Setelah berjalan beberapa menit akhirnya mereka sampai di UKS dan segera Asty mengobati luka Andri.
"AW.. pelan-pelan donk. sakit tau" Andri pura-pura kesakitan agar Asty percaya kalo dia benar-benar terluka.
"aish.. luka gini ajah sakit, apa dia gak pernah jatuh waktu maen." batin Asty memegangi kapas berisi obat luka.
"iya iya maaf." jawab Asty sedikit jengkel lalu melanjutkan tugasnya mengobati Andri.
Setelah selesai, mereka pun bergegas memasuki ruang kelas mereka. Andri adalah adik dari Nico teman sekelas Laras waktu masih sekolah dasar dulu yang tidak lain adalah orang yang sering menjahili Asty.
"salah apa aku yaaa, udah ga di bully lagi sama kakaknya eh sekarang sama adiknya." batin Asty seraya berjalan menuju tempat duduknya.
"ehh lo mau kemana?" teriak Andri mengagetkan lamunan Asty.
"ah.. ya mau ke tempat duduk aku lah, masa mau ke kantin kan belum istirahat." jawab Asty mulai berani saking jengkelnya di atur-atur oleh Andri.
"mulai sekarang lo duduk di sebelah gue." ujar Andri santai tanpa menghiraukan pandangan anak-anak lain.
"a-apa..? ya ngga bisa gitu donk. aku kan punya tempat duduk sendiri, seenaknya aja ngatur-ngatur orang." bantah Asty dengan nada tinggi, tanpa di sadari Asty mulai berani berbicara tidak seperti biasanya tiap kali di bully dia hanya diam saja.
"nah gitu donk jawab, jangan diem ajah kalo ditindas." batin Andri dengan senyum kecilnya.
"yaa lo kan asisten gue seminggu ini, jadi lo harus di deket gue terus lah. ntar kalo gue butuh apa-apa gimana, kan tempat duduk lo jauh dari sini" jelas Andri menatap Asty yang tengah berdiri di sebelahnya.
"hiihh.. baiklah" Asty memutar kedua bola matanya kemudian duduk di sebelah Andri dengan malas.
Asty dan Andri pun duduk bersebelahan dalam satu meja. Tiba-tiba nenek sihir datang, siapa lagi kalo bukan Nuri.
"wouy.. ngapain lo duduk deket Andri." Nuri menggebrak meja tepat di depan mata Asty yang membuatnya terkejut.
Andri sengaja pura-pura tidak mendengarnya, ia ingin melihat apakah Asty juga berani menjawab perkataan Nuri.
"kamu mau duduk di sini? silahkan, sekalian gantiin saya juga boleh banget. saya juga tidak mau duduk di sini." jawab Asty merubah posisinya dari duduk ke berdiri menatap kesal wajah Nuri.
"oh bagus kalo gitu, minggir lo." perintah Nuri seraya mengayunkan tangannya menyuruh Asty menjauh.
Setelah Asty pergi, Nuri pun segera duduk di sebelah Andri. Tapi betapa terkejutnya Nuri mendengar respon Andri.
"suruh siapa lo duduk di tempat gue." tanya Andri ketus dengan mata yang masih fokus ke bukunya.
"Andri.. masa si gembel itu duduk deket lo di biarin ajah, nanti kamu ga fokus belajarnya lagi." jawab Nuri melirik Asty yang sudah kembali duduk di tempat duduk biasanya.
"mulut lo, bisa di jaga omongannya ngga." Andri tiba-tiba menutup bukunya dan berdiri memaki Nuri.
"dia itu manusia, sama kayak kita. punya hati punya perasaan, bisa nggak sih lo gak nyakitin hati orang lain." tambah Andri sambil menunjuk Asty seolah Andri membela Asty.
"astaga Andri.." batin Asty terkejut melihat sikap Andri.
Nuri hanya bisa diam melihat amarah Andri yang tiba-tiba meledak.
"Asty, sini lo." panggil Andri kemudian Asty langsung menghampiri Andri dengan menundukan kepala.
"oh jadi lo belain cewek gembel ini. okeh, tuh duduk lo di sini." Nuri bangkit dari kursi sebelah Andri kemudian meninggalkan Asty dan Andri.
"duduk sini lo, jangan berani pergi kayak tadi lagi." pinta Andri pada Asty. "awas kalo lo berani-berani lawan perintah gue, gue laporin lu ke orang tua gue." ancam Andri.
"lah kenapa jadi bawa-bawa orang tua." Asty terkejut, membayangkan kengerian apa yang akan didapatkannya dari orang tua Andri yang kaya raya dan berani melakukan apa saja ketika mereka kesal.
"yaa lu udah bikin gue luka gini, pasti orang tua gue ga terima terus di samperin dah tuh orang tua lu." jelas Andri menakut-nakuti Asty.
"waduh jangan donk, jangan bilang-bilang orang tua kamu." Asty terkejut sampai menggoyang-goyang tangan Andri.
Andri hanya diam melihat tangannya di goyang-goyangkan oleh anak manja yang satu ini.
"eh maaf.. maaf." Asty reflek melepaskan tangannya setelah Andri menatap tangannya.
"dasar anak manja, pantes abang gue seneng jahilin lu." ketus Andri membuat Asty menunduk terdiam.
"jadi anak jangan manja banget coba, kalo lu gak mau jadi bahan bullyan anak-anak." tambah Andri masih tetap menatap bukunya.
Sepertinya perkataan Andri masuk dalam memori Asty dan membuatnya belajar untuk berubah agar tidak jadi bahan bullyan anak-anak lain.
"bener juga apa kata cowok rese ini, aku harus bisa berubah lebih kuat lagi biar ngga jadi bahan bullyan anak-anak." batin Asty sambil mengepalkan tangannya tanda menyemangati diri.
Andri melirik ke arah Asty yang sedang menyemangati diri sendiri sambil melengkungkan senyumnya.
"Lo pasti bisa, buktiin ke mereka kalo lo nggak se lemah itu Asty." batin Andri yang sedang melirik ke arah Asty.
Sementara Nuri masih tidak percaya kenapa Andri membela Asty. Andri dan Nuri sama-sama anak dari keluarga terpandang di desa itu, Nuri berpikir harusnya ia dan Andri bisa berteman baik.
"sialan tuh anak, kenapa dia bisa deket sama Andri sih, dia kan gak se level sama Andri. dasar gembel, anak miskin ajah belagu. Awas ajah lu Asty, gue bakal bikin perhitungan sama lu." batin Nuri sambil memandang ke arah Asty dan terus mengepalkan tangannya.
Bel pun berbunyi, tanda pelajaran pertama akan di mulai pagi ini. Tak lama kemudian bu Dina pun masuk ke kelas.
"anak-anak sekarang kumpulkan PR kalian." pinta bu Dina yang sudah duduk di tempatnya.
"aduh mati aku." gumam Asty mengeluarkan buku dengan perlahan dari dalam tasnya.
"nih sekalian punya gue kumpulin." pinta Andri memberikan bukunya pada Asty dengan senyum jahatnya.
"iya.." Asty mengambil buku dari tangan Andri kemudian bergegas menuju meja bu Dina.
"selama ibu meriksa PR kalian, kerjakan halaman 37 nanti kita bahas bersama." perintah bu Dina dan di iyakan semua murid di kelas.
Murid-murid pun mengerjakan tugas yang di berikan bu Dina.
"ya ampun... ini gimana cara ngerjainnya, bener-bener ngga ngerti sama sekali." gumam Asty sambil menggelengkan kepalanya.
Asty memang sangat tidak suka pelajaran matematika, menurutnya itu adalah pelajaran yang membuat kepalanya terasa di putar-putar oleh badut gendut dan jelek, betapa mengerikan pelajaran itu baginya.
"kenapa lu?" Andri menatap Asty yang tengah menggelengkan kepalanya.
"hehehe.. ngga kenapa-kenapa kok." jawab Asty memperlihatkan gigi gingsulnya.
"pasti ga bisa ngerjain nya kan? udah deh ngaku ajah." tebak Andri membuat Asty tertunduk malu.
"sini, gue ajarin." ajak Andri menarik buku Asty.
Dengan senyum bahagianya Asty menerima ajakan Andri untuk mengajarinya.
Andri, cowok kulkas yang jarang sekali pergi keluar bersama teman-temannya. Ia memilih untuk membaca buku-buku pengetahuan, namun itu tidak membuatnya memiliki label kutu buku, malah ia menjadi idaman semua cewek di kelasnya kecuali Asty, ia tidak pernah tertarik pada siapa pun karena ia sadar dia tidak cantik seperti anak-anak lainnya.
"sampe sini ngerti ngga?" tanya Andri setelah selesai mengajari Asty.
"iya ngerti.. ngerti. ternyata segampang itu yaa, baru nyadar sekarang. hahaha.." Asty menertawakan dirinya sendiri.
"manis banget sih lo kalo lagi ketawa. coba tiap hari lo kayak gini, gue benci liat lo nangis tau." batin Andri memandangi Asty.
.
.
.
.
.
.
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
~••vika••~:)
lanjutttt kakak
2022-03-05
2